By Unknown | At 7/28/2013 05:22:00 PM | Label :
Fisiologi Hewan
| 0 Comments
- Tujuan
1. Untuk
mengetahui adanya ezym amilase saliva
2. Menguji
faktor-faktor yang mepengaruhi tehadap kerja enzym
- Landasan Teori
Amilase saliva adalah enzim yang terdapat dalam air
ludah. Enzim ini bekerja pada pati dan dekstrin (atau juga Glikogen ) dan
mengubahnya menjadi maltosa, dengan hasil antara amilo dekstrin,
eritrodekstrin, dan aktrodekstrin. Sekitar 1500 air liur disekresi per hari. pH
saliva saat kelenjar istirahat sedikit lebih rendah dari 7,0, tetapi selama
sekresi aktif, pHnya mencapai 8,0. Air liur mengandung dua enzim pencernaan: lipase
lingual, yang disekresi oleh kelenjar di lidah, dan α-amilase saliva, yang
disekresi oleh kelenjar-kelenjar saliva. Saliva juga mengandung musin, yaitu
glikoprotein yang melumasi makanan, mengikat bakteri, dan melindungi mukosa
mulut. Saliva juga mengandung immunoglobulin sekretorik IgA; lisozim, yang menyerang
dinding kuman; laktoferin, yang mengikat besi dan bersifat bakteriostatik; dan
protein kaya-plorin yang melindung email gigi dan mengikat tannin yang toksik.
Saliva mempunyai sejumlah fungsi penting, antara lain
memudahkan kita menelan, mempertahankan kelembaban mulut, bekerja sebagai
pelarut molekul yang merangsang indera pengecap, membantu proses bicara dengan
memudahkan pergerakan bibir dan lidah, dan mempertahankan kebersihan mulut dan
gigi. Saliva juga mempunyai daya antibakteri, dan penderita defisiensi salivasi
(xerostomia) mempunyai insidens karies gigi yang lebih tinggi daripada normal.
Sistem dapar saliva membantu mempertahankan pH mulut sekitar 7,0. Sistem ini
juga membantu menetralkan asam lambung dan menghilangkan nyeri ulu hati (heartburn)
bila getah lambung mengalami regurgitasi ke dalam esophagus.
Komposisi ion air liur sangat bervariasi dari spesies
ke spesies dan dari kelenjar ke kelenjar. Akan tetapi, umumnya saliva yang
disekresi di dalam asini mungkin isotonik, dengan konsentrasi Na+, K+, Cl-, dan
HCO3- yang mirip dengan komposisi plasma. Duktus ekskretorius dan mungkin
duktus interkalaris yang bermuara ke dalam duktus ekskretorius memodifikasi
komponen saliva dengan mengambil Na+ dan Cl- dan menambahkan K+ dan HCO3-.
Duktus tersebut relative impermeable terhadap air. Jadi, pada aliran saliva
yang lambat, saliva yang sampai ke mulut bersifat hipotonik, sedikit asam, dan
kaya akan K+ tetapi relatif kurang Na+ dan Cl-. Jika aliran saliva cepat,
komposisi ion tidak memiliki cukup waktu untuk berubah di dalam duktus.
Akibatnya, meskipun pada manusia tetap bersifat hipotonik, saliva lebih
cenderung isotonik, dengan konsentrasi Na+ dan Cl- yang lebih tinggi.
Aldosteron meningkatkan konsentrasi K+ dan menurunkan konsentrasi Na+ saliva
dengan kerja yang analog seperti kerja hormone di ginjal, dan terlihat rasio
Na+/K+ saliva yangtinggi bila jumlah aldosteron berkurang pada penyakit
Addison.
Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis,
submandibularis, dan sublingualis, selain itu juga ada beberapa kelenjar
bukalis yang sangat kecil. Sekresi saliva normal harian berkisar 800-1500 ml.
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama : (1) Sekresi serosa yang
mengandung ptialin (suatu α-amilase), yang merupakan enzim untuk mencernakan
karbohidrat, dan (2) Sekresi mucus yang mengandung musin untuk tujuan
perlindungan dan pelumasan. Kelenjar parotis hampir seluruhnya menyekresi tipe
serosa, sementara kelenjar submandibularis dan sublingualis menyekresi mucus
dan serosa. Kelenjar bukalis hanya menyekresi mucus. Saliva mempunyai pH antara
6,0-7,0; suatu kisaran yang menguntungkan untuk kerja pencernaan dari ptialin.
- Alat dan bahan
1.
Alat
Tabu reaksi
|
Kertas saring
|
Pipet tetes
|
Penjepit tabung
|
gelas ukur 100 ml
|
Pemanas spirtus
|
Becker glass
|
|
2.
Bahan
Aquadest
|
Laruta benedict
|
Saliva
|
Es batu
|
Larutan glukosa 0,1 %, 0,5 %, 1 %, 5%
|
NaOH 0,1 M
|
HCL 0,1 M
|
Larutan amilum
|
|
Larutan iodium
|
- Prosedur Percobaan dan Hasil Pengamatan
1.
Kontrol
No
|
Perlakuan
|
Hasil (warna)
|
Keterangan
|
1
|
Larutan amilum (1ml) + larutan iodium (1ml)
|
Kuning
|
|
2
|
Larutan amilum (1ml) + larutan benedict (1ml)
panaskan
|
Biru
|
Terdapat gelembung
|
3
|
Larutan amilum (1ml) + larutan saliva (1ml)
diamkan 5 menit kemudian bagimenjasi 2 bagian. Larutan 1 + benedict
panaskan ?
Larutan 2 + lar iodium ?
|
Abu
Kuning
bening
|
|
4
|
Glukosa 0,1 % (1ml) lar benedict (1ml) panaskan ?
|
Orange
kecoklatan
|
|
5
|
Glukosa 0,5 % (1ml) lar benedict (1ml) panaskan ?
|
Orange
|
|
6
|
Glukosa 1 % (1ml) lar benedict (1ml) panaskan ?
|
Merah bata
|
|
7
|
Glukosa 5 % (1ml) lar benedict (1ml) panaskan ?
|
Orange
|
|
8
|
Glukosa 0,1 % (1ml) lar iodium (1ml)
|
Kuning
|
|
9
|
Glukosa 0,5 % (1ml) lar iodium (1ml)
|
Kuning
|
|
10
|
Glukosa 1 % (1ml) lar iodium (1ml)
|
Kuning kemerahan
|
|
11
|
Glukosa 5 % (1ml) lar iodium (1ml)
|
Kuning
|
|
2.
Pengaruh suhu
No
|
Perlakuan
|
Hasil
(warna)
|
Keterangan
|
1
|
Tabung I = 2 ml amilum + 1 ml saliva àsimpan pada suhu 0°C kemudian uji
dengan lar iodium ? lar benedict,
panasakn ?
|
|
|
2
|
Tabung II = 2 ml amilum + 1 ml saliva àsimpan pada suhu 37 °C kemudian uji
dengan lar iodium ? lar benedict,
panasakn ?
|
|
|
3
|
Tabung II = 2 ml amilum + 1 ml saliva àsimpan pada suhu 80 °C kemudian uji
dengan lar iodium ? lar benedict,
panasakn ?
|
|
|
3.
Pengaruh waktu
No
|
Perlakuan
|
Hasil
(warna)
|
Keterangan
|
|
Amilum 10 ml + saliva 2 ml à bagi menjadi 4 bagian dengan waktu :
-
0‘ àlarutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
-
2‘ à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
-
4‘ à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
-
6’ à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
-
|
|
|
4.
Pengaruh enzym engan berbagai kosentrasi
No
|
Perlakuan
|
Hasil
(warna)
|
Keterangan
|
|
Isi 6 tabung reaksi dengan aquadest masing-masing 9 ml + 1ml saliva àlakukan pengenceran sampai 10-6
Tabahkan masing-masing amilum 2 ml simpan 5 menit à masing-masing uji dengan :
|
|
|
|
-
Tabung I à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
Ungu muda
Ungu
|
-
-
|
|
-
Tabung II à larutan iodium ?
Lar.
Benedict, panaskan ?
|
Hitam kebiruan
Biru langit
|
Ada endapan
-
|
|
-
Tabung III à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
Hitam kekuningan
Biru langit
|
-
Ada endapan
|
|
-
Tabung IV à larutan iodium ?
Lar.
Benedict, panaskan ?
|
Kuning kehitaman
Biru lagit
|
-
-
|
|
-
Tabung V à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
Hijau keitaman
Biru
|
-
-
|
|
-
Tabung VI à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
Hitam kekuningan
Biru
|
Ada endapan
Ada endapan
|
5.
Kosentrasi subtat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
(warna)
|
Keterangan
|
|
Isi 6 tabung reaksi dengan aquadest masing-masing 9 ml + amilum 1ml àlakukan pengenceran sampai 10-6
Tabahkan masing-masing saliva 2 ml simpan 5 menit à masing-masing uji dengan :
|
|
|
|
-
Tabung I à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
Tabung II à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
Tabung III à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
Tabung IV à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
Tabung V à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
Tabung VI à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
6.
Kosentrasi asam
No
|
Perlakuan
|
Hasil
(warna)
|
Keterangan
|
|
Isi 6 tabung reaksi dengan aquadest masing-masing 9 ml + HCL 1ml àlakukan pengenceran sampai 10-6
Tabahkan masing-masing amilum 2 ml + saliva 2 ml simpan 5 menit à masing-masing uji dengan :
|
|
|
|
-
Tabung I à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
Tabung II à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
Tabung III à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
Tabung IV à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
-
Tabung V à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
|
-
Tabung VI à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
|
|
7.
Kosenrtrasi basa
No
|
Perlakuan
|
Hasil
(warna)
|
Keterangan
|
|
Isi 6 tabung reaksi dengan aquadest masing-masing 9 ml + NaOH 1ml àlakukan pengenceran sampai 10-6
Tabahkan masing-masing amilum2ml + saliva 2 ml simpan 5 menit à masing-masing uji dengan :
|
|
|
|
-
Tabung I à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
Putih
Bening kebiruan
|
Terdapat endapan dipermukaan bawah
Terdapat lendir di bawah biru
|
|
-
Tabung II à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
Putih
Ungu
|
Terdapat endapan
Terdapat lendir di atas ungu
|
|
-
Tabung III à larutan iodium ?
Lar.
Benedict, panaskan ?
|
Putih
Ungu
|
Terdapat endapan dibawah putih
Terdapat lendir di
bawah ungu
|
|
-
Tabung IV à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
Bening
Ungu
|
Terdaapat endapan dibawah lendir
Terdapat lendir
|
|
-
Tabung V à larutan iodium ?
Lar.
Benedict, panaskan ?
|
Putih
Ungu
|
Tidak terdapat endapan
Tedapat lendir di
bawah ungu
|
|
-
Tabung VI à larutan iodium ?
Lar. Benedict, panaskan ?
|
Bening
Ungu
|
Tidak terdat endapan
Terdapat lendir dibawah ungu
|
- Pembahasan
Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida
(protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan
cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian
mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi
pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian
besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan
struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase
hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa
istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim,
dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein,
sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non
protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor
ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut
gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah
terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya
merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat
merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim
diantaranya adalah :
suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka
reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu,
karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan
denaturasi dan bagian aktig enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan
kecepatan enzim berkurang.
pH
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang
lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi
denaturasi protein.
konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang
menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu
konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya
konsentrasi enzim.
konsentrasi substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi
substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak
terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.
zat-zat penghambat
Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh
terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya,
sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya
urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang
dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision
on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam
golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim
memegang peranan. Enam golongan tersebut ialah :
Oksidoreduktase
Transferase
Hidrolase
Liase
Isomerase
Ligase
Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan
kimia antara produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi
dan produk tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan
fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan
pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan
kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat
mengubahnya.
Secara singkat, sifat-sifat enzim tersebut antara lain :
berfungsi sebagi biokatalisator
merupakan suatu protein
bersifat khusus atau spesifik
merupakan suatu koloid
jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
tidak tahan panas
Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang
tersebar di berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang
penting dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim amilase. Enzim ini
terdapat dalam saliva atau air liur manusia. Saliva yang disekresikan oleh
kelenjar liur selain mengandung enzim amilase juga mengandung 99,5% air,
glikoprotein, dan musin yang bekerja sebagai pelumas pada waktu mengunyah dan
menelan makanan. Amilase yang terdapat dalam saliva adalah α-amilase liur yang
mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan
oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosodat α(1 4). Amilase liur akan
segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan
dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus
partikel makanan.
Amilase (alfa, beta dan glukoamilase) merupakan enzim
yang penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme. saat ini sejumlah
enzim amilae telah diproduksi secara komersial. Penggunaan mikrobia dianggap
lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat menghasilkan dan kondisi
lingkungan dapat dikendalikan.
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber
karbon. Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung
jagung, jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai
substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan
produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara
laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa.
Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging,
ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat.
- Kesimpulan
Enzym merupaka suatu zat yang dapat mempercepat suatu reaksi, teteapi
ensym tersebut tidak ikut bereaksi. Enzym dapat rusak pada suhu panas karean
enzym merupakan suatu protein. Enzym dapat bekerja bola balik selama enzym
tersebuttidaklah rusak. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempercepat kerza
enzym misalnya suhu, pH, kosentrasi enzym.
Daftar Pustaka
Mineminecute. Aktivitas enzym amilase.
2012. [online[. Tersedia : http://mineminecute.wordpress.com/2012/12/07/aktifitas-enzim-amilase/
[ 18 april 2013].
Anonim.faktor-faktor yan mempengaruhi kerja enzym. 2012. [online].
Tersedia : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/faktor-yang-mempengaruhi-kerja-enzim.html.
[ 18 april 2013 ]