A.
TUJUAN
1.
Mengamati
struktur morfologi (habitus) tubuh burung merpati .
2.
Mempelajari
alat-alat dalam (visera), yaitu sistem pencernaan makanan, pernapasan,
urogenital, peredaran darah,.
B. LANDASAN TEORI
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis :
Aves
Subclassis : Neornithes
Divisio :
Carinatae
Ordo :
Columbiformes
Familia :
Columbidae
Genus :
Columba
Species : Columba livia
Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai
nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology”
berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling
banyak dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari
dan unik dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan
sehingga dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat.
Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok
chordata yang cukup unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik
yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri dari
empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua burung menggunakan paruh
dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang meliputi tulang
lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap, kantung udara, mata
yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat baik.
Kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga
buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan
burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar
depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap
primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan
untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari
suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa
sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa
jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin
lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian
rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di
tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya
rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang
dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot
terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari
zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah
dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka
bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka
menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan.
Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan,
gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi
dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda
warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang
hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang
memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras,
runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk
menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang
memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar
penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk
berlari dan merobek perut musuhnya.
Karakteristik Umum Aves :
1. Tubuh tertutup dengan bulu.
2. Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya
mengalami modifikasi menjadi sayap untuk terbang, sepasang di posterior
diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau berenang. Kaki berjari empat,
tulang kering dan cakar terbungkus sisik dengan kulit yang menanduk.
3. Rangka ringan, kuat, osifikasi sempurnan, beberapa
tulang berfungsi menimbulkan kekakuan, mulut dengan paruh yang menonjol di
seliputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang hidup sekarang, tengkorak dengan
satu “occipital condyle” yang berartikulasi dengan vertebra leher, leher umunya
panjang dan fleksibel, pelvis bersatu pada sejumlah vertebra, tulang dada
membesar umumnya dengan bagian tengah membentuk “keel” (lunas), vertebra ekor
sedikit dan mampat kea rah posterior.
4. Jantung dengan 4 ruang pompa (2 atrium, 2 ventrikel
yang terpisah), hanya ada lengkungan aorta kanan (sisternik), sel darah merah
berinti, oval dan biconvex.
5. Respirasi dengan paru- paru yang kompak (tersusun
rapat) dan sangat efesien melekat ke tulang rusuk dan berhubungan dengan
kantung- kantung udara yang berdinding tipis tersebar di antara organ- organ
internal dan sebagian didalam rangka, terdapat kotak suara (syrinx) didasar
trakea.
6. Dua belas pasang saraf kranialis.
7. Ekskresi dengan ginjal metanefros, sampah nitrogen
utama berupa asam urat, urin semisolid, tidak ada kantung kemih (kecuali pada
Rhea dan burung unta), terdapat system porta renalis.
8. Suhu tubuh pada dasarnya konstan (endodermis).
9. Fertilisasi internal hewan betina umumnya dengan hanya
ovarium dan oviduk sebelah kiri, telur dengan banyak yolk
(megalistial/telolisitial ekstrim) ditutupi oleh cangkang yang keras ,
diinkubasi diluar tubuh, segmentasi meroblastik, terdapat membrane ekstraembrio
(amnion, khorion, kantung yolk dan allantois) selama perkembangan di dalam
telur, hewan muda yang baru menetas dijaga induknya.
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat-alat seksi
a.
Gunting anatomis
b.
Pinset biasa dan anatomis
c.
Scapel
d.
Sende
e.
Penusuk (jara)
2.
Bak bedah
3.
Kamera
4.
Burung Merpati (Columba livia)
D.
LANGKAH KERJA
1.
Bius burung
merpati menggunakan ether atau choroform
2.
Burung yang telah dibius dengan
ether atau choroform ditelentangkan pada punggungnya.
3.
Kemudian bulu-bulu pada bagian
ventral dibasahi dengan air, bulu pada bagian perut dan dada dicabut. Kulit
dibagian lunas dari tulang dada disayat sampai kedaerah dekat lubang cloaca,
kemudian dibuka.
4.
Otot yang melekat pada carina
sterni disayat dan dikuakkan kesamping.
5. Dalam
melakukan pekerjaan ini harus hati-hati benar sebab kemungkinan pembuluh-pembuluh
darah akan tersayat.
E. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan, penulis mendapatkan data hasil pengamatan
dari bedah burung merpati. Adapun hasil pengamatan ini ditulis dengan bentuk
deskripsi seperti brikut ini.
1.
Bentuk Luar Tubuh burung merpati.
|
Keterangan :
1.
Kepala
2.
Sayap
3.
Perut
4.
Kaki
2.
Macam-macam sayap
|
Keterangan :
1.
Plumae
2.
Ramus
3.
Rachis
4.
Plumulae
3.
Endoskeleton (rangka)
4 .
Situs Vicerum
Keterangan :
1.
Esophagus
2.
Trachea
3.
Ingluvies
4.
Cor
5.
Pulmonum
6.
Ventrikulus
7.
Hepar
8.
Duodenum
9.
Lubang Cloaca
5 .
Tractus Digestivus (alat-alat pencernaan)
|
Keterangan :
1.
Cavum oris
a.
Fissura choanae secundariae
b.
Choanae
c.
Plica palatina
d.
Aditus oesophagus
e.
Aditus laryngicus
f.
lingua
2.
Esophagus
3.
Ingluives
4.
Proventrikulus
5.
Ventrikulus
6.
Pankreas
7.
Duodenum
8.
Intestinum
9.
Caecum
10. Rectum
11. Cloaca
6.
Tractus Respiration (alat-alat pernapasan)
|
|
|
Keterangan :
1.
Glottis
2.
Trachea
3.
Pulmonum
7.
Sistem
Sirkulatoria (sistem peredaran darah)
Keterangan :
1.
Cor
8.
Systema
Urogenitilia (alat-alat ekskresi dan alat-alat kelamin)
|
1. Ren (ginjal)
F. PEMBAHASAN
1.
Morfologi
Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher)
yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas
anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu
tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang
bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang
terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian
dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar
dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat
lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah
luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala
dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan
yang dapat ditarik menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata
terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus.
2. Struktur bulu
a. Plumae
Terdiri atas bagian-
bagian:
1) Calamus (quill); tangkai bulu
2) Rachis (shaft); lanjutan calamus, menjadi sumbu dari
vexillum, didalamnya tak berongga
3) Umbilicus inferior, lubang pada pangkal calamus
4) Umbilicus superior, lubang pada bagian distal calamus
yang melanjutkan diri sebagai sulcus pada rachis.
5) Vexillum (vane), terbentuk oleh barbae, ialah suatu
cabang kea rah lateral dari rachis.
6) Barbulae distal, menuju kearah distal (ujung bulu).
7) Burbulae proximal, menuju arah proximal (kea rah
pangkal bulu).
b. Plumulae
Terdapat pada burung yang masih muda, kadang- kadang
juga terdapat pada burung yang sedang mengerami telurnya.
Plumulae terdiri atas:
1) Calamus (pendek)
2) Rachis (agak mereduksi)
3) Barbae panjang (fleksible)
4) Barbae pendek
c. Filoplumae (Hair-feathers)
Fungsinya belum diketahui, tumbuh pada seluruh tubuh
dengan jarak yang sangat jarang. Mempunyai tangkai yang panjang dan pada
puncaknya terdapat beberapa berbae.
3. Endoskeleton (rangka)
a. Sternum (tulang dada), tulang
ini melebar pada tepinya terdapat membran dan mempunyai lunas yang lebar disebut
carina sterni.
b. Costae (tulang rusuk), terbagi
menjadi dua bagian yaitu Costae pars sternais, bagian yang berhubungan dengan
sternum dan costae pars vertebralis, bagian yang berhubungan dengan vertebrae
(tulang belakang).
c. Cingulum Anterior (gelang bahu)
d. Cingulum posterior (gelang
pinggul)
e. Columna vertebralis (tulang
belakang)
f. Extermitas anterior (tulang
bagian atas)
g. Extermitas posterior (tulang
bagian bawah)
4. Anatomi
a.
Pharynx
pendek, esophagus pada basis leher melebar menjadi ingluvies (tembolok) merupakan
pelebaran esophagus untuk reservoir makanan yang dapat diisi dengan cepat.
Tembolok pada burung pemakan biji- bijian berupa tonjolan dari esophagus di
sebelah ventral. Pada burung carnivore tembolok berupa tonjolan esophagus yang
meliputi daerah yang agak panjang.
b.
Proventriculus,
juga disebut lambung kelenjar, berdinding tipis, pada burung pemakan biji;
batas dengan ventriculus tampak jelas dari luar.
c.
Ventriculus
(lambung pengunyah), dinding berotot tebal, kelenjar pylorusnya menghasilkan
secret; bagian ini menjadi lembaran- lembaran keranitoid.
d.
Intestinum
tenue: dimulai dengan duodenum, yang berbentuk huruf U, dengan bagian-
bagiannya: pars descendens (turun) dan pars ascendens (bagian yang naik).
e.
Intestinum
crassum: berupa rectum.
f.
Trachea,
berupa pipa .
g.
Pulmo,
sepasang hanya dapat mengembang sedikit, melekat pada dinding dorsal thorax,
dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.
h.
Cor,
ukuran relative besar jika dibandingkan dengan ukuran burung, terlrtak di linea
mediana, berbentuk kerucut, dibungkus oleh pericardium.
i.
Hepar,
berwarna kemerah- merahan ,terdiri atas 2 lobi (dexter dan sinister).
j.
Testis,
sepasang oval, terletak di ventral lobus renis yang paling cranial.
k.
Pancreas,
terletak antara pars ascendens dan pars descendens duodeni, biasanya memiliki 3
saluran yang bermuara pada pars ascendens duodeni.
5. Alat Pencernaan
Sistem
pencernaan pada Columbia livia yaitu
esophagus, ventriculus, pancreas, duodenal loop, duodenum dan berakhir pada
kloaka. Menurut Hickman (2003), pada sistema digestivum, tractus digestivirus
terdiri dari cavum oris. Didalamnya terdapat lingua kecil runcing yang
dibungkus oleh lapisan zat tanduk sebagai lanjutannya adalah faring yang
pendek. Kemudia oesophagus yang panjang dan pada beberapa burung terjadi
perluasan yang disebut ”crop”, sebagai tempat penimbunan bahan makanan
sementara dan pelunakan dari crop masuk dalam yang dapat dibedakan atas
proventriculus dan ventriculus yang disebut ”gizard”, proventriculus
menghasilkan cairan lambung, sedang ventriculus berdinding tebal berlapis
jaringan epitel keras sebelah dalam yang menghasilkan sekresi. Di dalam gizard
sering terdapat kerikil yang berfungsi membantu penggilingan bahan makanan. Pada beberapa Aves, memiliki vesica fellea sebagai
penampung billus.
6. Alat Pernapasan
Sistem pernapasan pada Columbia livia terdiri
atas cavum oris, trachea, dan pulmo. Alat respirasi pada Aves
terdiri dari nostril yang terletak pada paruh, cavum nasalis, cavum oris,
larynk yang tersusun atas tulang rawan, terhubung dengan cavum oris dan rima
glottis. Pada bagian
caudal, terdapat suatu tulang rawan yang melintang dari dorsal ke caudal yang
disebut pessulus. Bagian ini menyokong suatu lipatan yang berasal dari
selaput lender dan lipatan ini disebut membrane semilunaris.
7. Sistem Pembuluh Darah
Sistem sirkulasi pada Columbia livia terdiri
atas jantung (cor), dan pembuluh darah. Sistem sirkulasi pada Columbia livia yang
menjadi sentral adalah cor, yang terletak di linea mediana,
berbentuk kerucut, dilapisi oleh lapisan pericardium. Terbagi atas 4
ruang: atrium sinistrum dan atrium dextrum, yang dipisahkan oleh septum
atrium, ventriculum sinistrum, dan ventriculum dextrum yang
terpisah oleh septum ventriculum. Pada Aves tidak terdapat lagi sinus
venosus.
8.
Alat-alat
Ekskresi dan Alat Kelamin
Sistem ekskresi pada Columbia
livia terdiri atas ginjal (ren), ureter, dan uretra. Sistem ekskresi pada aves berupa ren yang relative besar, berwarna merah
coklat, tertutup oleh peritoneum. Tiap-tiap ren terbagi atas empat lobi. Dari
datatarn ren sebelah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke caudal dan
berakhir pada kloaka. Darah yang berasal dari arteri renalis akan disaring
secara filtrates. Zat zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum
akan dibuang dalam proses filtrasi ini.
Sistem
reproduksi pada Columbia livia terdiri
atas ovarium, oviduk dan uterus karena merpati yang diamati merupakan merpati
betina. Pada sistem reproduksinya, hewan jantan memiliki sepasang testis yang
bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu alat
penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari
masing-masing testis terjulur saluran vasa deferensia sejajar dengan ureter
yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminalis
yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung
sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di
dalam kloaka pada beberapa species memiliki pennis sebagai alat untuk menuangkan
sperma ke kloaka hewan betina. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya
yang dextrum mengalami otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari
menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan
suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium opdominalis. Dinding
oviduct selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat
glandulair, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yaqkni albumen
sebagai putih telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang
berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang
sebenarnya belum ada.
G. KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan dari hasil
praktikum dan pembahasan diatas yang telah kami lakukan dengan spesies yang
kami amati spesies Burung Merpati ( Columba
domestica ) yaitu,
Secara morfologi dapat kami simpulkan:
1.
Paruh (maksila atau paruh
bagian atas, mandibula atau paruh bagian bawah),
2.
Mata memiliki iris, pupil,
kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap )
3.
Sayap memiliki alula, bulu
sayap primer, sekunder dan tersier.
4.
Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu.
5.
Ekor , terdapat kelenjar minyak pada ekor, apabila di pijit ada minyak yang
keluar.
Selanjutnya
kami dapat menyimpulkan struktur bulu ialah :
1. Bulu sayap (Remiges)
2. Bulu ekor (Rechices)
3. Bulu penutup
(Tectrices)
4. Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae)
Kaki
(tarsometatarsus) : mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk (seperti reptile)
jarinya terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang dan 1 kedepan.
Sedangkan
anatomi dalam dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan diatas pada Burung
Merpati ( Columba domestica ),
dimulai dari Pengamatan tembolok, proventikulus, ventrikulus
atau ampela, paru-paru, jantung, hati, usus halus, pancreas, limfa, usus besar,
usus buntu, rectum, ginjal, ureter, ovarium, uterus dan kloaka beserta sistem
pernapasan, pencernaan, eskresi, alat kelamin dan pembuluh darah.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. 1998. Biologi
Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Iskandar, T. 1998. Aves. Puslitbang Biologi,
Bogor.
Kastowo, H. 1984. Anatomi Komparativa. Alumni,
Bandung.
Prawiro, A. 1999. Biologi I. CV.Karang Asem, Semarang.
Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas
Biologi UNS, Surakarta.
Fitriah Eka, S.Si. M.Pd. 2011. Panduan Praktikum Zoologi vertebrata. Cirebon
: Pusat Laboratorium IAIN Syekh Nurdjati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar