Minggu, 28 Juli 2013

laporan praktikum enzym


  1. Tujuan
1.      Untuk mengetahui adanya ezym amilase saliva
2.      Menguji faktor-faktor yang mepengaruhi tehadap kerja enzym
  1. Landasan Teori
Amilase saliva adalah enzim yang terdapat dalam air ludah. Enzim ini bekerja pada pati dan dekstrin (atau juga Glikogen ) dan mengubahnya menjadi maltosa, dengan hasil antara amilo dekstrin, eritrodekstrin, dan aktrodekstrin. Sekitar 1500 air liur disekresi per hari. pH saliva saat kelenjar istirahat sedikit lebih rendah dari 7,0, tetapi selama sekresi aktif, pHnya mencapai 8,0. Air liur mengandung dua enzim pencernaan: lipase lingual, yang disekresi oleh kelenjar di lidah, dan α-amilase saliva, yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar saliva. Saliva juga mengandung musin, yaitu glikoprotein yang melumasi makanan, mengikat bakteri, dan melindungi mukosa mulut. Saliva juga mengandung immunoglobulin sekretorik IgA; lisozim, yang menyerang dinding kuman; laktoferin, yang mengikat besi dan bersifat bakteriostatik; dan protein kaya-plorin yang melindung email gigi dan mengikat tannin yang toksik.
Saliva mempunyai sejumlah fungsi penting, antara lain memudahkan kita menelan, mempertahankan kelembaban mulut, bekerja sebagai pelarut molekul yang merangsang indera pengecap, membantu proses bicara dengan memudahkan pergerakan bibir dan lidah, dan mempertahankan kebersihan mulut dan gigi. Saliva juga mempunyai daya antibakteri, dan penderita defisiensi salivasi (xerostomia) mempunyai insidens karies gigi yang lebih tinggi daripada normal. Sistem dapar saliva membantu mempertahankan pH mulut sekitar 7,0. Sistem ini juga membantu menetralkan asam lambung dan menghilangkan nyeri ulu hati (heartburn) bila getah lambung mengalami regurgitasi ke dalam esophagus.
Komposisi ion air liur sangat bervariasi dari spesies ke spesies dan dari kelenjar ke kelenjar. Akan tetapi, umumnya saliva yang disekresi di dalam asini mungkin isotonik, dengan konsentrasi Na+, K+, Cl-, dan HCO3- yang mirip dengan komposisi plasma. Duktus ekskretorius dan mungkin duktus interkalaris yang bermuara ke dalam duktus ekskretorius memodifikasi komponen saliva dengan mengambil Na+ dan Cl- dan menambahkan K+ dan HCO3-. Duktus tersebut relative impermeable terhadap air. Jadi, pada aliran saliva yang lambat, saliva yang sampai ke mulut bersifat hipotonik, sedikit asam, dan kaya akan K+ tetapi relatif kurang Na+ dan Cl-. Jika aliran saliva cepat, komposisi ion tidak memiliki cukup waktu untuk berubah di dalam duktus. Akibatnya, meskipun pada manusia tetap bersifat hipotonik, saliva lebih cenderung isotonik, dengan konsentrasi Na+ dan Cl- yang lebih tinggi. Aldosteron meningkatkan konsentrasi K+ dan menurunkan konsentrasi Na+ saliva dengan kerja yang analog seperti kerja hormone di ginjal, dan terlihat rasio Na+/K+ saliva yangtinggi bila jumlah aldosteron berkurang pada penyakit Addison.
Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis, selain itu juga ada beberapa kelenjar bukalis yang sangat kecil. Sekresi saliva normal harian berkisar 800-1500 ml. Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama : (1) Sekresi serosa yang mengandung ptialin (suatu α-amilase), yang merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat, dan (2) Sekresi mucus yang mengandung musin untuk tujuan perlindungan dan pelumasan. Kelenjar parotis hampir seluruhnya menyekresi tipe serosa, sementara kelenjar submandibularis dan sublingualis menyekresi mucus dan serosa. Kelenjar bukalis hanya menyekresi mucus. Saliva mempunyai pH antara 6,0-7,0; suatu kisaran yang menguntungkan untuk kerja pencernaan dari ptialin.
  1. Alat dan bahan
1.    Alat
Tabu reaksi
Kertas saring
Pipet tetes
Penjepit tabung
gelas ukur 100 ml
Pemanas spirtus
Becker glass


2.      Bahan
Aquadest
Laruta benedict
Saliva
Es batu
Larutan glukosa 0,1 %, 0,5 %, 1 %, 5%
NaOH 0,1 M
HCL 0,1 M
Larutan amilum

Larutan iodium

  1. Prosedur Percobaan dan Hasil Pengamatan
1.       Kontrol
No
Perlakuan
Hasil (warna)
Keterangan
1
Larutan amilum (1ml) + larutan iodium (1ml)
Kuning

2
Larutan amilum (1ml) + larutan benedict (1ml)       panaskan
Biru
Terdapat gelembung
3
Larutan amilum (1ml) + larutan saliva (1ml)        diamkan 5 menit kemudian bagimenjasi 2 bagian. Larutan 1 + benedict       panaskan ?
Larutan 2 + lar iodium ?





Abu



Kuning bening

4
Glukosa 0,1 % (1ml)  lar benedict (1ml)        panaskan ?
Orange kecoklatan

5
Glukosa 0,5 % (1ml)  lar benedict (1ml)        panaskan ?
Orange

6
Glukosa 1 % (1ml)  lar benedict (1ml)        panaskan ?
Merah bata

7
Glukosa 5 % (1ml)  lar benedict (1ml)        panaskan ?
Orange

8
Glukosa 0,1 % (1ml)  lar iodium (1ml)
Kuning

9
Glukosa 0,5 % (1ml)  lar iodium (1ml)
Kuning

10
Glukosa 1 % (1ml)  lar iodium (1ml)
Kuning kemerahan

11
Glukosa 5 % (1ml)  lar iodium (1ml)
Kuning


2.       Pengaruh suhu
No
Perlakuan
Hasil
(warna)
Keterangan
1
Tabung I = 2 ml amilum + 1 ml saliva àsimpan pada suhu 0°C kemudian uji dengan lar iodium ?  lar benedict, panasakn ?


2
Tabung II = 2 ml amilum + 1 ml saliva àsimpan pada suhu 37 °C kemudian uji dengan lar iodium ?  lar benedict, panasakn ?



3

Tabung II = 2 ml amilum + 1 ml saliva àsimpan pada suhu 80 °C kemudian uji dengan lar iodium ?  lar benedict, panasakn ?



3.       Pengaruh waktu

No
Perlakuan
Hasil
(warna)
Keterangan

Amilum 10 ml + saliva 2 ml à bagi menjadi 4 bagian dengan waktu :
-          0‘ àlarutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?
-          2‘ à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?
-          4‘ à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?
-          6’ à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?
-           












4.       Pengaruh enzym engan berbagai kosentrasi
No
Perlakuan
Hasil
(warna)
Keterangan

Isi 6 tabung reaksi dengan aquadest masing-masing 9 ml + 1ml saliva àlakukan pengenceran sampai 10-6
Tabahkan masing-masing amilum 2 ml simpan 5 menit à masing-masing uji dengan :



-                         Tabung I à larutan iodium ?

  Lar. Benedict, panaskan ?
Ungu muda
Ungu
-

-

-                         Tabung II à larutan iodium ?

Lar. Benedict, panaskan ?

Hitam kebiruan
Biru langit
Ada endapan

-

-                         Tabung III à larutan iodium ?

  Lar. Benedict, panaskan ?

Hitam kekuningan
Biru langit
-

Ada endapan

-                         Tabung IV à larutan iodium ?

Lar. Benedict, panaskan ?

Kuning kehitaman
Biru lagit
-

-

-                         Tabung V à larutan iodium ?

 Lar. Benedict, panaskan ?

Hijau keitaman
Biru
-

-

-                         Tabung VI à larutan iodium ?

 Lar. Benedict, panaskan ?

Hitam kekuningan
Biru
Ada endapan

Ada endapan

5.       Kosentrasi subtat
No
Perlakuan
Hasil
(warna)
Keterangan

Isi 6 tabung reaksi dengan aquadest masing-masing 9 ml + amilum  1ml àlakukan pengenceran sampai 10-6
Tabahkan masing-masing saliva 2 ml simpan 5 menit à masing-masing uji dengan :



-                         Tabung I à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                         Tabung II à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                         Tabung III à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                         Tabung IV à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                         Tabung V à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                         Tabung VI à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?







6.       Kosentrasi asam
No
Perlakuan
Hasil
(warna)
Keterangan

Isi 6 tabung reaksi dengan aquadest masing-masing 9 ml + HCL  1ml àlakukan pengenceran sampai 10-6
Tabahkan masing-masing amilum 2 ml + saliva 2 ml simpan 5 menit à masing-masing uji dengan :




-                         Tabung I à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                         Tabung II à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                         Tabung III à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                         Tabung IV à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                          
-                         Tabung V à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?




-                         Tabung VI à larutan iodium ?
  Lar. Benedict, panaskan ?





7.       Kosenrtrasi basa
No
Perlakuan
Hasil
(warna)
Keterangan

Isi 6 tabung reaksi dengan aquadest masing-masing 9 ml + NaOH 1ml àlakukan pengenceran sampai 10-6
Tabahkan masing-masing amilum2ml + saliva 2 ml simpan 5 menit à masing-masing uji dengan :




-                         Tabung I à larutan iodium ?

 Lar. Benedict, panaskan ?

Putih

Bening kebiruan
Terdapat endapan dipermukaan bawah
Terdapat lendir di bawah biru

-                         Tabung II à larutan iodium ?

 Lar. Benedict, panaskan ?

Putih

Ungu
Terdapat endapan
Terdapat lendir di atas ungu

-                         Tabung III à larutan iodium ?



Lar. Benedict, panaskan ?

Putih



Ungu
Terdapat endapan  dibawah putih
Terdapat lendir  di bawah ungu

-                         Tabung IV à larutan iodium ?



  Lar. Benedict, panaskan ?

Bening



Ungu
Terdaapat endapan dibawah lendir
Terdapat lendir

-                         Tabung V à larutan iodium ?


Lar. Benedict, panaskan ?

Putih


Ungu
Tidak terdapat endapan
Tedapat lendir di  bawah ungu

-                         Tabung VI à larutan iodium ?

 Lar. Benedict, panaskan ?

Bening

Ungu
Tidak terdat endapan
Terdapat lendir dibawah ungu



  1. Pembahasan
Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah :
suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktig enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
pH
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein.
konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
konsentrasi substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.
zat-zat penghambat
Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan. Enam golongan tersebut ialah :
Oksidoreduktase
Transferase
Hidrolase
Liase
Isomerase
Ligase
Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya.
Secara singkat, sifat-sifat enzim tersebut antara lain :
berfungsi sebagi biokatalisator
merupakan suatu protein
bersifat khusus atau spesifik
merupakan suatu koloid
jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
tidak tahan panas
Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang penting dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim amilase. Enzim ini terdapat dalam saliva atau air liur manusia. Saliva yang disekresikan oleh kelenjar liur selain mengandung enzim amilase juga mengandung 99,5% air, glikoprotein, dan musin yang bekerja sebagai pelumas pada waktu mengunyah dan menelan makanan. Amilase yang terdapat dalam saliva adalah α-amilase liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosodat α(1 4). Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus partikel makanan.
Amilase (alfa, beta dan glukoamilase) merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme. saat ini sejumlah enzim amilae telah diproduksi secara komersial. Penggunaan mikrobia dianggap lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat menghasilkan dan kondisi lingkungan dapat dikendalikan.
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat.

  1. Kesimpulan
Enzym merupaka suatu zat yang dapat mempercepat suatu reaksi, teteapi ensym tersebut tidak ikut bereaksi. Enzym dapat rusak pada suhu panas karean enzym merupakan suatu protein. Enzym dapat bekerja bola balik selama enzym tersebuttidaklah rusak. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempercepat kerza enzym misalnya suhu, pH, kosentrasi enzym.


Daftar Pustaka
Mineminecute. Aktivitas enzym amilase. 2012. [online[. Tersedia : http://mineminecute.wordpress.com/2012/12/07/aktifitas-enzim-amilase/ [ 18 april 2013].

Anonim.faktor-faktor yan mempengaruhi kerja enzym. 2012. [online]. Tersedia :  http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/faktor-yang-mempengaruhi-kerja-enzim.html. [ 18 april 2013 ]