KONSERVASI TANAH DI JL. JEND. AHMAD YANI LENGKONG WETAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah
Pencemaran Lingkungan
Disusun
oleh:
Kelompok 1 / Kelas 3B
1.
Desma Yulianti 102154053
2.
Ferry Dwi Restu Hendra 102154060
3.
Rina Arisnawati 102154064
4.
Rahma Damayanti 102154073
5.
Pupu Indah Purwita 102154077
6.
Dicky Rizkiansyah 102154089
7.
Fuzi Nurmulyawati 102154090
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS SILIWANGI
TASIKAMALAYA
2012
A.
Latar
Belakang
Salah
satu bagian penting dari budi daya pertanian yang sering terabaikan oleh para praktisi pertanian
di Indonesia adalah konservasi tanah. Hal ini terjadi antara lain karena dampak
degradasi tanah tidak selalu segera terlihat di lapangan, atau tidak secara drastis
menurunkan hasil panen. Dampak erosi tanah dan pencemaran agrokimia, misalnya, tidak segera dapat dilihat
seperti halnya dampak tanah longsor atau banjir badang. Padahal tanpa tindakan
konservasi tanah yang efektif,
produktivitas lahan yang tinggi dan usaha pertanian sulit terjamin keberlanjutannya.Konservasi
tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan
yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan
agar tidak terjadi kerusakan
tanah. Dalam arti sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya untuk mencegah kerusakan
tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi. Sifat-sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah menentukan kemampuan tanah (soil capability) untuk
suatu penggunaan dan perlakuan yang diperlukan agar tanah tidak rusak dan dapat digunakan secara
terus-menerus dan berkelanjutan
(sustainable). Upaya-upaya konservasi tanah ditujukan untuk mencegah
erosi, memperbaiki tanah yang rusak,
dan memelihara serta meningkatkan produktivitas
tanah agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas kami merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan konservasi tanah?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya konservasi tanah?
3. Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi konservasi
tanah?
C.
Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian konservasi tanah
2. Penyebab terjadinya konservasi tanah
D.
Manfaat
Dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu secara :
1. Akademis
Dengan
adanya proposal penelitian ini diharapkan menjadi suatu tambahan ilmu dan
bernilai manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi program studi
pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi.
2.
Praktis
Dari
penyusunan proposal ini diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan
berfikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah setelah mempelajari
bahasan ini.
E.
Landasan
Teoritis
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara
tidak memenuhi syarat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Penyebab Pencemaran Tanah
Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk
hidup di muka bumi. Kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia,
hewan hidup dari tumbuhan. sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan
tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut. Sudah
sepatutnya kita menjaga kelestarian tanah sehingga bisa mendukung kehidupan di
muka bumi ini. Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun merupakan
akibat kegiatan manusia. Pencemaran
tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
1.
Limbah domestic
Limbah domestik yang bisa menyebabkan
pencemaran tanah bisa berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, bisa berupa limbah padat dan
cair
a.
Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis
sampah ini tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable),
misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air
mineral, dsb
b. Limbah cair berbentuk; tinja, deterjen, oli,
cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan bisa
membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2.
Limbah industri
Limbah industri yang bisa menyebabkan
pencemaran tanah berasal dari daerah: pabrik, manufaktur, industri kecil,
industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.
a. Limbah
industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan
daging dll.
b. Limbah
cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya
sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya.
Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri
pelapisan logam
3. Limbah
pertanian
Limbah pertanian yang bisa
menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisapupuk sintetik untuk
menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantashama
tanaman, misalnya DDT.
Dampak Pencemaran Tanah
Timbunan sampah yang
berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari karena: lindi (air
sampah), bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah
sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Timbunan sampah bisa menghasilkan gas
nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan
sampah bisa timbulkan pencemaran tanah / gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan,
merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lainnya adalah oksida
logam, baik yang terlarut maupun tidak menjadi racun di permukaan tanah.
Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan
setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah
tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar
tidak terjadi kerusakan tanah. Dalam arti yang sempit konservasi tanah
diartikan sebagai upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki
tanah yang rusak oleh erosi.
Penyebab Terjadinya
Konservasi Tanah
Kondisi sumber
daya lahan Indonesia cenderung mempercepat laju erosi tanah, terutama tiga
faktor berikut:
1.
Curah hujan yang tinggi, baik kuantitas maupun
intensitasnya
2. Lereng
yang curam
3. Tanah
yang peka erosi
Terkait dengan genesa tanah data
BMG (1994) menunjukkan bahwa sekitar 23,1% luas wilayah Indonesia memiliki
curah hujan tahunan > 3.500 mm, sekitar 59,7% antara 2.000-3.500 mm, dan
hanya 17,2% yang memiliki curah hujan tahunan < 2.000 mm. Dengan demikian,
curah hujan merupakan faktor pendorong terjadinya erosi berat, dan mencakup
areal yang luas. Lereng merupakan penyebab erosi alami yang dominan di samping
curah hujan. Sebagian besar (77%) lahan di Indonesia berlereng > 3% dengan
topografi datar, agak berombak, bergelombang, berbukit sampai bergunung. Lahan
datar (lereng < 3%) hanya sekitar 42,6 juta ha, kurang dari seperempat
wilayah Indonesia (Subagyo et al. 2000). Secara umum, lahan berlereng (> 3%)
di setiap pulau di Indonesia lebih luas dari lahan datar (< 3%).
Erosi merupakan salah satu masalah utama dalam pertanian
modern, karena mengurangi lapisan humus nutrisi dari tanah. Akar pohon juga
bertindak sebagai spons menyerap air, yang membuat pemegang pohon penyimpanan
yang sangat baik dari air tawar. Mereka juga menyerap sebagian air hujan,
sehingga memperlambat hilangnya air hujan dari ekosistem melalui limpasan.
Pohon juga mengatur suhu lokal dengan memberikan keteduhan dan pendinginan
tanah dan udara.
F.
Pembahasan
Penelitian
Berdasarkan
survei yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa tanah yang terdapat di jln.
Jend. A. Yani, lengkong wetan RT. 04/ RW.12 kelurahan lengkong sari, kecamatan
tawang kota tasikmalaya tercemar, selain itu keadaan tanah yang miring sehingga
dapat menimbulkan terjadinya erosi. Oleh karena itu kelompok kami akan
melakukan konservasi ( upaya untuk mencegah erosi) dengan cara menanam tanaman
secara bersilang penanaman tanaman tumpang (selingan) yang dapat
mencegah erosi, namun tanaman ini tidak mengganggu penyerapan air tanaman
pokok. Contohnya adalah penanaman singkong yang berdampingan dengan penanaman
cabe. Tanaman singkong digunakan untuk membantu menyuburkan tanah dan mencegah
erosi pada lahan pertanian cabe.
1. Dokumentasi Survei
Untuk
mencegah terjadinya erosi dan membantu menyuburkan tanah maka akan dilakukan
konservasi tanah dengan metode vegetatif. Metode ini digunakan untuk mengelola
lahan miring, dimana lahan tersebut ditanami dengan suatu tanaman tertentu
sebagai sarana untuk mengkonservasi lahan. Tanaman yang digunakan tersebut
disebut tanaman penutup tanah, tanaman penutup tanah ini selain berfungsi untuk
mencegah erosi juga dapat berperan untuk memperbaiki struktur tanah, menambah
bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara, serta mengurangi
fluktuasi temperatur tanah. Tanaman
yang digunakan dalam metode vegetatif harus mampu berkembang dengan baik, memiliki banyak daun,
mudah dikembangbiakkan, memiliki akar yang mengikat ke dalam tanah tetapi tidak
mengganggu jalur nutrisi tanaman pokok, tahan penyakit dan kondisi kering,
tidak berduri atau bersulur, dan tahan pangkasan. Beberapa contoh penerapan
metode vegetatif adalah cover crop, countur planting, menanam tanaman dengan
lajur berselang-seling di lereng dengan kemiringan 6% - 10%, crop rotation,
reboisasi, dan penanaman rumput di saluran pembuangan.
Solusi yang akan kelompok kami lakukan yaitu penanaman tanaman singkong
dan tanaman cabe, beserta tanaman vetiver di sekeliling lahan
tersebut. tanaman singkong digunakan
untuk membantu menyuburkan tanah dan mencegah erosi pada lahan pertanian cabe.
2.
Tanaman
singkong
Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot Ultilisima Burm F
Singkong
dapat membantu mengendalikan erosi lereng bukit. Lewat tanaman singkong pagar
yang ditanam dengan menggunakan metode sederhana, dengan memberikan pupuk yang
banyak agar bertumbuh dengan lebat dan membiarkan daunnya lebat agar dapat
dijadikan tanaman penutup tanah atau pelindung hidup yang melindungi tanah dari
hujan.
Akarnya yang dalam dan berserabut mengurangi resiko longsor
atau runtuh.
Batang
yang kaku membentuk tanaman pagar yang lebat yang mengurangi kecepatan air,
memberi lebih banyak waktu bagi air untuk meresap kedalam tanah dan ketika
diperlukan mengalihkan kelebihan limpasan air.
3.
Tanaman
cabai
Cabai atau Capsicum
Annum termasuk tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah maupun tinggi.
Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan C serta mengandung minyak
astirin, yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan panas bila kita gunakan
untuk rempah-rempah.
Klasifikasi menurut Cronquist :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum Annuum
Tanaman cabai dapat dihampir semua jenis tanah. Untuk
mendapatkan produksi dan mutu hasil yang tinggi, tanaman cabai menghendaki
tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek, bebas cacing
dan penyakit menular leat tanah. Tanaman cabai juga dapat ditanam pada tanah
sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air.
Permukaan tanah yang paling ideal adalah dataran dengan sudut kemiringan 0
sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi.
Erosi merupakan salah satu masalah utama dalam pertanian
modern, karena mengurangi lapisan humus nutrisi dari tanah. Akar pohon juga
bertindak sebagai spons menyerap air, yang membuat pemegang pohon penyimpanan
yang sangat baik dari air tawar. Mereka juga menyerap sebagian air hujan,
sehingga memperlambat hilangnya air hujan dari ekosistem melalui limpasan.
Pohon juga mengatur suhu lokal dengan memberikan keteduhan dan pendinginan
tanah dan udara.
4.
Vetiver
Vetiver adalah jenis tanaman yang mampu menahan erosi akibat
hujan atau pun angin sehingga permukaan tanah tetap terjaga. Karakteristik unik
Vetiver yang sangat penting untuk konservasi tanah dan air adalah:
a.
Sistem
akar yang mengikat tanah: dalam, menembus, akar berserat.
b.
Batang
yang tegak dan kaku membentuk tanaman pagar lebat, efektif memperlambat dan
menyebarkan arus air, mengurangi kekuatan erosinya.
c.
Toleran
terhadap segala macam kondisi tanah yang buruk dan tanah yang tidak subur,
temasuk lingkungan sulfat asam, alkalin, salin, dan sodik.
d.
Kemampuan
untuk menahan perendaman yang berkepanjangan.
e.
Kemampuan
beradaptasi dengan berbagai macam iklim; mampu tumbuh baik di pegunungan
yang dingin di utara dan kondisi kering yang ekstrim di bukit pasir di daerah
pesisir tengah.
f.
Penggandaan
secara vegetatif yang mudah.
g.
Steliritas:
berbunga tetapi tidak menghasilkan biji. Karena Vetiver (V. zizanioides)
tidak memiliki batang atas atau bawah tanah, dia akan berada di tempat
yang sama dimana dia ditanam dan tidak menjadi rumput liar.Tidak seperti V.
nemoralis, tanaman asli Vietnam dan memproduksi benih subur, V.
Zizanioides steril dan memiliki sistem akar yang masif. Bagian 1 dari
manual ini menggambarkan perbedaan signifikan antara dua spesies ini.
h.
Sistem
akarnya vertikal, pertumbuhan akar samping yang sangat kecil. Hal ini
memastikan bahwa tanaman, ketika ditumpangsari, biasanya tidak bersaing
mendapatkan hara dan air dengan tanaman lainnya.
Sistem akar Vetiver yang mengikat tanah dan
kemampuannya untuk membentuk pagar tanaman lebat. Sistem akar Vetiver yang
kuat tidak tertandingi oleh tanaman lain yang digunakan untuk
pengendalian erosi di pertanian.
Pada
tanah datar dan berparit, dimana kecepatan air banjir bandang dapat
menghancurkan, akar Vetiver yang dalam dan kuat mencegah tanaman tidak
tercabut. Rumput ini dapat menahan arus yang sangat kuat. Selain
mengurangi erosi pada permukaan tanah berlereng, akar Vetiver yang masif juga
berkontribusi menstabilkan lereng. Akarnya yang dalam dan berserabut mengurangi
resiko longsor atau runtuh. Batang Vetiver yang kaku membentuk tanaman pagar
yang lebat yang mengurangi kecepatan air, memberi lebih banyak waktu bagi air
untuk meresap ke dalam tanah, dan, ketika diperlukan, mengalihkan kelebihan
limpasan air. Ini adalah prinsip kendali erosi ‘flow-through’ (dimana air terus
menerus mengalir) untuk pertanian di dataran banjir dan juga di lereng curam di
area dengan curah hujan tinggi.
Idealnya,
spesies yang digunakan sebagai penghalang untuk mengendalikan erosi dan sediman
yang efektif harus memiliki fitur dibawah ini (Smith dan Srivastava 1989):
• Membentuk pagar tanaman yang tegak, kaku dan lebat yang memiliki
ketahanan terhadap arus air permukaan
dan memiliki akar yang luas dan dalam yang
mengikat tanah dan mencegah keluarnya air dari kanal buatan dan
penghanyutan di dekat penghalang.
• Mampu bertahan dari stres kelembaban dan hara dan tumbuh kembali
dengan cepat sesudah hujan.
• Meminimalkan berkurangnya hasil panen (penghalang tidak harus
berkembang biak menjadi rumput liar,
tidak bersaing untuk kelembapan, hara, dan cahaya, dan tidak menjadi sarang
hama dan penyakit).
• Tidak perlu lebar untuk bisa efektif.
• Dapat menjadi suplai bahan yang memiliki nilai ekonomis bagi
petani.
Vetiver menunjukan semua
karakteristik ini. Uniknya, Vetiver tumbuh subur dalam kondisi kering dan
lembab, tumbuh di tanah berkondisi ekstrim dan bertahan di berbagai macam suhu
(Grimshaw 1988).
G.
Kesimpulan
Upaya
konservasi ( upaya untuk mencegah erosi) tanah yang akan kelompok kamin lakukan dengan cara menanam tanaman secara bersilang penanaman
tanaman tumpang (selingan) yang dapat mencegah erosi, namun tanaman
ini tidak mengganggu penyerapan air tanaman pokok. Contohnya adalah penanaman
singkong yang berdampingan dengan penanaman cabe. Tanaman singkong digunakan
untuk membantu menyuburkan tanah dan mencegah erosi pada lahan pertanian cabe.
Selain
tanaman singkong dan cabe yang mampu mencegah erosi terjadi kelompok kami akan
menanam tanaman vetiver di sekeliling tanah konservasi tersebut, dimana tanaman
ini sangant menguntungkan. Sistem akarnya yang kut mengikat tanah dapat
mencegah erosi terjadi. Juga selain daripada itu tanaman ini tidak bersaing
dengan taman pokok untuk mendapatkan hara pada lingkungan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2011. konsep-konsep
dasar konservasi tanah. [online]. Tersedia : http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/konservasi-tanah-dan-air/.[
4 november 2012].
Gresensia Inna Lisnawati .2012. Konservasi Tanah. [online].
Tersedia : http://innaacik.blogspot.com/2012/11/konservasi-tanah-air-a.html.
[4 november 2012].
Anonym. 2011. Pengendalian erosi.[online]. Tesedia :
[ 4 november2012].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar