Minggu, 20 Januari 2013

KERAPATAN POPULASI hewan tanah



KERAPATAN POPULASI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Ekologi Hewan




KELOMPOK 8
KELAS 3B
Risa cucu cintawati                             102154051
                                           Usep supriadi                                      102154052
                                        Ferry dwi restu hendra                        102154060
                   Tri karina febriani                                102154069
                    Irma rismayanti                                   102154084


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
KERAPATAN POPULASI
A.  Tujuan
Menghitung kerapatan populasi tanah.
B.  Teori Dasar
Populasi didefinisikan sebagai kelompok kolektif organisme-organisme dari spesies yang sama (atau kelompok-kelompok lain dimana individu-individu dapat bertukar informasi genetik) yang menduduki ruang atau tempat tertentu. Untuk mengetahui struktur populasi, antara lain diperlukan informasi mengenai kerapatan populasi.
Kerapatan populasi adalah besarnya populasi dalam satuan ruang. Umumnya dinyatakan dalam jumlah individu atau biomasa populasi perasatuan areal atau volume, misalnya 100 pohon per hektar, 5 juta diatome per kubik air atau 2 kg ikan per meter persegi permukaan air. Biomasa dapat dinyatakan dalam dinyatakan dalam biomasa basah atau kering. Kerapatan dapat pula dinyatakan sebagai jumlah individu per waktu, misalnya jumlah burung yang terlihat per jam.
Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya bergantung pada jenis apa dari organisme yang terlibat, akan tetapi juga tergantung kepada jumlahnya dengan perkataan lain kerapatan populasinya.
Menghitung populasi dalam satu komunitas terdapat beberapa metoda, antara lain metoda menghitung langsung, kyadrat dan pit fall trap , tergantung pada jenis hewan dan komunitasnya. Pada praktikum kali ini akan dicoba menghitung jumlah hewan tanah, air dan hewan yang terbang.  
C.  Alat dan Bahan
Read More >>
1 .Alat :
Corong Barlese-Tullgren dilengkapi dengan lampu
2.      Bahan-bahan :
a.    Air 100 ml
b.    Alkohol 76% 20-40 ml
D.  Cara Kerja
1.    Memilih komunitas yang akan diamati
2.    Mengambil tanah atau serasa secukupnya. Mencatat kondisi lingkungan
3.    Menimbang
4.    Meletakkan sampel dalam corong, usahakan waktu dari lapangan ke laboratorium untuk disimpan dalam corong tidak lebih dari 3 jam
5.    Sumber panas (lampu) dapat memaksa hewan dan turun kedalam botol koleksi
6.    Proses ekstraksi dilakukan selama 5 hari (rabu-senin)
7.    Mengdentifikasi, metoda yang digunakan untuk mengekstraksi Arthropoda tanah, seperti Acarina, Colembolla, Isopoda dan Coleoptera.

E.   Hasil Pengamatan
Tabel 1 : jumlah hewan tanah di perum batara blok N no 5, dengan cara ekstrasi tanah Barlese-Tullgren
No
Nama Takson
Jumlah
1
Tidak ada
-
2
Tidak ada
-
3
Tidak ada
-
4
Tidak ada
-
5
Tidak ada
-
6
Tidak ada
-

Tabel 2 : kerapatan hewan tanah, di perum batara blok N no 5,   dengan cara ekstrasi tanah
No
Nama Takson
Kerapatan
1
Tidak ada
-
2
Tidak ada
-
3
Tidak ada
-
4
Tidak ada
-
5
Tidak ada
-
6
Tidak ada
-

F.   Pembahasan
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.
Ciri-Ciri Dasar Populasi
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu : ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya.

1.ciri- ciri biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri       biologi, antara lain :
a.       Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada yang  konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
b.       Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua  = senessens, dan mati)
c.       Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan  lingkungan
d.      Mempunyai hereditas
e.       Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.

2. ciri- ciri statistik
 Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
a.       Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b.      Sebaran (agihan, struktur) umur
c.       Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d.       Dispersi(sebaran individu intra populasi

Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu daun) per daun.
Pengaruh populasi terhadap  komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar dari kerapatan ekologi( kerapatanspesifik.
      Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per daun,
     Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak(absolut) dan kerapatan nisbi( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).
  Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan sample (sampling).
a.         Kerapatan mutlak
             Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:
1)      Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh)
metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk menentukan  populasi hewan  yang berjalan lambat, misalnya jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain
2)      Metode Sampling (cuplikan)
pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi. Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik .beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara lain:

Parameter Utama Populasi
1. Natalitas
     Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untukmeningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan.
Laju natalitas: jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.
Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
a.       fertilitas
tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
b.      fekunditas
tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.
Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu: 1.natalitas maksimum= n. mutlak (absolut)=n. 2. natalitas ekologi= pertambahan populasi dibawah kondisi lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.

2. Mortalitas
Menunjukkan kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
a.       mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya individu            
     dibawah kondisi lingkungan tertentu.
b.      mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
3.         Emigrasi, imigrasi dan migrasi.
         Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
 Emigrasi  : perpindahan keluar dari area suatu populasi.
Imigrasi   : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan  mengakibatkan meningkatkan kerapatan
Migrasi   : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.

G. Tugas
Soal
1.    Ada berapa kerapatan hewan tanah?
2.    Bagaimana kondisi lingkungan?
3.    Apa hubungan antara kondisi lingkungan dan kerapatan hewan tanah?

Jawaban
1.    Tidak ditemukan hewan tanah
2.    Kondisi lingkungannya kering dan tekstur tanahnya keras
3.    Lingkungan biotik maupun abiotik dan kondisi lingkungan yang baik akan menunjang kelangsungan hidup suatu makhluk hidup dalam mendiami suatu habitat tertentu. Semakin baik kondisi lingkungan semakin banyak kerapatan populasi yang ada di habitat tersebut. Kondisi tersebut akan mendukung terciptanya rantai makanan dan jaring-jaring makan yang baik di habitat tersebut.
fauna tanah dalam melakukan aktivitas hidupnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, baik faktor abiotik maupun biotik dimana dia berada (hidup), seperti kondisi-kondisi fisik, kimia, biotis,dan ketersediaan makanannya, serta cara pengelolaan tanah yang secara umum dapat mempengaruhi populasi fauna tanah, baik kahadiran, penyebaran, kelimpahanmaupun keanekaragaman spesiesnya.


H.  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada percobaan corong barlese-tullgren tidak ditemukan adanya hewan yang masuk kedalam botol yang berisi campuran alkohol dan air. Kami menganalisis bahwa hal ini terjadi akibat kondisi tanah dan lingkungan yang kering sehingga tidak mendukung percobaan kami mengenai kerapatan populasi pada wilayah yang kami lakukan. Akibatnya kondisi lingkungan yang kering tersebut tidak baik bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Semakin baik kondisi lingkungan semakin banyak kerapatan populasi yang ada di habitat tersebut. Kondisi  yang baik tersebut akan mendukung terciptanya rantai makanan dan jaring-jaring makan yang baik di habitat tersebut, oleh karena itu kelangsungan hidup makhluk hidup dapat terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.dinamika populasi.tersedia : http://praycorp.blogspot.com/2011/03/dinamika-populasi.html
Anonim.populasi.tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Populasi
Kholisabdullah.2011.populasi.tersedia : http://kholisabdullah.wordpress.com/2011/10/09/populasi/
Anonim.ekologi laporan makro fauna tanah. Terseddia di : http://www.scribd.com/doc/88386382/Ekologi-Laporan-Makrofauna-Tanah





Tidak ada komentar:

Posting Komentar