Selasa, 15 Januari 2013

KONSERVASI TANAH DI JL. JEND. AHMAD YANI LENGKONG WETAN



KONSERVASI TANAH  DI JL. JEND. AHMAD YANI LENGKONG WETAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pencemaran Lingkungan




Disusun oleh:
Kelompok 1 / Kelas 3B

1.      Desma Yulianti                         102154053
2.      Ferry Dwi Restu Hendra          102154060
3.      Rina Arisnawati                        102154064
4.      Rahma Damayanti                   102154073
5.      Pupu Indah Purwita                 102154077
6.      Dicky Rizkiansyah                  102154089
7.      Fuzi Nurmulyawati                  102154090


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS SILIWANGI
TASIKAMALAYA
2012



      A.    Latar Belakang
Salah satu bagian penting dari budi daya pertanian yang sering terabaikan oleh para praktisi pertanian di Indonesia adalah konservasi tanah. Hal ini terjadi antara lain karena dampak degradasi tanah tidak selalu segera terlihat di lapangan, atau tidak secara drastis menurunkan hasil panen. Dampak erosi tanah dan pencemaran agrokimia, misalnya, tidak segera dapat dilihat seperti halnya dampak tanah longsor atau banjir badang. Padahal tanpa tindakan konservasi tanah yang efektif, produktivitas lahan yang tinggi dan usaha pertanian sulit terjamin keberlanjutannya.Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Dalam arti sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya untuk mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi. Sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah menentukan kemampuan tanah (soil capability) untuk suatu penggunaan dan perlakuan yang diperlukan agar tanah tidak rusak dan dapat digunakan secara terus-menerus dan berkelanjutan (sustainable). Upaya-upaya konservasi tanah ditujukan untuk mencegah erosi,  memperbaiki tanah yang rusak, dan  memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan.
    B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas kami merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan konservasi tanah?
2.      Apa yang menyebabkan terjadinya konservasi tanah?
3.      Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi konservasi tanah? 
    C.     Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui:
1.      Pengertian konservasi tanah
2.      Penyebab terjadinya konservasi tanah
3.      upaya yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi konservasi tanah
Read More >>
      D.    Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu secara :
1.      Akademis
      Dengan adanya proposal penelitian ini diharapkan menjadi suatu tambahan ilmu dan bernilai manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi program studi pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi.
2.      Praktis
      Dari penyusunan proposal ini diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah setelah mempelajari bahasan ini.
      E.     Landasan Teoritis
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Penyebab Pencemaran Tanah
Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut. Sudah sepatutnya kita menjaga kelestarian tanah sehingga bisa mendukung kehidupan di muka bumi ini. Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia. Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
1.        Limbah domestic
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, bisa berupa limbah padat dan cair
a.       Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb
b.       Limbah cair berbentuk; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2.        Limbah industri
Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah: pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.
a.       Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
b.      Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam
3.      Limbah pertanian
Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisapupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantashama tanaman, misalnya DDT.
Dampak Pencemaran Tanah
Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari karena: lindi (air sampah), bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Timbunan sampah bisa menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah bisa timbulkan pencemaran tanah / gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lainnya adalah oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak menjadi racun di permukaan tanah.

Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Dalam arti yang sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi.
Penyebab Terjadinya Konservasi Tanah
Kondisi sumber daya lahan Indonesia cenderung mempercepat laju erosi tanah, terutama tiga faktor berikut:
1.      Curah hujan yang tinggi, baik kuantitas maupun intensitasnya
2.      Lereng yang curam
3.      Tanah yang peka erosi
      Terkait dengan genesa tanah data BMG (1994) menunjukkan bahwa sekitar 23,1% luas wilayah Indonesia memiliki curah hujan tahunan > 3.500 mm, sekitar 59,7% antara 2.000-3.500 mm, dan hanya 17,2% yang memiliki curah hujan tahunan < 2.000 mm. Dengan demikian, curah hujan merupakan faktor pendorong terjadinya erosi berat, dan mencakup areal yang luas. Lereng merupakan penyebab erosi alami yang dominan di samping curah hujan. Sebagian besar (77%) lahan di Indonesia berlereng > 3% dengan topografi datar, agak berombak, bergelombang, berbukit sampai bergunung. Lahan datar (lereng < 3%) hanya sekitar 42,6 juta ha, kurang dari seperempat wilayah Indonesia (Subagyo et al. 2000). Secara umum, lahan berlereng (> 3%) di setiap pulau di Indonesia lebih luas dari lahan datar (< 3%).
Erosi merupakan salah satu masalah utama dalam pertanian modern, karena mengurangi lapisan humus nutrisi dari tanah. Akar pohon juga bertindak sebagai spons menyerap air, yang membuat pemegang pohon penyimpanan yang sangat baik dari air tawar. Mereka juga menyerap sebagian air hujan, sehingga memperlambat hilangnya air hujan dari ekosistem melalui limpasan. Pohon juga mengatur suhu lokal dengan memberikan keteduhan dan pendinginan tanah dan udara.
    F.      Pembahasan Penelitian
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa tanah yang terdapat di jln. Jend. A. Yani, lengkong wetan RT. 04/ RW.12 kelurahan lengkong sari, kecamatan tawang kota tasikmalaya tercemar, selain itu keadaan tanah yang miring sehingga dapat menimbulkan terjadinya erosi. Oleh karena itu kelompok kami akan melakukan konservasi ( upaya untuk mencegah erosi) dengan cara menanam tanaman secara bersilang penanaman tanaman  tumpang (selingan) yang dapat mencegah erosi, namun tanaman ini tidak mengganggu penyerapan air tanaman pokok. Contohnya adalah penanaman singkong yang berdampingan dengan penanaman cabe. Tanaman singkong digunakan untuk membantu menyuburkan tanah dan mencegah erosi pada lahan pertanian cabe.

1.      singkongFoto1848Dokumentasi Survei
2012-11-19 10
cabe 1







Untuk mencegah terjadinya erosi dan membantu menyuburkan tanah maka akan dilakukan konservasi tanah dengan metode vegetatif. Metode ini digunakan untuk mengelola lahan miring, dimana lahan tersebut ditanami dengan suatu tanaman tertentu sebagai sarana untuk mengkonservasi lahan. Tanaman yang digunakan tersebut disebut tanaman penutup tanah, tanaman penutup tanah ini selain berfungsi untuk mencegah erosi juga dapat berperan untuk memperbaiki struktur tanah, menambah bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara, serta mengurangi fluktuasi temperatur tanah. Tanaman yang digunakan dalam metode vegetatif harus mampu berkembang dengan baik, memiliki banyak daun, mudah dikembangbiakkan, memiliki akar yang mengikat ke dalam tanah tetapi tidak mengganggu jalur nutrisi tanaman pokok, tahan penyakit dan kondisi kering, tidak berduri atau bersulur, dan tahan pangkasan. Beberapa contoh penerapan metode vegetatif adalah cover crop, countur planting, menanam tanaman dengan lajur berselang-seling di lereng dengan kemiringan 6% - 10%, crop rotation, reboisasi, dan penanaman rumput di saluran pembuangan.
Solusi yang akan kelompok kami lakukan yaitu penanaman tanaman singkong
dan tanaman cabe, beserta tanaman vetiver di sekeliling lahan tersebut.  tanaman singkong digunakan untuk membantu menyuburkan tanah dan mencegah erosi pada lahan pertanian cabe.
2.        Tanaman singkong
Klasifikasi
Kingdom              : Plantae
 Divisio                 : Magnoliophyta
 Classis                 : Magnoliopsida
 Subclassis            : Rosidae
 Ordo                    : Euphorbiales
 Familia                : Euphorbiaceae
 Genus                  : Manihot
 Spesies                : Manihot Ultilisima Burm F
Singkong dapat membantu mengendalikan erosi lereng bukit. Lewat tanaman singkong pagar yang ditanam dengan menggunakan metode sederhana, dengan memberikan pupuk yang banyak agar bertumbuh dengan lebat dan membiarkan daunnya lebat agar dapat dijadikan tanaman penutup tanah atau pelindung hidup yang melindungi tanah dari hujan.   
Akarnya yang dalam dan berserabut mengurangi resiko longsor atau runtuh.
Batang yang kaku membentuk tanaman pagar yang lebat yang mengurangi kecepatan air, memberi lebih banyak waktu bagi air untuk meresap kedalam tanah dan ketika diperlukan mengalihkan kelebihan limpasan air.
3.        Tanaman cabai
Cabai atau Capsicum Annum termasuk tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah maupun tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan C serta mengandung minyak astirin, yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan panas bila kita gunakan untuk rempah-rempah.
Klasifikasi menurut Cronquist :
 Kingdom             : Plantae
 Divisio                 : Magnoliophyta
 Classis                 : Magnoliopsida
 Subclassis            : Asteridae
 Ordo                    : Solanales
 Familia                : Solanaceae
 Genus                  : Capsicum
 Spesies                : Capsicum Annuum  
Tanaman cabai dapat dihampir semua jenis tanah. Untuk mendapatkan produksi dan mutu hasil yang tinggi, tanaman cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek, bebas cacing dan penyakit menular leat tanah. Tanaman cabai juga dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah dataran dengan sudut kemiringan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi.
Erosi merupakan salah satu masalah utama dalam pertanian modern, karena mengurangi lapisan humus nutrisi dari tanah. Akar pohon juga bertindak sebagai spons menyerap air, yang membuat pemegang pohon penyimpanan yang sangat baik dari air tawar. Mereka juga menyerap sebagian air hujan, sehingga memperlambat hilangnya air hujan dari ekosistem melalui limpasan. Pohon juga mengatur suhu lokal dengan memberikan keteduhan dan pendinginan tanah dan udara.
4.      Vetiver
Vetiver adalah jenis tanaman yang mampu menahan erosi akibat hujan atau pun angin sehingga permukaan tanah tetap terjaga. Karakteristik unik Vetiver yang sangat penting untuk konservasi tanah dan air adalah:
a.         Sistem akar yang mengikat tanah: dalam, menembus, akar berserat.
b.         Batang yang tegak dan kaku membentuk tanaman pagar lebat, efektif memperlambat dan menyebarkan arus air, mengurangi kekuatan erosinya.
c.          Toleran terhadap segala macam kondisi tanah yang buruk dan tanah yang tidak subur, temasuk lingkungan sulfat asam, alkalin, salin, dan sodik.
d.         Kemampuan untuk menahan perendaman yang berkepanjangan.
e.          Kemampuan beradaptasi dengan berbagai macam iklim; mampu tumbuh  baik di pegunungan yang dingin di utara dan kondisi kering yang ekstrim di bukit pasir di daerah pesisir tengah.
f.          Penggandaan secara vegetatif yang mudah.
g.          Steliritas: berbunga tetapi tidak menghasilkan biji. Karena Vetiver (V.  zizanioides) tidak memiliki batang atas atau bawah tanah, dia akan berada  di tempat yang sama dimana dia ditanam dan tidak menjadi rumput liar.Tidak seperti V. nemoralis, tanaman asli Vietnam dan memproduksi benih  subur, V. Zizanioides steril dan memiliki sistem akar yang masif. Bagian 1  dari manual ini menggambarkan perbedaan signifikan antara dua spesies ini.
h.         Sistem akarnya vertikal, pertumbuhan akar samping yang sangat kecil. Hal  ini memastikan bahwa tanaman, ketika ditumpangsari, biasanya tidak bersaing mendapatkan hara dan air dengan tanaman lainnya.
Sistem akar Vetiver yang mengikat tanah dan  kemampuannya untuk membentuk pagar tanaman lebat. Sistem akar Vetiver yang  kuat tidak tertandingi oleh tanaman lain yang digunakan untuk pengendalian erosi di pertanian.
Pada tanah datar dan berparit, dimana kecepatan air banjir bandang dapat  menghancurkan, akar Vetiver yang dalam dan kuat mencegah tanaman tidak tercabut. Rumput ini dapat menahan arus yang sangat kuat. Selain mengurangi erosi pada permukaan tanah berlereng, akar Vetiver yang masif juga berkontribusi menstabilkan lereng. Akarnya yang dalam dan berserabut mengurangi resiko longsor atau runtuh. Batang Vetiver yang kaku membentuk tanaman pagar yang lebat yang mengurangi kecepatan air, memberi lebih banyak waktu bagi air untuk meresap ke dalam tanah, dan, ketika diperlukan, mengalihkan kelebihan limpasan air. Ini adalah prinsip kendali erosi ‘flow-through’ (dimana air terus menerus mengalir) untuk pertanian di dataran banjir dan juga di lereng curam di area dengan curah hujan tinggi.
Idealnya, spesies yang digunakan sebagai penghalang untuk mengendalikan erosi dan sediman yang efektif harus memiliki fitur dibawah ini (Smith dan Srivastava 1989):
    Membentuk pagar tanaman yang tegak, kaku dan lebat yang memiliki ketahanan  terhadap arus air permukaan dan memiliki akar yang luas dan dalam yang  mengikat tanah dan mencegah keluarnya air dari kanal buatan dan penghanyutan di dekat penghalang.
    Mampu bertahan dari stres kelembaban dan hara dan tumbuh kembali dengan cepat sesudah hujan.
    Meminimalkan berkurangnya hasil panen (penghalang tidak harus berkembang  biak menjadi rumput liar, tidak bersaing untuk kelembapan, hara, dan cahaya, dan tidak menjadi sarang hama dan penyakit).
    Tidak perlu lebar untuk bisa efektif.
    Dapat menjadi suplai bahan yang memiliki nilai ekonomis bagi petani.
Vetiver menunjukan semua karakteristik ini. Uniknya, Vetiver tumbuh subur dalam kondisi kering dan lembab, tumbuh di tanah berkondisi ekstrim dan bertahan di berbagai macam suhu (Grimshaw 1988).
    G.    Kesimpulan
Upaya konservasi ( upaya untuk mencegah erosi) tanah yang akan kelompok kamin lakukan  dengan cara menanam tanaman secara bersilang penanaman tanaman  tumpang (selingan) yang dapat mencegah erosi, namun tanaman ini tidak mengganggu penyerapan air tanaman pokok. Contohnya adalah penanaman singkong yang berdampingan dengan penanaman cabe. Tanaman singkong digunakan untuk membantu menyuburkan tanah dan mencegah erosi pada lahan pertanian cabe.
Selain tanaman singkong dan cabe yang mampu mencegah erosi terjadi kelompok kami akan menanam tanaman vetiver di sekeliling tanah konservasi tersebut, dimana tanaman ini sangant menguntungkan. Sistem akarnya yang kut mengikat tanah dapat mencegah erosi terjadi. Juga selain daripada itu tanaman ini tidak bersaing dengan taman pokok untuk mendapatkan hara pada lingkungan tersebut.













DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. konsep-konsep dasar konservasi tanah. [online]. Tersedia : http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/konservasi-tanah-dan-air/.[ 4 november 2012].

Gresensia Inna Lisnawati .2012. Konservasi Tanah. [online]. Tersedia : http://innaacik.blogspot.com/2012/11/konservasi-tanah-air-a.html. [4 november 2012].

Anonym. 2011. Pengendalian erosi.[online]. Tesedia :
     [ 4 november2012].


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar