Minggu, 20 Januari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM MENGHITUNG KERAPATAN POPULASI HEWAN TERBANG



MENGHITUNG KERAPATAN POPULASI  HEWAN TERBANG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Ekologi Hewan
                                                          

                                                 

                                                                      penulis : 

Ferry Dwi Restu Hendra        


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
A.  Tujuan
Mengetahui kerapatan populasi hewan terbang
B.  Landasan Teori   
Menghitung populasi hewan terbang, seperti burung, kelelawar dapat dihitung dengan satuan waktu dengan metoda Calendar atau metoda menghitung langsung, sedangkan capung, belalang dll, dapat dilakukan dengan metoda capture recapture (menandai dan menangkap kembali).
Capung merupakan hewan yang akan kami jadikan objek dalam praktikum populas hewan terbang dengan metoda capture recapture (menandai dan menangkap kembali).
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (Soegianto. 1994).
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soegianto. 1994).
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Tarumingkeng. 1994).
Metode MMM, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.
Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua.
Adapun cara menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
Read More >>
1.       Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang
hilang atau rusak selama periode pengamatan.
2.       Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup.
3.       Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan
individu-individu lain didalam populasi.
4.       Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang
bertanda maupun tidak (Anonimus. 2008).

C.  Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Insect net
2.      Bahan
a.       Kantung keresek
b.      Tip-ex




D.  Langkah Kerja
1.      Cari lokasi yang banyak ditemukan capung, biasanyapada pagi hari (jam 06.00 pagi)
2.      Catat kondisi lingkungan selama penelitian (tiap jam, suhu, kelembaban dan cuaca)
3.      Tangkap capung dengan menggunakan insect net sebanyak-banyaknya dalam waktu 2x 50 menit, kemudian tandai punggung capung tersebut dengan menggunakan tip-ex, hitung jumlah capung yang telah ditandai.
4.      Lepaskan capung yang telah ditandai.
5.      Sore hari (jam 15.00-17.00) lakukan penangkapan kembali, pada radius 50 m, 100 m, 150 m, 200 m dst dari tempat pelepasan capung pagi hari samapi tidak diperoleh lagi capung yang ditandai. Hitung jumlah total yang ditangkap, baik yang ditandai maupun yang tidak ditandai.
6.      Perkiraan jumlah capung adalah








E.  Hasil Pengamatan
Hasil penangkapan capung
Waktu/jam
Kegiatan
Capung
Jam 06.00-08.00
Jumlah capung ditangkap
14
Jumlah capung ditandai dan dilepas
14
Jam 15.00-17.00
Jumlah capung ditandai ditangkap
3
Jumlah capung yang tertangkap
17
Jumlah populasi capung
79
F.   Analisis data
Jumlah populasi capung kelompok:
    ∑ capung ditandai dan dilepas =   ∑ capung yang ditandai ditangkap
             ∑ populasi capung                      ∑ capung yang ditangkap
                  ∑ A                                    =                      ∑ B
                 ∑ B                                                 ∑ C
                  14                          =                      3
                 ∑ P                                                 17
               3 P                            =                 17X1 4
                3 P                           =                      238
                                                                       
                                    P          =                     238
                                                                             3

                                                     =          79,33 = 79
Jumlah populasi capung data kelas:
    ∑ capung ditandai dan dilepas =   ∑ capung yang ditandai ditangkap
             ∑ populasi capung                      ∑ capung yang ditangkap
                ∑ A                          =                      ∑ B
                 ∑ B                                                 ∑ C
                 120                         =                      15
                 ∑ P                                                 73
            15∑ P                          =                 120 X 73
                 ∑ P                         =                    8760
                                                                       15
                                                =                    584
G. Pembahasan
Capung atau sibar-sibar dan Capung Jarum adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Kedua macam serangga ini jarang berada jauh-jauh dari air, tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Namanya dalam bahasa daerah adalah papatong (Sd.), kinjeng (Jw.), coblang (Jw.), kasasiur (bjn), tjapung.
Capung (subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.
Fakta capung :
Capung merupakan salah satu serangga yang sering kita lihat di tempat-tempat tertentu seperti taman atau sekitar rumah. Seperti pada kupu-kupu dan lebah, capung juga mengalami metamorfosis dalam periode kehidupannya. Bedanya, serangga kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna, sedangkan capung tidak, atau hanya mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dimulai dari telur kemudian menjadi larva dan akhirnya menjadi capung dewasa yang dapat terbang indah.
1. Capung merupakan salah satu serangga purba, mereka sudah ada di bumi sejak 300 juta tahun yang lalu. Fosil capung terbesar yang pernah ditemukan di bumi mempunyai ukuran lebar sayap lebih dari 3 meter.

2. Hewan ini adalah serangga golongan Odonata dengan lebih dari 5000 spesies berbeda yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Di Amerika Serikat saja terdapat lebih dari 400 spesies, apalagi Indonesia yang luas ini pasti lebih banyak spesies capung yang hidup.
3. Kita mungkin sering melihat seekor capung berada di atas permukaan air. Mengapa demikian? Ternyata di permukaan air itulah capung menaruh telur-telurnya yang kemudian akan menetas menjadi larva. Mereka juga sangat awas dengan daerahnya seperti permukaan air tersebut sehingga sering kita jumpai 2 capung yang berkelahi satu sama lain untuk memperebutkan daerah kekuasaan.
4. Walaupun kelihatannya sangat indah, capung sebenarnya adalah serangga yang ganas. Sejak menetas dari telur, mereka adalah karnivora yang suka menyantap hewan lain. Pada saat masih larva, mereka memakan plankton, ikan-ikan kecil, serta larva lain. Di saat sayap mereka mulai berkembang, capung muda memiliki bagian tubuh khusus yang berada di sekitar kepalanya yang berfungsi sebagai tongkat untuk memudahkan menangkap ikan-ikan kecil. Di saat dewasa, capung merupakan predator alami dari nyamuk, sehingga populasi capung yang banyak bisa menjadi pengontrol yang efektif dalam menanggulangi penyebaran nyamuk pada suatu tempat.
5. Hampir seluruh masa hidup capung sebenarnya dihabiskan pada saat mereka larva. Larva capung sendiri hidup kira-kira 3 tahun, setelah itu mereka baru bermetamorfosis menjadi capung dewasa yang bersayap. Capung dewasa ini hanya bertahan hidup beberapa minggu karena tujuan mereka bermetamorfosis tersebut hanya untuk menemukan pasangan agar bisa melangsukan perkawinan dan akhirnya bisa melanjutkan keturuna.
6. Sayap capung bagian depan lebih panjang daripada sayap capung bagian belakang. Bentuk sayap seperti ini membuat capung dapat terbang sangat cepat hingga 50 km/jam dan dapat melakukan berbagai manuver di udara mulai dari bergerak ke samping, belakang sampai menyusuri suatu permukan benda. Kelihaiannya dalam terbang tersebut menobatkan mereka sebagai serangga tercepat yang ada di bumi.
7. Salah satu hal paling menarik yang ada pada capung adalah bentuk matanya. Serangga ini memliki mata yang besar dengan ribuan lensa yang bersegi-segi seperti pada lebah. Dengan mata yang besar dan bersegi-segi tersebut, capung dapat melihat ke segala arah. Hal inilah yang membuat kita agak kesulitan ketika ingin menangkap hewan ini walaupun dari belakangnya sekalipun.
Capung dan capung jarum menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit. Capung jarum biasanya terbang dengan lemah, dan jarang menjelajah jauh.
Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun. Capung meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa.
Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, di bawah permukaan air, dengan menggunakan insang internal untuk bernapas. Tempayak dan nimfa capung hidup sebagai hewan karnivora yang ganas. Nimfa capung yang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan. Setelah dewasa, capung hanya mampu hidup maksimal selama empat bulan.
Capung – seperti juga beberapa serangga lainnya, hidup hanya sampai 24 jam – walau larvanya sebelumnya bisa tumbuh bertahun-tahun dalam kepompong. Begitu lepas, capung terbang dan menikmati hidupnya yang hanya sehari.
Dengan menggunakan metode capture recapture capung ditangakap pada pagi hari, dikarenakan cuaca atau kondisi lingkungan yang masih dingin menyebabkan capung tidak bergerak selincah ia ketika siang hari. Tidak haya itu pagi hari merupakan awal dimana aktivitas kehidupan capung dimulai. Capung yang telah tertangkap kemudian diberi tanda agar pada sore hari ketika menangkap kembali apakah capung tersebu masih hidup atau tidak, ini menunjukan siklus hidup capung pada dewasa begitu singkat, hanay 24 jam. Mencatat kondisis lingkungan di karenakan lingkungan berpengaruhpad proses migrasi capung tersebut. Menghitung populasi dimaksudkan agar kita mengetahui julah populasi hewan capung tersebut. Juga dimaksudkan agar kita menyelidiki apakah capung yang diberi tandaapakah masih hidup atau tidak.
H.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan bahwa capung yang kami tangkap pada sore hari lebih banyk dibandingkan pada pagi hari. Masih ada 3 ekor capung yang memiliki tanda yang memang diberi tanda khusus pada pagi hari, namun jumlahnya begitu sedikit. Bisa saja capung yang telah kami tandai telah mati, ini dikarenakan siklus hidup capung yang telah dewasa hanya hidup selama 24 jam saja. Masa hidup mereka dari telur hingga pra dewasa susungguhnya matlah panjang, masa hiduppnya paling banyak pada saat mereka sedang dalam bentuk nimfa.













Daftar pustaka
Anonim. (2012).Kerapatan Populasi. [online]. Tersediadi:
Anonim. (2012).Kerapatan Populasi dengan metode menangkap-menandai-menangkap kembali. [online]. Tersedia di: http://dhevhy4ever.blogspot.com/2012_05_01_archive.html. [10November 2012]
Anoni,m.2012. capung. [online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Capung. [10November 2012]
Anonim. 2012. Faktanya capung haya memiliki umur 24 jam. [online]. Tersedia : http://uniqpost.com/1812/faktanya-capung-hanya-memiliki-umur-24-jam/.[10November 2012]
Carbonj.2012. capung sebagai indikator air bersih. [online]. Tersedia : http://carboonj.blogspot.com/2012/04/capung-sebagai-indikator-air-bersih.html. [10November 2012]







Tidak ada komentar:

Posting Komentar