LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
Plasmolisis Pada Rhoeodiscolor
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
fisiologi tumbuhan
Penulis :
Ferry Dwi Restu Hendra
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PRNDIDIKAN
UNIVERSITAS
SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
A.
JUDUL
plasmolisis tumbuhan rhoeodiscolor
B.
TUJUAN
1.
Mengamati peristiwa plasmolisis pada sel daun Rhoeo
discolor
2. Mengamati
gejala osmosis dan
3. Melatih
dalam penggunaan mikroskop
C. TEORI DASAR
Dinding sel merupakan bagian terluar
sel tumbuhan. Adanya dinding membedakan sel tumbuhan dari sel hewan. Dinding
sel telah banyak diteliti karena kepentingannya dari segi biologi maupun
komorsial. Informasi itu ditunjang oleh penelitian dari segi kimia, biokimia,
fisika, dan morfologi.
Dinding sel dibentuk oleh diktiosom,
dinding sel ini bersifat kaku dan tersusun atas polisakarida. Polisakarida ini
tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Dinding sel bersama-sama
dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.
Membran makhluk hidup khususnya
plasmalema (periplas/ektoplas), tonoplas yang menyelubungi vakuola mempunyai
sifat permeable diferensial (selektif permeabel). Selektif peremabel adalah
suatu membran yang dapat dilewati air, sedangkan molekul zat terlarut dapat
lewat tetapi kecepatannya lebih rendah dari molekul air.
Semi permeabel adalah suatu membran
yang tidak dapat dilewati molekul zat-zat terlarut (solute) sedangkan zat
pelarut (solvent) dapat lewat.
Osmosis adalah difusi air melewati
membran permeabel diferensial dari daerah berpotensi tinggi menuju daerah
berpotensi rendah. Pergerakan air dari larutan hipotonik kelarutan hipertonik
melalui membran atau pergerakan air dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan
yang konsentrasinya tinggi melalui membran.
Plasmolisis
adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari
dinding sel tumbuhan dari dinding sel jika sel dimasukan kedalam larutan
hipertonik. Plasmolisis juga merupakan suatu proses yang secara nyata bisa menunjukkan
bahwa sel sebagai unit terkecil kehidupan ternyata terjadi sirkulasi keluar
masuk suatu zat, artinya suatu zat /materi bisa keluar dari sel dan bisa masuk
melalui membran. Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis.
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam
terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan
akan kehilangan air dan juga tekanan
turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam
kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan
terjadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di
mana protoplasma sel
terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara
dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis (runtuhnya seluruh
dinding sel) dapat terjadi.
Ada beberapa
mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara
berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat
dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama
pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
D.
ALAT DAN BAHAN
1.
Daun Rhoeo discolor
2.
Mikroskop
3.
Larutan NaCl 5%
4.
Aquades
5.
Gilet (Silet)
6.
Gelas Objek
7.
Cover Glas
8.
Kertas Isap
9.
Pipet
10.
Kamera
E.
CARA KERJA
1. Pengamatan
daun Rhoeo discolor dengan menggunakan air
a.
Menyiapkan daun Rhoeo discolor, kemudian menyayatnya
secara membujur
b.
Menetesi air ± 1 tetes dari pipet pada glas objek
c.
Meletakan sayatan daun yang telah disayat tadi ke dalam
gelas objek yang telah ditetesi air.
d.
Menutup gelas objek tersebut dengan cover gelas
e.
Mengemati di mikroskop
f.
Photo hasil pengamatan tersebut sebagai perbandingan
2. Pengamatan
daun Rhoeo discolor dengan menggunakan NaCl
a.
Kemudian preparat yang telah diamati pada pengamatan daun Rhoeo
discolor dengan menggunakan air tadi, ditetesi dengan larutan NaCl 5%.
b. Menyiapkan
kertas isap, kemudian meletakannya pada bagian yang berlawanan arah dengan
dimasukannya NACL 5%.
c.
Mengamati perubahan yang terjadi.
d.
Photo hasil pengamatan tersebut sebagai perbandingan.
F.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
Gambar
1
Gambar
3
Gambar 4
|
Gambar 1
Merupakan hasil pengamatan
pada sel daun Rhoeo discolor yang menggunakan media air dalam
preparatnya. Dengan mengamati menggunakan mikroskop cahaya.
Gambar 2
Sel yang masih utuh, belum
mengalami Plasmolisis
Gambar 3
Merupakan hasil pengamatan pada sel daun Rhoeo discolor
yang sudah mengalami proses peristiwa plasmolisis setelah di tetesi larutas
NaCl 5%
Gambar 4
Pada gambar tersebut
dinding sel telah mengalami plasmolisis sel secara osmosis dimana terjadi
perpindahan larutan dari kepekatan yang rendah ke larutan yang pekat melalui
membran semi permeable, Sel tersebut kehilangan
air lebih banyak sehingga menyebabkan
terjadinya plasmolisis.
|
G.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktik plasmolisis pada saat diteteskan air, kondisi sel daun Rhoeo discolor dalam keadaan normal,
terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma berwarn
ungu memenuhi dinding sel. Air yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik
baik di dalam maupun di luar sel, sehingga bentuk sel normal. Ketika sel
pada daun Rhoeo discolor ditetesi larutan NaCl 5% mengalami plasmolisis.
Hal ini dikarenakan sel pada daun Rhoeo discolor diletakan pada larutan
garam dengan konsentrasi tingi (Hipertonik) dan menyebabkan sel tersebut akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor yang menyebabkan tumbuhan tersebut lemah.
Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti itu akan layu dan akan lebih banyak
kehilangan air yang menyebabkan terjadinya plasmolisis.
Tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis
runtuhnya seluruh dinding sel terjadi Plasmolisis dapat dibalikkan jika sel
diletakkan di larutan hipotonik, yait menambah air pada sayatan ang diberi NACL
sehingga sel akan mengalami deplasmolisis.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan
jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan
meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk
menyebabkan ekosmosis.
Dua
faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:
1.
Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2.
Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.
Jika diamati dengan cermat pada mikroskop maka vakuola
sel-sel Rhoeo discolor tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan
mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya
plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.
Banyak
faktor yang dapat menyebabkan tanaman layu, diantaranya :
1. Tanaman layu bisa terjadi jika Sel tumbuhan
dalam kondisi lingkungan yang berbeda, sel tumbuhan akan kehilangan air dan
juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah.
Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis. tekanan
terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis
runtuhnya seluruh dinding sel terjadi, dan kemungkinan besar layu tanaman tersebut.
2. Layu yang disebabkan oleh
bakteri-bakteri tertentu yang menyerang suatu tanaman tertentu.
3. Tanaman layu bisa disebabkan
kurangnya cairan sehingga terjadi transpirasi pada proses fotosintesis.
Molekul air dan zat
terlarut yang berada dalam sel selalu bergerak. Oleh karena itu terjadi
perpindahan terus-menerus dari molekul air, dari satu bagian ke bagian yang
lain. Perpindahan molekul-molekul itu dapat ditinjau dari dua sudut. Pertama
dari sudut sumber dan dari sudut tujuan. Dari sudut sumber dikatakan bahwa
terdapat suatu tekanan yang menyebabkan molekul-molekul menyebar ke seluruh
jaringan. Tekanan ini disebut dengan tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat
dikatakan bahwa ada sesuatu kekurangan/deficit akan molekul-molekul. Hal ini
dibandingkan dengan istilah daerah surplus molekul dan minus molekul. Sumber
tersebut adanya tekanan difusi positif dan ditinjau adanya tekanan difusi
negatif. Istilah tekanan difusi negatif dapat ditukar dengan kekurangan tekanan
difusi atau deficit tekanan difusi yang disingkat dengan DTD.
Masuknya air ke
dalam sel yang menyebabkan tekanan terhadap dinding sel sehingga dinding sel
meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik untuk melawan
aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor.
Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke
dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting bagi sel
karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku.
Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial
osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai
potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai
potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
H.
KESIMPULAN
Plasmolisis adalah lepasnya membran sel dari dinding
sel tumbuhan akibat sel dimasn pada larutan yang hipertonik. Adanya sirkulasi
ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam, jika memerlukan suatu materi dari luar
maka sel tersebut harus mengambil materi itu dengan segala cara, yaitu mengatur
tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar itu bisa
masuk. Berdasarkan hasil praktikum sel pada daun Rhoeo discolor aka mengalami plasmolisi bila di masukan pada
larutan NACL. Hal ini terjasi karena larutan tersebut memiliki kosentrasi yang
lebih tinggi dibanding dengan kosentrasi ar dlam sel daun tersebut.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Aadesanjaya. (2010). Fisiologi
Tumbuhan. Tersedia: http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/06/fisiologi-tumbuhan.html
[1 Oktober 2012]
Anonim (2011). Percobaan polasmolisis. Tersedia : http://war27.blogspot.com/2009/11/percobaan-plasmolisis.html.
[12 oktober 2012
makasih brooo
BalasHapussama sama :k3
BalasHapus