MENGHITUNG
KERAPATAN POPULASI HEWAN TERBANG
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Ekologi Hewan
penulis :
Ferry Dwi Restu Hendra
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
A.
Tujuan
Mengetahui
kerapatan populasi hewan terbang
B.
Landasan
Teori
Menghitung populasi hewan terbang,
seperti burung, kelelawar dapat dihitung dengan satuan waktu dengan metoda
Calendar atau metoda menghitung langsung, sedangkan capung, belalang dll, dapat
dilakukan dengan metoda capture recapture
(menandai dan menangkap kembali).
Capung merupakan
hewan yang akan kami jadikan objek dalam praktikum populas hewan terbang dengan
metoda capture
recapture (menandai dan menangkap kembali).
Kepadatan populasi
satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau
biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan
penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung
produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas
lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan
relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu
jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan
relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (Soegianto. 1994).
Populasi
ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok
lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu
ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik
digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan
karakteristik individu dalam kelompok itu (Soegianto. 1994).
Tingkat
pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian,
juga mempengaruhi struktur umur dan populasi Suatu populasi dapat juga
ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula
ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami
suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi memiliki beberapa
karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada
individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi
atau kerapatan (Tarumingkeng. 1994).
Metode MMM, merupakan metode yang sudah
populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang
bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal
,juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.
Metode ini pada dasarnya adalah menangkap
sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang
ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi,
kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu
hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan
(penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari
penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal
dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil
penangkapan kedua.
Adapun cara menandai hewan bermacam-macam,
tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama
periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun yang digunakan,
perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
Read More >>
Read More >>
1.
Tanda yang digunakan
harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang
hilang atau rusak selama
periode pengamatan.
2.
Tanda yang digunakan
tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup.
3.
Setelah diberi penandaan
hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan
individu-individu lain
didalam populasi.
4.
Peluang untuk ditangkap
kembali harus sama bagi individu-individu yang
bertanda maupun tidak
(Anonimus. 2008).
C.
Alat
dan Bahan
1. Alat
a. Insect
net
2. Bahan
a. Kantung
keresek
b. Tip-ex
D.
Langkah
Kerja
1. Cari
lokasi yang banyak ditemukan capung, biasanyapada
pagi hari (jam 06.00 pagi)
2. Catat
kondisi lingkungan selama penelitian (tiap jam, suhu, kelembaban dan cuaca)
3. Tangkap
capung dengan menggunakan insect net sebanyak-banyaknya dalam waktu 2x 50 menit,
kemudian tandai punggung capung tersebut dengan menggunakan tip-ex, hitung jumlah capung
yang telah ditandai.
4. Lepaskan
capung yang telah ditandai.
5. Sore
hari (jam 15.00-17.00)
lakukan penangkapan kembali, pada radius 50 m, 100 m, 150 m, 200 m dst dari tempat
pelepasan capung pagi hari samapi tidak diperoleh lagi capung yang ditandai.
Hitung jumlah total yang ditangkap, baik yang ditandai maupun yang tidak
ditandai.
6. Perkiraan
jumlah capung adalah
E.
Hasil
Pengamatan
Hasil
penangkapan capung
Waktu/jam
|
Kegiatan
|
Capung
|
Jam
06.00-08.00
|
Jumlah
capung ditangkap
|
14
|
Jumlah
capung ditandai dan dilepas
|
14
|
|
Jam 15.00-17.00
|
Jumlah
capung ditandai ditangkap
|
3
|
Jumlah
capung yang tertangkap
|
17
|
|
Jumlah
populasi capung
|
79
|
F. Analisis
data
Jumlah
populasi capung kelompok:
∑ capung ditandai dan dilepas = ∑ capung yang ditandai ditangkap
∑
populasi capung ∑
capung yang ditangkap
∑ A = ∑
B
∑ B ∑
C
14 = 3
∑ P
17
3
P =
17X1 4
3
P = 238
P = 238
3
=
79,33 = 79
Jumlah
populasi capung data kelas:
∑ capung ditandai dan dilepas = ∑ capung yang ditandai ditangkap
∑
populasi capung ∑
capung yang ditangkap
∑ A =
∑ B
∑ B ∑
C
120 = 15
∑ P 73
15∑
P =
120 X 73
∑ P = 8760
15
=
584
G.
Pembahasan
Capung
atau sibar-sibar dan Capung Jarum adalah kelompok serangga yang tergolong ke
dalam bangsa Odonata. Kedua macam serangga ini jarang berada jauh-jauh dari
air, tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya.
Namanya dalam bahasa daerah adalah papatong (Sd.), kinjeng (Jw.), coblang
(Jw.), kasasiur (bjn), tjapung.
Capung
(subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo
Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap
terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh
kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang
kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak
menyatu di atas punggungnya.
Fakta capung :
Capung merupakan salah satu serangga yang sering kita
lihat di tempat-tempat tertentu seperti taman atau sekitar rumah. Seperti pada
kupu-kupu dan lebah, capung juga mengalami metamorfosis dalam periode
kehidupannya. Bedanya, serangga kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna,
sedangkan capung tidak, atau hanya mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Dimulai dari telur kemudian menjadi larva dan akhirnya menjadi capung dewasa
yang dapat terbang indah.
1. Capung merupakan salah satu serangga purba, mereka
sudah ada di bumi sejak 300 juta tahun yang lalu. Fosil capung terbesar yang
pernah ditemukan di bumi mempunyai ukuran lebar sayap lebih dari 3 meter.
2. Hewan ini adalah serangga golongan Odonata dengan
lebih dari 5000 spesies berbeda yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Di
Amerika Serikat saja terdapat lebih dari 400 spesies, apalagi Indonesia yang
luas ini pasti lebih banyak spesies capung yang hidup.
3. Kita mungkin sering melihat seekor capung berada di
atas permukaan air. Mengapa demikian? Ternyata di permukaan air itulah capung
menaruh telur-telurnya yang kemudian akan menetas menjadi larva. Mereka juga
sangat awas dengan daerahnya seperti permukaan air tersebut sehingga sering
kita jumpai 2 capung yang berkelahi satu sama lain untuk memperebutkan daerah
kekuasaan.
4. Walaupun kelihatannya sangat indah, capung sebenarnya
adalah serangga yang ganas. Sejak menetas dari telur, mereka adalah karnivora
yang suka menyantap hewan lain. Pada saat masih larva, mereka memakan plankton,
ikan-ikan kecil, serta larva lain. Di saat sayap mereka mulai berkembang,
capung muda memiliki bagian tubuh khusus yang berada di sekitar kepalanya yang
berfungsi sebagai tongkat untuk memudahkan menangkap ikan-ikan kecil. Di saat
dewasa, capung merupakan predator alami dari nyamuk, sehingga populasi capung
yang banyak bisa menjadi pengontrol yang efektif dalam menanggulangi penyebaran
nyamuk pada suatu tempat.
5. Hampir seluruh masa hidup capung sebenarnya
dihabiskan pada saat mereka larva. Larva capung sendiri hidup kira-kira 3
tahun, setelah itu mereka baru bermetamorfosis menjadi capung dewasa yang
bersayap. Capung dewasa ini hanya bertahan hidup beberapa minggu karena tujuan
mereka bermetamorfosis tersebut hanya untuk menemukan pasangan agar bisa
melangsukan perkawinan dan akhirnya bisa melanjutkan keturuna.
6. Sayap capung bagian depan lebih panjang daripada
sayap capung bagian belakang. Bentuk sayap seperti ini membuat capung dapat
terbang sangat cepat hingga 50 km/jam dan dapat melakukan berbagai manuver di
udara mulai dari bergerak ke samping, belakang sampai menyusuri suatu permukan
benda. Kelihaiannya dalam terbang tersebut menobatkan mereka sebagai serangga
tercepat yang ada di bumi.
7. Salah satu hal paling menarik yang ada pada capung
adalah bentuk matanya. Serangga ini memliki mata yang besar dengan ribuan lensa
yang bersegi-segi seperti pada lebah. Dengan mata yang besar dan bersegi-segi
tersebut, capung dapat melihat ke segala arah. Hal inilah yang membuat kita
agak kesulitan ketika ingin menangkap hewan ini walaupun dari belakangnya
sekalipun.
Capung dan capung jarum menyebar luas, di hutan-hutan,
kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan
perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000
m dpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat
dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang
spesifik dan wilayah hidup yang sempit. Capung jarum biasanya terbang dengan
lemah, dan jarang menjelajah jauh.
Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah
dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun.
Capung meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang
senang dengan air menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya
di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan
berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan
akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa.
Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam
bentuk nimfa, di bawah permukaan air, dengan menggunakan insang internal untuk
bernapas. Tempayak dan nimfa capung hidup sebagai hewan karnivora yang ganas.
Nimfa capung yang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan
anak ikan. Setelah dewasa, capung hanya mampu hidup maksimal selama empat
bulan.
Capung – seperti juga beberapa serangga lainnya, hidup
hanya sampai 24 jam – walau larvanya sebelumnya bisa tumbuh bertahun-tahun
dalam kepompong. Begitu lepas, capung terbang dan menikmati hidupnya yang hanya
sehari.
Dengan menggunakan metode capture recapture capung
ditangakap pada pagi hari, dikarenakan cuaca atau kondisi lingkungan yang masih
dingin menyebabkan capung tidak bergerak selincah ia ketika siang hari. Tidak
haya itu pagi hari merupakan awal dimana aktivitas kehidupan capung dimulai.
Capung yang telah tertangkap kemudian diberi tanda agar pada sore hari ketika
menangkap kembali apakah capung tersebu masih hidup atau tidak, ini menunjukan
siklus hidup capung pada dewasa begitu singkat, hanay 24 jam. Mencatat kondisis
lingkungan di karenakan lingkungan berpengaruhpad proses migrasi capung
tersebut. Menghitung populasi dimaksudkan agar kita mengetahui julah populasi
hewan capung tersebut. Juga dimaksudkan agar kita menyelidiki apakah capung
yang diberi tandaapakah masih hidup atau tidak.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah kami lakukan bahwa capung yang kami tangkap pada sore hari lebih banyk
dibandingkan pada pagi hari. Masih ada 3 ekor capung yang memiliki tanda yang
memang diberi tanda khusus pada pagi hari, namun jumlahnya begitu sedikit. Bisa
saja capung yang telah kami tandai telah mati, ini dikarenakan siklus hidup
capung yang telah dewasa hanya hidup selama 24 jam saja. Masa hidup mereka dari
telur hingga pra dewasa susungguhnya matlah panjang, masa hiduppnya paling
banyak pada saat mereka sedang dalam bentuk nimfa.
Daftar pustaka
Anonim. (2012).Kerapatan
Populasi. [online]. Tersediadi:
http://id.scribd.com/doc/13235928/daya-tekan-akar. [12November 2012]
Anonim.
(2012).Kerapatan Populasi dengan metode
menangkap-menandai-menangkap kembali. [online]. Tersedia di: http://dhevhy4ever.blogspot.com/2012_05_01_archive.html. [10November 2012]
Anonim. 2012. Faktanya capung haya
memiliki umur 24 jam. [online]. Tersedia :
http://uniqpost.com/1812/faktanya-capung-hanya-memiliki-umur-24-jam/.[10November 2012]
Carbonj.2012. capung sebagai
indikator air bersih. [online]. Tersedia : http://carboonj.blogspot.com/2012/04/capung-sebagai-indikator-air-bersih.html. [10November 2012]
0 komentar:
Posting Komentar