Selasa, 15 Januari 2013

PEWARNAAN NEGATIF



PEWARNAAN NEGATIF
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah mikrobiologi



http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/search/label/Kumpulan%20Makalah%20Biologi



                                                                     Penulis:
                 

                       Ferry Dwi Restu Hendra        






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012





PEWARNAAN NEGATIF
A.    Tujuan
1.      Mengamati sel-sel bakteri dalam ukuran yang sebenarnya.
2.      Mengenal dan mempelajari cara pewarnaan negatif.

B.     Landasan teori
Pewarnaan negatif atau pengecetan negatif adalah pewarnaan yang dilakukan bukan pada mikrobanya melainkan pewarnaan tersebut ditunjukan pada latar belakang dari sel-sel mikroba. Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin. Pewarna asam memiliki negatif charge kromogen, tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri. Oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna. Bahan pulas dipakai tinta-cina, karena itu sering juga disebut pewarnaan tinta-cina. Pewarnaan Burri dipakai untuk mengetahui adanya golongan spirochaetales dan juga untuk memperlihatkan adanya selubung (kapsul) pada kuman-kuman yang tertentu seperti pada Diplococcus pneumoniae, Klebsiella Frielander, dll.
     Pewarnaan ini merupakan pewarnaan yang tidak langsung. Kita hanya mewarnai latar belakang dari bakteri tersebut, sedangkan bakterinya sendiri tidak mengambil zat-zat warna. Pada negatif staining pada umumnya tidak dilakukan ”fiksasi”, maka praktis bakteri tidak mengalami perubahan-perubahan, tidak mengerut. Dengan demikian pewarnaan negatif berguna untuk melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya serta berguna untuk pengukuran-pengukuran bakteri. Pada pewarnaan bakteri ini sel-sel kuman kelihatan ”transparan” (terang jernih) sedangkan latar belakangnya kelihatan gelap (dengan tinta-cina). Pewarnaan negatif atau peawarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna.

C.      Alat dan Bahan
Alat :
1.      Kaca objek
2.      Tusuk gigi
3.      Jarum ose
Bahan :
1.      Kotoran gigi
2.      Tinta cina atau nigrosin
D.    Cara Kerja
1.      Mengambil kotoran gigi dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diratakan diatas kaca sediaan dengan jarum ose.
2.      Meneteskan pada kaca sediaan 2 tetes tinta cina atau nigrosin dan diratakan dengan dengan bagian tepi dari kaca sediaan  yang lain.
3.      Setelah rata langsung diamati dibawah mikroskop
4.      Jangan sampai lensa obyektif menyentuh sediaan basah tersebut
5.      Amati bentuk mikroba pada perbesaran 10x dan 40x
E.     Hasil Pengamatan
Dengan menggunakan tehnik pewarnaan negatif, dimana hanya lingkungannya yang diwarnai, terdapat bakteri pada kotoran tesebut berbentuk coccus.


http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/search/label/Kumpulan%20Makalah%20Biologi



     Pada saat mertakan tinta di objek glas menggunakan tepi pada objek glass tersebut. Rata atau tidaknaybakteri itu tergantung pada  keampuan mahasiswa dalam meratakannya, juga mengenai cepat lambatnya ditemukan bakteri tergantung skill mahasiswa dalam penggunaan mikroskop.

F.     Pembahasan
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan
            Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam.
            Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
·         Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
·         Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
·         Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
·         Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui.
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui.
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif.
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat.
   Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada struktur sel. Kadangkala zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel dapat berubah bergantung pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan. Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta cina atau nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca objek. Zat warna tidak akan mewarnai bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam.
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas.
Bila kita mengacu pada pewarnaan gram maka ciri bakteri berdasakan pada pewarnaan gram dapat di simpulkan sebagai berikut :
Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif (Lay,1994)
Cirri-ciri gram negative:
-        Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer
-        Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam laktat.
-        Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
-        Tidak resisten terhadap gangguan fisik
Ciri-ciri bakteri gram positif:
-        Struktur dindingnya tebal
-        Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal
-        Bersifat lebih rentan terhadap senyawa penisilin
-        Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal
-        Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit
-        Lebih resisten terhadap gangguan fisik.













G.    Kesimpulan
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Hal ini dilakukan agar bakteri yang terlihat kontras dapat kita lihat dengan jelas pada mikrskop, kita juga dapat melihat bentuk dari mikroba tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kelompok kami lakukan. Bahwa pada kotoran gigi yang digunakan sampel tersebut terdapat bakteri. Setelah kotoran gigi tersebut di beriakan pewarna tinta pada objek glass, maka kami menemukan bakteri berbentuk coccus yang berjumlah sangant banyak.
















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pewarnaan negatif pewarnaan burry. [online]. Tersedia : http://labmikrobiologi.blogspot.com/2012/02/pewarnaan-negatif-pewarnaan-burry.html

Itatrie.2012. laporan miukrobiologi pewarnaan.  [online]. Tersedia : http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pewarnaan.html.
[12 Desember 2012].

Jhosepyra. 2012. Pengecatan spora . [online]. Tersedia :  http://jhosepyra.blogspot.com/2012/06/pengecatan-spora-1.html.
[ 12 Desember 2012]

Rita . 2010. Laporan praktikum bakteriologi. [online]. tersedia :
http://ritapoltekkes.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-bakteriologi.html. [12 Desember 2012]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar