Sabtu, 07 September 2013

BANK BENIH TANAH ( Soil Seed Bank )



BANK BENIH TANAH
( Soil Seed Bank )

  1. Tujuan
1.      Mengetahui soil seed bank pada 2 macam kedalaman tanah
2.      Mengidentifikasian speses yang ditemuka pada berbaga soil seed bank
3.      Menghitung kerapatan populasi
  1. Landasan Teori
Bank benih tanah mengacu pada penyimpanan benih alami dalam tanah. Studi tentang bank benih tanah dimulai pada 1859 ketika Charles Darwin mengamati munculnya bibit menggunakan sampel tanah dari bagian bawah danau. Naskah ilmiah pertama mengenai hal itu diterbitkan pada tahun 1882 dan melaporkan tentang terjadinya benih pada kedalaman tanah yang berbeda. Bank
benih gulma telah dipelajari secara intensif dalam ilmu pertanian karena dampak pentingnya di bidang ekonomi; bidang lain tertarik pada bank benih tanah. Termasuk regenerasi hutan dan ekologi restorasi.
Bank benih memainkan peran penting dalam lingkungan alam ekosistem. Sebagai contoh, situs yang rusak karena terbakar, bencana alam, operasi pertanian dan lain-lain, vegetasi di kawasan tersebut akan cepat kembali disebabkan oleh bank benih tanah. Ekosistem hutan dan lahan basah mengandung sejumlah spesies tanaman khusus membentuk bank tanah benih persisten.
Tidak adanya bank benih tanah menghambat pembentukan vegetasi selama suksesi primer, sementara kehadiran sebuah bank tanah yang lengkap benih memungkinkan berkembangnya spesies ekosistem kaya selama suksesi sekunder.
Angka kematian benih di dalam tanah adalah salah satu faktor kunci untuk fluktuasi kepadatan populasi tanaman, terutama untuk tanaman tahunan. Studi pada struktur genetik populasi Septentrionalis Androsace di bank benih dibandingkan dengan orang-orang dari tanaman yang sudah menunjukkan bahwa keragaman dalam populasi lebih tinggi di bawah tanah dari tanah di atas.
Peningkatan kekayaan spesies dalam komunitas tumbuhan karena bank tanah kaya spesies dan berlimpah biji dikenal sebagai efek penyimpanan.Setiap tanah memiliki potensi untuk menyimpan berbagai benih atau biji dari suatu tanaman atau pohon. Kebanyakan bijiang disimpan di dalam tanah dalam keadaan dormansi. Biji tersebut akan melakukan dormansi pada saat keadaan lingkungan mendukung. 
  1. Alat dan bahan
1.    Alat
                  a.       Pencukil
                    b.      Polybag
                       c.      Alat siram
                          d.       Naungan
                              e.      Alat tulis
2. Bahan
                       a.       Sample tanah
                          b.      Air

  1. Prosedur Percobaan
1.       Menetukan lokasi tanah yang akan di amati.
2.       Mengambil sampel tanah (ladang, kebung, halaman) sebanyak ± 3 kg.
3.       Masing-masing sampel tanah diambil dari 2 jenis kedalaman tanah. Lapisan pertama sedalam 0-25 cm dan lapisan kedua sedalam 25-50 cm, kemudian dimasukan masing-masingsampel tana kedalam polybag dan simpaundi bawah naungan.
4.       Siramlah setiap hari sampel tanah tersebut selama 1 bulan.
5.       Identifikasi germinasi spesies yang terdapat pada sampel tanah tersebt dan hitunglah kerapatannya.


  1. Hasil Pengamatan
No
Nama Spesies
Jumlah
Kerapatan
Keterangan


Polybag A
Polybag B
Polybag
A
Polybag B
1
Spesies A
33
2
33/244 cm
2/224 cm
Tidak diketahui spesies
2
Spesies B
9
3
9/224 cm
3/224 cm
Tidak diketahui spesies
3
Spesies C
1

1/224 cm

Tidak diketahui spesies

Foto hasil pengamatan 
                                                       a. Poybag A hari ke 30


                                          b. Polybag B hari ke 30

      F. Pembahasan
Tanah yang digunan untuk bahan percobaan praktikum bank benih tanah (soil seed bank) adalah sampel tanah biasa yang dapat kita temukan dimana saja, namun kali ini tempat yang digunakan untuk sampel tanah adalah di perkebunan. Tekstur tanah tersebut lembek,  sedikit berpasirdan gembur.
Tanah dari kedua kedalaman kemudia di simpan pada 2 buah polybag. Seteah 10 hari terdapat pada kedua polybag tersebut benih yang telah berkecambah. berikut adalah pengamatan pada kedua polybag :
1.      Polybag A  pada kedalaman 0-25 cm
2.      Polybag B  pada kedalaman 25-50 cm
Setelah sepuluh hari dari kedua pot dengan kedalaman yang berbeda terdapat biji yang berkecabambah. Namun biji paling banyak berkecambah pada polybag dengan ytanah kedalaman 0-25 cm, dikarenakan tekstur tanah yang gembur juga kandungna nutrisi masih terjaga.
Pada polybag A terdapat 3 spesies tanaman yang pertama spesies A berjumlah  33 dengan kerapatannya 33/224 cm, spesies B berjumlah 9dengna kerapatanya 9/224 cm, spesies C berjumlah satu dengan kerpatannya 1/224 cm. pada polybag B terdapat 2 spesies, spesies A berjumlah 2 dengan kerapatannya 2/224 cm, pada spesies B berjumlah 3 dengan kerapatannya 3/224 cm.
Semua spesies yang dtemukan tidk siketahui jenisnya, ini dikarenakan keterbatasan imu yang dimiliki.
Faktor Yang Mempengaruhi Germinasi :
1. Media Perkecambahan (Substrat)
• Pasir
• Kertas merang
• Kapas / Tisu
• Tanah
2. Temperatur
     Temperatur yang member prosentase perkecambahan paling besar dalam periode waktu paling singkat. (Contoh: Suhu harus konstan).
3. Lama pengujian
    Waktu yang di butuhkan suatu benih untuk berkecambah.
4. Faktor lain:
• Cahaya mempengaruhi fotosintesis.
• Dormansi yaitu fase istirahat benih. (Contoh: Benih sengon harus di patahkan bijinya dan di siram oleh air panas terlebih dahulu sebelum lalu di rendam dengan air dingin sebelum di lakukan penyemaian)

  1. Kesimpulan
               Di dalam tanah terdapat banyak sekali biji yang siap untuk berkecambah. hal ini dapat kita   buktikan dengan hasil praktium yang telah dilakukan dimana pada kedua polybag tersebut terdapat beberapa jenis tanaman, meskipun kita tidak menanam benih tersebut. Benih tersebut berkecambah karena adanaya beberapa faktor diantaranya media, nutrisi, dan cahaya matahari. Pada polyba kedua jumlah spesies tersebut sedikit, hal ini dapat terjadi karena keadaan ada tanah kedalaman 25-50 cm nutrisin yang ada sedikit. Sehingga biji tersebut sulit untuk berkecambah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar