Kamis, 18 Juli 2013

praktikum srtuktur hewean tentang merpati


A.    TUJUAN
1.      Mengamati struktur morfologi (habitus) tubuh burung merpati .
2.      Mempelajari alat-alat dalam (visera), yaitu sistem pencernaan makanan, pernapasan, urogenital, peredaran darah,.


B.     LANDASAN TEORI
Klasifikasi
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Chordata
Subphylum           : Vertebrata
Classis                  : Aves
Subclassis             : Neornithes
Divisio                  : Carinatae
Ordo                     : Columbiformes
Familia                 : Columbidae
Genus                   : Columba
Species                 : Columba livia
Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat.
Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri dari empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua burung menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap, kantung udara, mata yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat baik.
Kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Karakteristik Umum Aves :
1.      Tubuh tertutup dengan bulu.
2.      Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi sayap untuk terbang, sepasang di posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau berenang. Kaki berjari empat, tulang kering dan cakar terbungkus sisik dengan kulit yang menanduk.
3.      Rangka ringan, kuat, osifikasi sempurnan, beberapa tulang berfungsi menimbulkan kekakuan, mulut dengan paruh yang menonjol di seliputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang hidup sekarang, tengkorak dengan satu “occipital condyle” yang berartikulasi dengan vertebra leher, leher umunya panjang dan fleksibel, pelvis bersatu pada sejumlah vertebra, tulang dada membesar umumnya dengan bagian tengah membentuk “keel” (lunas), vertebra ekor sedikit dan mampat kea rah posterior.
4.      Jantung dengan 4 ruang pompa (2 atrium, 2 ventrikel yang terpisah), hanya ada lengkungan aorta kanan (sisternik), sel darah merah berinti, oval dan biconvex.
5.      Respirasi dengan paru- paru yang kompak (tersusun rapat) dan sangat efesien melekat ke tulang rusuk dan berhubungan dengan kantung- kantung udara yang berdinding tipis tersebar di antara organ- organ internal dan sebagian didalam rangka, terdapat kotak suara (syrinx) didasar trakea.
6.      Dua belas pasang saraf kranialis.
7.      Ekskresi dengan ginjal metanefros, sampah nitrogen utama berupa asam urat, urin semisolid, tidak ada kantung kemih (kecuali pada Rhea dan burung unta), terdapat system porta renalis.


8.      Suhu tubuh pada dasarnya konstan (endodermis).
9.      Fertilisasi internal hewan betina umumnya dengan hanya ovarium dan oviduk sebelah kiri, telur dengan banyak yolk (megalistial/telolisitial ekstrim) ditutupi oleh cangkang yang keras , diinkubasi diluar tubuh, segmentasi meroblastik, terdapat membrane ekstraembrio (amnion, khorion, kantung yolk dan allantois) selama perkembangan di dalam telur, hewan muda yang baru menetas dijaga induknya.

C.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat-alat seksi
a.       Gunting anatomis
b.      Pinset biasa dan anatomis
c.       Scapel
d.      Sende
e.       Penusuk (jara)
2.      Bak bedah
3.      Kamera
4.      Burung Merpati (Columba livia)

D.     LANGKAH KERJA
1.      Bius burung merpati menggunakan ether atau choroform
2.      Burung yang telah dibius dengan ether atau choroform ditelentangkan pada punggungnya.
3.      Kemudian bulu-bulu pada bagian ventral dibasahi dengan air, bulu pada bagian perut dan dada dicabut. Kulit dibagian lunas dari tulang dada disayat sampai kedaerah dekat lubang cloaca, kemudian dibuka.
4.      Otot yang melekat pada carina sterni disayat dan dikuakkan kesamping.
5.      Dalam melakukan pekerjaan ini harus hati-hati benar sebab kemungkinan pembuluh-pembuluh darah akan tersayat.


E.   HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, penulis mendapatkan data hasil pengamatan dari bedah burung merpati. Adapun hasil pengamatan ini ditulis dengan bentuk deskripsi seperti brikut ini.

     1.      Bentuk Luar Tubuh burung merpati.




 

Keterangan :
1.      Kepala
2.      Sayap
3.      Perut
4.      Kaki

    2.      Macam-macam sayap

 

 
Keterangan :
1.      Plumae
2.      Ramus
3.      Rachis
4.      Plumulae
 
      3.      Endoskeleton (rangka)


 

    4 .      Situs Vicerum

Keterangan :
1.      Esophagus
2.      Trachea
3.      Ingluvies
4.      Cor
5.      Pulmonum
6.      Ventrikulus
7.      Hepar
8.      Duodenum
9.      Lubang Cloaca

    5  .      Tractus Digestivus (alat-alat pencernaan)



Keterangan :
1.      Cavum oris
a.       Fissura choanae secundariae
b.      Choanae
c.       Plica palatina
d.      Aditus oesophagus
e.       Aditus laryngicus
f.       lingua
2.      Esophagus
3.      Ingluives
4.      Proventrikulus
5.      Ventrikulus
6.      Pankreas
7.      Duodenum
8.      Intestinum
9.      Caecum
10.  Rectum
11.  Cloaca

   6.      Tractus Respiration (alat-alat pernapasan)



 


Keterangan :
1.      Glottis
2.      Trachea
3.      Pulmonum

    7.      Sistem Sirkulatoria (sistem peredaran darah)


Keterangan :
1.      Cor

   8.      Systema Urogenitilia (alat-alat ekskresi dan alat-alat kelamin)


  
Keterangan :
1.      Ren (ginjal)

F.      PEMBAHASAN
1.         Morfologi
Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus.
2.      Struktur bulu
a.    Plumae
Terdiri atas bagian- bagian:
1)      Calamus (quill); tangkai bulu
2)      Rachis (shaft); lanjutan calamus, menjadi sumbu dari vexillum, didalamnya tak berongga
3)      Umbilicus inferior, lubang pada pangkal calamus
4)      Umbilicus superior, lubang pada bagian distal calamus yang melanjutkan diri sebagai sulcus pada rachis.
5)      Vexillum (vane), terbentuk oleh barbae, ialah suatu cabang kea rah lateral dari rachis.
6)      Barbulae distal, menuju kearah distal (ujung bulu).
7)      Burbulae proximal, menuju arah proximal (kea rah pangkal bulu).
b.    Plumulae
Terdapat pada burung yang masih muda, kadang- kadang juga terdapat pada burung yang sedang mengerami telurnya.
Plumulae terdiri atas:
1)      Calamus (pendek)
2)      Rachis (agak mereduksi)
3)      Barbae panjang (fleksible)
4)      Barbae pendek
c.    Filoplumae (Hair-feathers)
Fungsinya belum diketahui, tumbuh pada seluruh tubuh dengan jarak yang sangat jarang. Mempunyai tangkai yang panjang dan pada puncaknya terdapat beberapa berbae.




3.      Endoskeleton (rangka)
a.       Sternum (tulang dada), tulang ini melebar pada tepinya terdapat membran dan mempunyai lunas yang lebar disebut carina sterni.
b.      Costae (tulang rusuk), terbagi menjadi dua bagian yaitu Costae pars sternais, bagian yang berhubungan dengan sternum dan costae pars vertebralis, bagian yang berhubungan dengan vertebrae (tulang belakang).
c.       Cingulum Anterior (gelang bahu)
d.      Cingulum posterior (gelang pinggul)
e.       Columna vertebralis (tulang belakang)
f.       Extermitas anterior (tulang bagian atas)
g.      Extermitas posterior (tulang bagian bawah)
4.      Anatomi
a.         Pharynx pendek, esophagus pada basis leher melebar menjadi ingluvies (tembolok) merupakan pelebaran esophagus untuk reservoir makanan yang dapat diisi dengan cepat. Tembolok pada burung pemakan biji- bijian berupa tonjolan dari esophagus di sebelah ventral. Pada burung carnivore tembolok berupa tonjolan esophagus yang meliputi daerah yang agak panjang.
b.        Proventriculus, juga disebut lambung kelenjar, berdinding tipis, pada burung pemakan biji; batas dengan ventriculus tampak jelas dari luar.
c.         Ventriculus (lambung pengunyah), dinding berotot tebal, kelenjar pylorusnya menghasilkan secret; bagian ini menjadi lembaran- lembaran keranitoid.
d.        Intestinum tenue: dimulai dengan duodenum, yang berbentuk huruf U, dengan bagian- bagiannya: pars descendens (turun) dan pars ascendens (bagian yang naik).
e.         Intestinum crassum: berupa rectum.
f.         Trachea, berupa pipa .
g.        Pulmo, sepasang hanya dapat mengembang sedikit, melekat pada dinding dorsal thorax, dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.
h.        Cor, ukuran relative besar jika dibandingkan dengan ukuran burung, terlrtak di linea mediana, berbentuk kerucut, dibungkus oleh pericardium.
i.          Hepar, berwarna kemerah- merahan ,terdiri atas 2 lobi (dexter dan sinister).
j.          Testis, sepasang oval, terletak di ventral lobus renis yang paling cranial.
k.        Pancreas, terletak antara pars ascendens dan pars descendens duodeni, biasanya memiliki 3 saluran yang bermuara pada pars ascendens duodeni.
5.      Alat Pencernaan
Sistem pencernaan pada Columbia livia yaitu esophagus, ventriculus, pancreas, duodenal loop, duodenum dan berakhir pada kloaka. Menurut Hickman (2003), pada sistema digestivum, tractus digestivirus terdiri dari cavum oris. Didalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk sebagai lanjutannya adalah faring yang pendek. Kemudia oesophagus yang panjang dan pada beberapa burung terjadi perluasan yang disebut ”crop”, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan dari crop masuk dalam yang dapat dibedakan atas proventriculus dan ventriculus yang disebut ”gizard”, proventriculus menghasilkan cairan lambung, sedang ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel keras sebelah dalam yang menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat kerikil yang berfungsi membantu penggilingan bahan makanan. Pada beberapa Aves, memiliki vesica fellea sebagai penampung billus.
6.      Alat Pernapasan
Sistem pernapasan pada Columbia livia terdiri atas cavum oris, trachea,  dan pulmo. Alat respirasi pada Aves terdiri dari nostril yang terletak pada paruh, cavum nasalis, cavum oris, larynk yang tersusun atas tulang rawan, terhubung dengan cavum oris dan rima glottis. Pada bagian caudal, terdapat suatu tulang rawan yang melintang dari dorsal ke caudal yang disebut pessulus. Bagian ini menyokong suatu lipatan yang berasal dari selaput lender dan lipatan ini disebut membrane semilunaris.
7.      Sistem Pembuluh Darah
Sistem sirkulasi pada Columbia livia terdiri atas jantung (cor), dan pembuluh darah. Sistem sirkulasi pada Columbia livia yang menjadi sentral adalah cor, yang terletak di linea mediana, berbentuk kerucut, dilapisi oleh lapisan pericardium. Terbagi atas 4 ruang: atrium sinistrum dan atrium dextrum, yang dipisahkan oleh septum atrium, ventriculum sinistrum, dan ventriculum dextrum yang terpisah oleh septum ventriculum. Pada Aves tidak terdapat lagi sinus venosus.
8.    Alat-alat Ekskresi dan Alat Kelamin
Sistem ekskresi pada Columbia livia terdiri atas ginjal (ren), ureter, dan uretra. Sistem ekskresi pada aves berupa ren yang relative besar, berwarna merah coklat, tertutup oleh peritoneum. Tiap-tiap ren terbagi atas empat lobi. Dari datatarn ren sebelah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke caudal dan berakhir pada kloaka. Darah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtrates. Zat zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini.
Sistem reproduksi pada Columbia livia terdiri atas ovarium, oviduk dan uterus karena merpati yang diamati merupakan merpati betina. Pada sistem reproduksinya, hewan jantan memiliki sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferensia sejajar dengan ureter yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa species memiliki pennis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium opdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat glandulair, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yaqkni albumen sebagai putih telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada.

G.    KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan dari hasil praktikum dan pembahasan diatas yang telah kami lakukan dengan spesies yang kami amati spesies Burung Merpati ( Columba domestica ) yaitu,
Secara morfologi dapat kami simpulkan:
1.    Paruh (maksila atau paruh bagian atas, mandibula atau paruh bagian bawah),
2.    Mata memiliki iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap )
3.    Sayap memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier.
4.     Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu.
5.     Ekor , terdapat kelenjar minyak pada ekor, apabila di pijit ada minyak yang keluar.
Selanjutnya kami dapat menyimpulkan struktur bulu ialah :
1.    Bulu sayap (Remiges)
2.    Bulu ekor (Rechices)
3.     Bulu penutup (Tectrices)
4.    Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae)
Kaki (tarsometatarsus) : mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk (seperti reptile) jarinya terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang dan 1 kedepan.
Sedangkan anatomi dalam dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan diatas pada Burung Merpati ( Columba domestica ), dimulai dari Pengamatan tembolok, proventikulus, ventrikulus atau ampela, paru-paru, jantung, hati, usus halus, pancreas, limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal, ureter, ovarium, uterus dan kloaka beserta sistem pernapasan, pencernaan, eskresi, alat kelamin dan pembuluh darah.





















DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John W. 1998. Biologi Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Iskandar, T. 1998. Aves. Puslitbang Biologi, Bogor.
Kastowo, H. 1984. Anatomi Komparativa. Alumni, Bandung.
Prawiro, A. 1999. Biologi I. CV.Karang Asem, Semarang.
Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas Biologi UNS, Surakarta.
Fitriah Eka, S.Si. M.Pd. 2011. Panduan Praktikum Zoologi vertebrata. Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN Syekh Nurdjati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar