LAPORAN
PRAKTIKUM
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi Hewan
Ferry Dwi
Restu Hendra
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
A. TUJUAN
Dalam
penyusunan laporan praktikum ini penulis mempunyai tujuan yaitu ingin mengidentifikasi
kadar material organik dalam tanah
B. LANDASAN TEORI
Humus atau kita biasa mengatakan
bahan organik tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Kadang kala kita
juga menyebutnya sebai C-Organik tanah. C-organik sangat penting dalam tanah
Karena C-organik dalam tanah akan
sangat menentukan perkembangan mikro organisme tanah, menentukan jumlah
kapasitas tukar kation (mudah tidaknya unsur hara terserap oleh akar) dan akan
menentukan agregat atau struktur tanah.
Bahan
organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena memiliki
beberapa peranan kunci di tanah. Disamping itu bahan organic tanah memiliki
fungsi – fungsi yang saling berkaitan, sebagai contoh bahan organik tanah
menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga dapat meningkatkan
dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan
meningkatkan daya pulih tanah
C. ALAT DAN
BAHAN
1.
Plastipembungkus
kacang bawang 1 meter
2.
Sampel tanah 375
gr
3.
Air secukupnya
4.
Camera
5.
Pacul kecil
6.
Alat penggerus
D. LANGKAH
KERJA
1.
Ambil sampel tanah kita. (ambil dari 4 penjuru ladang atau sawah kita dan 1 lokasi tengah
ladang atau sawah kita). Saat pengambilan sample
tanah sebaiknya tanah dalam kondisi kering.
2.
Campurkan dengan cara diremas-remas dengan tangan secara
merata.
3.
Ikat salah satu ujung plasik kacang bawang
4.
Setelah kelima sample tanah tersebut kita campurkan secara
merata lalu kita masukkan dalam plastik tersebut sampai kira-kira setinggi
setengah dari panjang plastik tersebut
5.
Tambahkan air bersih sampai hampir penuh.
6.
Tiup plastik sampai melembung dan ikat ujung plastik pada
bagian yang belum diikat tadi.
7.
Kocok-kocok sampai tanah dan air benar-benar merata.
8.
Gantungkan plastik tersebut pada tiang
9.
Biarkan kira-kira satu atau dua jam
10. Setelah benar-benar mengendap kita
akan melihat komposisi/ penyusun tanah kita.
E. HASIL
PENGAMATAN
1. Sampel
tanah yang berasal dati lima sudut telah di campuran. Sebelum dicapurkan
digerus dulu agar tanah menjadi halus.
2. Tanah
dimasukan kedalam platik panjang, kemudian campur dengan volume sama seperti
ketinggian tanah dalam plastik, kocok sampai tanah dan air tecampur.
3.
Tanah yang telah
tercampur setelah didiamkan sekitar 2 sampai 3 jam lapisan tah tersusun atas
humus, lempung, kerikil atau pasir.
Humus
Lempung
Kerikil atau pasir
Tanah tingginya 21 cm, dengan perbandingan lapisan humus = 4 cm, lempung = 12 cm, kerikil 5 cm. berikut adalah hasil presentase perbandingannya
Humus 4
x 100% = 19,05 %
21
Lempung 12 x 100% = 57, 14 %
21
Kerikil 5 x 100% = 23,81 %
21
F. PEMBAHASAN
Bahan
organik tanah
merupakan penimbunan terhadap tanah yang sebagian besar berasal dari
pembentukan baru oleh sisa tumbuhan dan hewan. Bahan tersebut merupakan
sisa yang tidak statis karena mengalami serangan jasad-jasad renik oleh tanah. Hal demikian bahan tersebut dikatakan
sebagai bahan transisi tanah dan harus terus-menerus diperbaharui dengan
melakukan penambahan sisa-sisa tumbuhan tingkat tinggi. Biasanya bahan organik
yang terkandung di dalam tanah hanya sedikit, kurang lebih 3 sampai 5% dari
berat tanah mineral yang mewakili. Akan tetapi pengaruhnya terhadap
sifat tanah dan kehidupan tumbuhan jauh lebih besar dibandingkan dengan
kandungan yang rendah itu. Peran utama bahan organik adalah sebagai
pemebentuk butir dari butir-butir mineral. Di samping itu bahan organik
merupakan sumber pokok dari dua unsur utama yaitu fosfor dan sulfur yang
merupakan satu-satunya sumber nitrogen. Pengaruh
bahan organik pada sifat-sifat fisik tanah dapat menunjang daya menahan
air tanah dan mempertinggi jumlah air yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan.
Bahan organik tanah berperan secara fisik, kimia, maupun biologis,
sehingga menentukan status kesuburan tanah.
1.
Humus
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna baru yang belum lapuk terus menerus mengalami serangan-serangan jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus. Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas. Definisi humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman serta binatang yang telah terdekomposisikan.
Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk inilah bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah. Humuslah yang aktif dan bersifat menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif. Tetapi tidak seperti liat yang kebanyakan kristalin, humus selalu amorf (tidak beraturan bentuknya).
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna baru yang belum lapuk terus menerus mengalami serangan-serangan jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus. Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas. Definisi humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman serta binatang yang telah terdekomposisikan.
Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk inilah bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah. Humuslah yang aktif dan bersifat menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif. Tetapi tidak seperti liat yang kebanyakan kristalin, humus selalu amorf (tidak beraturan bentuknya).
Humus merupakan senyawa rumit yang
agak tahan lapuk (resisten), berwarna coklat, amorf, bersifat koloidal dan
berasal dari jaringan tumbuhan atau hewan yang telah diubah atau dibentuk oleh
berbagai jasad mikro. Humus tidaklah resisten sama sekali terhadap kerja
bakteri. Mereka tidak stabil terutama apabial terjadi perubahan regim suhu,
kelembapan dan aerasi.Adanya humus pada tanah sangat membantu mengurangi pengaruh
buruk liat terhadap struktur tanah, dalam hal ini humus merangsang granulasi
agregat tanah. Kemampuan humus menahan air dan ion hara melebihi kemampuan
liat. Tinggi daya menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya
kapasitas tukar kation dari humus, karena humus mempunyai beberapa gugus yang
aktif terutama gugus karboksil. Dengan sifat demikian keberadaan humus dalam
tanah akan membantu meningkatkan produktivitas tanah.
Sifat dan
Ciri Humus
a.
Bersifat koloidal seperti liat tetapi amorfous.
b.
Luas permukaan dan daya jerap jauh melebihi liat.
c.
Kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g, liat hanya
8-100 me/100 gr.
d.
Daya jerap air 80-90% dari bobotnya, liat hanya 15-20%
e.
Daya kohesi dan
plastisitasnya rendah sehingga mengurangi sifat lekat dari liat dan membantu
granulasi agregat tanah.
f.
Misel humus tersusun dari lignin, poliuronida, dan
protein liat yang didampingi oleh C, H, O, N, S, P dan unsur lainnya
g.
Muatan negatif
berasal dari gugus -COOH dan -OH yang tersembul di pinggiran dimana ion H dapat
digantikan oleh kation lain.
h.
Mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia
seperti Ca, Mg, dan K.
a.
Peranan Bahan Organik Bagi Tanah
Bahan
organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan
organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah,
yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan
pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat
tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada
taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi
berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal
atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi
tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah
akibat terbentuknya agregat.
Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri.
Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri.
b.
Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah
• Meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel tanah dan bahan organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer.
• Meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel tanah dan bahan organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer.
• Warna tanah menjadi coklat hingga
hitam. Hal ini meningkatkan penyerapan energi radiasi matahari yang kemudian
mempengaruhi suhu tanah.
• Merangsang granulasi agregat dan
memantapkannya
• Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.
Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik.
• Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat.
• Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.
Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik.
• Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat.
• Peningkatan secara fisik
butir-butir prima oleh miselia jamur dan aktinomisetes. Dengan cara ini
pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat terjadi dalam tanah.
• Peningkatan secara kimia
butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada senyawa organik yang
berbentuk rantai panjang.
• Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan ikatan hidrogen.
• Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan ikatan hidrogen.
• Peningkatan secara kimia
butir-butir liat melalui ikatan antara bagian negatif liat dan bagian positf
dari senyawa organik berbentuk rantai polimer.
c.
Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah
Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan bahan organik akan menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah.
Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan bahan organik akan menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah.
d.
Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah
Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh.
Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh.
Kegiatan
jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik
segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik
yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan
mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang
dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih
stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula
populasi jasad mikro dalam tanah.
e.
Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman
Bahan
organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik
berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan
cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Peranan bahan
organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar
mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah.
f.
Pengaruh Langsung Bahan Organik pada Tanaman
Melalui penelitian ditemukan bahwa beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap langsung dari bahan organik dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Dulu dianggap orang bahwa hanya asam amino, alanin, dan glisin yang diserap tanaman. Serapan senyawa N tersebut ternyata relatif rendah daripada bentuk N lainnya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa bahan organik mengandung sejumlah zat tumbuh dan vitamin serta pada waktu-waktu tertentu dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan jasad mikro. Bahan organik ini merupakan sumber nutrien inorganik bagi tanaman. Jadi tingkat pertumbuhan tanaman untuk periode yang lama sebanding dengan suplai nutrien organik dan inorganik. Hal ini mengindikasikan bahwa peranan langsung utama bahan organik adalah untuk menyuplai nutrien bagi tanaman. Penambahan bahan organik kedalam tanah akan menambahkan unsur hara baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga pemupukan dengan pupuk anorganik yang biasa dilakukan oleh para petani dapat dikurangi kuantitasnya karena tumbuhan sudah mendapatkan unsur-unsur hara dari bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah tersebut. Efisiensi nutrisi tanaman meningkat apabila pememukaan tanah dilindungi dengan bahan organik.
Melalui penelitian ditemukan bahwa beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap langsung dari bahan organik dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Dulu dianggap orang bahwa hanya asam amino, alanin, dan glisin yang diserap tanaman. Serapan senyawa N tersebut ternyata relatif rendah daripada bentuk N lainnya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa bahan organik mengandung sejumlah zat tumbuh dan vitamin serta pada waktu-waktu tertentu dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan jasad mikro. Bahan organik ini merupakan sumber nutrien inorganik bagi tanaman. Jadi tingkat pertumbuhan tanaman untuk periode yang lama sebanding dengan suplai nutrien organik dan inorganik. Hal ini mengindikasikan bahwa peranan langsung utama bahan organik adalah untuk menyuplai nutrien bagi tanaman. Penambahan bahan organik kedalam tanah akan menambahkan unsur hara baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga pemupukan dengan pupuk anorganik yang biasa dilakukan oleh para petani dapat dikurangi kuantitasnya karena tumbuhan sudah mendapatkan unsur-unsur hara dari bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah tersebut. Efisiensi nutrisi tanaman meningkat apabila pememukaan tanah dilindungi dengan bahan organik.
g.
Pengaruh Tidak Langsung Bahan Organik pada Tanaman
• Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman. Bahan organik dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air karena bahan organik, terutama yang telah menjadi humus dengan ratio C atau N 20 dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat dari bobotnya. Karena kandungan air tersebut, maka bahan organik terutama yang sudah menjadi humus dapat menjadi penyangga bagi ketersediaan air.
• Membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur-unsur tersebut dari pencucian. Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali.
• Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman. Bahan organik dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air karena bahan organik, terutama yang telah menjadi humus dengan ratio C atau N 20 dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat dari bobotnya. Karena kandungan air tersebut, maka bahan organik terutama yang sudah menjadi humus dapat menjadi penyangga bagi ketersediaan air.
• Membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur-unsur tersebut dari pencucian. Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali.
• Meningkatkan kapasitas tukar
kation tanah Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-
unsur hara.
• Memperbaiki struktur tanah Tanah yang mengandung bahan organik berstruktur gembur, dan apabila dicampurkan dengan bahan mineral akan memberikan struktur remah dan mudah untuk dilakukan pengolahan. Struktur tanah yang demikian merupakan sifat fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman.
• Memperbaiki struktur tanah Tanah yang mengandung bahan organik berstruktur gembur, dan apabila dicampurkan dengan bahan mineral akan memberikan struktur remah dan mudah untuk dilakukan pengolahan. Struktur tanah yang demikian merupakan sifat fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman.
• Mengurangi erosi
• Memperbaiki agregasi tanah. Bahan
organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam
pembentukan agregat tanah yang stabil. • Menstabilkan temperatur. Bahan organik
dapat menyerap panas tinggi dan dapat juga menjadi isolator panas karena
mempunyai daya hantar panas yang rendah, sehingga temperatur optimum yang
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya dapat terpenuhi dengan baik.
• Meningkatkan efisiensi pemupukan
Secara umum, pemberian bahan organik
dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Demikian pula dengan
peranannya dalam menanggulangi erosi dan produktivitas lahan.
2. lempung
Lempung atau tanah liat adalah
partikel mineral
berkerangka dasar silikat
yang berdiameter
kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika atau aluminium
yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi.
Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini ditentukan
oleh jenis mineral lempung yang
mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida
silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya.
Tanah Liat atau tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a.
Tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk
dijadikan lahan pertanian.
b.
Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan
basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya.
c.
Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah
secara halus
d.
Merupakan bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan
tangan lainnya yang dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu di atas
10000C.
3.
kerikil atau pasir
Tanah
berpasir mudah dilalui air atau bersifat porous dan mengandung sedikit
bahan organik. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Pada umumnya, tanah
berpasir tidak begitu subur karena mengandung sedikit humus tetapi jenis tanah
ini cocok digunakan sebagai bahan bangunan. Namun, ada tanah berpasir yang
subur, misalnya tanah berpasir di sekitar gunung berapi. Hal ini karena adanya
abu vulkanik yang mengandung banyak unsur hara.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan
kelompok kami bahwa lapiasan tanah terdiri atas humus, lempung, dan kerikil. Lempung lebh banyak darai pda humus dan
kerikil.
Humus merupakan salah satu bentuk bahan
organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna baru yang belum lapuk
terus menerus mengalami serangan-serangan jasad mikro yang menggunakannya
sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan
asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus.
Bahan organik tanah berperan secara fisik, kimia, maupun biologis,
sehingga menentukan status kesuburan tanah.
Lempung Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air.
Kerikil atau Tanah berpasir mudah dilalui air atau bersifat porous
dan mengandung sedikit bahan organik. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2012.bahan
organik tanah.tesedia:
anonium.2012.kadar
bahan organik tanah.tersedia:
anonim.2012.peran
penting bahan organik tanah. Tersedia : http://angin-nganjuk.blogspot.com/2012/08/peran-penting-bahan-organik-tanah.html#9llhWXuLFDpgqzlO.99
anonim.2012.mengenal tanah liat
atau lempung.tersedia : http://ruangkumemajangkarya.wordpress.com/2012/01/21/mengenal-tanah-liat-atau-lempung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar