Sabtu, 19 Januari 2013

Cara Membuat Efek Animasi Banjir Di Blogger



Cara Membuat Efek Animasi Banjir Di Blogger
haiii sobat bogger selamat malem semuaaa. mugkin sobat semua terheran heran ketk melihat blog saya atau blog temen yang laainn kok ada efek animasinya sihhhhhh?????? 
nahhhh kali ini saya akan deskripsikan  Cara Membuat Efek Animasi Banjir Di Blogger. yuuu kita langsung aplikasiakan di blog sobat caranya adalah :

1. Login ke dasbor Blogger sobat atau login ke blogger sobat
2. masukan ID plus passwoorrnya dongg hahah.
3.  Masuk ke aetelan pilih  Tata Letak

3. Pilih Add Gadget di tempat manapun

4. Pilih yang HTML/JavaScript

5. Pastekan kode berikut ini :
       <scriptlanguage="javascript">nd_mode="flood"nd_vAlign="bottom"nd_hAlign="right"nd_vMargin="10";nd_hMargin="10";nd_target="_blank";</script><br /><script language="javascript" src="http://yourjavascript.com/023122722111/efek-banjir.js"></script>

6. Kemudian Simpan dan Save Template dan lihat hasilnya
jejejrennggggggggggggggg  
coba lihat blogeer sobat.
eitsssss yang mau copas pastiin blog ane ditulis jadi referensinyaa. terimakasihhhh sampai jumpa lagii sobattt

Selasa, 15 Januari 2013

KONSERVASI TANAH DI JL. JEND. AHMAD YANI LENGKONG WETAN



KONSERVASI TANAH  DI JL. JEND. AHMAD YANI LENGKONG WETAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pencemaran Lingkungan




Disusun oleh:
Kelompok 1 / Kelas 3B

1.      Desma Yulianti                         102154053
2.      Ferry Dwi Restu Hendra          102154060
3.      Rina Arisnawati                        102154064
4.      Rahma Damayanti                   102154073
5.      Pupu Indah Purwita                 102154077
6.      Dicky Rizkiansyah                  102154089
7.      Fuzi Nurmulyawati                  102154090


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS SILIWANGI
TASIKAMALAYA
2012



      A.    Latar Belakang
Salah satu bagian penting dari budi daya pertanian yang sering terabaikan oleh para praktisi pertanian di Indonesia adalah konservasi tanah. Hal ini terjadi antara lain karena dampak degradasi tanah tidak selalu segera terlihat di lapangan, atau tidak secara drastis menurunkan hasil panen. Dampak erosi tanah dan pencemaran agrokimia, misalnya, tidak segera dapat dilihat seperti halnya dampak tanah longsor atau banjir badang. Padahal tanpa tindakan konservasi tanah yang efektif, produktivitas lahan yang tinggi dan usaha pertanian sulit terjamin keberlanjutannya.Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Dalam arti sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya untuk mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi. Sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah menentukan kemampuan tanah (soil capability) untuk suatu penggunaan dan perlakuan yang diperlukan agar tanah tidak rusak dan dapat digunakan secara terus-menerus dan berkelanjutan (sustainable). Upaya-upaya konservasi tanah ditujukan untuk mencegah erosi,  memperbaiki tanah yang rusak, dan  memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan.
    B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas kami merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan konservasi tanah?
2.      Apa yang menyebabkan terjadinya konservasi tanah?
3.      Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi konservasi tanah? 
    C.     Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui:
1.      Pengertian konservasi tanah
2.      Penyebab terjadinya konservasi tanah
3.      upaya yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi konservasi tanah

MEMINIMALISASI PENCEMARAN UDARA DI JL. JEND. AHMAD YANI LENGKONG WETAN



MEMINIMALISASI PENCEMARAN UDARA DI JL. JEND. AHMAD YANI LENGKONG WETAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pencemaran Lingkungan



Disusun oleh:
Kelompok 1 / Kelas 3B

1.      Desma Yulianti                          102154053
2.      Ferry Dwi Restu Hendra           102154060
3.      Rina Arisnawati                         102154064
4.      Rahma Damayanti                   102154073
5.      Pupu Indah Purwita                 102154077
6.      Dicky Rizkiansyah                  102154089
7.      Fuzi Nurmulyawati                  102154090


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS SILIWANGI
TASIKAMALAYA
2012
            A.    Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat hidup makhluk hidup yang harus kita jaga kelestariannya agar kelangsungan hidup kita menjadi nyaman. Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan industri dapat berdampak buruk bagi lingkungan hidup kita. Banyak pencemaran yang terjadi yang berdampak bagi linkungan, contoh kecilnya saja ialah pencemaran udara. Pencemaran atau pencemaran lingkungan menurut tempat terjadinya terbagi tiga yaitu pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982, pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara Adapun yang disebut polutan yaitu suatu zat atau bahan yang kadarnya melebihi ambang batas serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga merupakan bahan pencemar lingkungan, misalnya: bahan kimia, debu, dan panas. Polutan tersebut dapat menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya malah merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan kedalam :

MEMINIMALISASI PENCEMARAN AIR DI JL. JEND. AHMAD YANI LENGKONG WETAN



MEMINIMALISASI PENCEMARAN AIR DI JL. JEND. AHMAD YANI LENGKONG WETAN

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pencemaran Lingkungan









Disusun oleh:
Kelompok 1 / Kelas 3B

Desma Yulianti
102154053
Ferry Dwi Restu Hendra
102154060
Rina Arisnawati
102154064
Rahma Damayanti
102154073
Pupu Indah Purwita
102154077
Dicky Rizkiansyah
102154089
Fuzi Nurmulyawati
102154090









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS SILIWANGI
TASIKAMALAYA
2012
  1. Latar Belakang Masalah
Lingkungan merupakan tempat hidup makhluk hidup yang harus kita jaga kelestariannya agar kelangsungan hidup kita menjadi nyaman. Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan industri dapat berdampak buruk bagi lingkungan hidup kita. Banyak pencemaran yang terjadi yang berdampak bagi linkungan, contoh kecilnya saja ialah pencemaran air. Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan air yang bersih untuk memasak, minum, mandi, mencuci, dan kepentingan lainya. Air yang kita gunakan harus bersifat 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti plastik, sampah organik, kaleng dan sebagainya.
Di daerah Lengkong Wetan jl. Jendral Ahamad Yani Rt 04 Rw 12 Kelurahan Lengkong Sari Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya terdapat jumlah penduduk sebanyak ± 500 orang. Semua warga di kampung tersebut membuang limbah rumah tangga kedalam kolam penampungan sementara yang menuju sungai ciloseh. Dikolam penampungan sementara itu terdapat genangan air limbah yang sangat tercemar, baik air maupun udara. Tidak hanaya itu fesespun terdampar di genangan air tersebut, sehingga mencemari lingkungan dan secara estetikapun tidak layak di pandang. 
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun proposal yang mengambil tema Pencemaran Air agar kita dapat mengetahui dari mana pencemaran itu datang, dan bagai mana cara penanggulangannya.

PEWARNAAN NEGATIF



PEWARNAAN NEGATIF
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah mikrobiologi



http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/search/label/Kumpulan%20Makalah%20Biologi



                                                                     Penulis:
                 

                       Ferry Dwi Restu Hendra        






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012





PEWARNAAN NEGATIF
A.    Tujuan
1.      Mengamati sel-sel bakteri dalam ukuran yang sebenarnya.
2.      Mengenal dan mempelajari cara pewarnaan negatif.

B.     Landasan teori
Pewarnaan negatif atau pengecetan negatif adalah pewarnaan yang dilakukan bukan pada mikrobanya melainkan pewarnaan tersebut ditunjukan pada latar belakang dari sel-sel mikroba. Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin. Pewarna asam memiliki negatif charge kromogen, tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri. Oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna. Bahan pulas dipakai tinta-cina, karena itu sering juga disebut pewarnaan tinta-cina. Pewarnaan Burri dipakai untuk mengetahui adanya golongan spirochaetales dan juga untuk memperlihatkan adanya selubung (kapsul) pada kuman-kuman yang tertentu seperti pada Diplococcus pneumoniae, Klebsiella Frielander, dll.
     Pewarnaan ini merupakan pewarnaan yang tidak langsung. Kita hanya mewarnai latar belakang dari bakteri tersebut, sedangkan bakterinya sendiri tidak mengambil zat-zat warna. Pada negatif staining pada umumnya tidak dilakukan ”fiksasi”, maka praktis bakteri tidak mengalami perubahan-perubahan, tidak mengerut. Dengan demikian pewarnaan negatif berguna untuk melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya serta berguna untuk pengukuran-pengukuran bakteri. Pada pewarnaan bakteri ini sel-sel kuman kelihatan ”transparan” (terang jernih) sedangkan latar belakangnya kelihatan gelap (dengan tinta-cina). Pewarnaan negatif atau peawarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna.

C.      Alat dan Bahan
Alat :
1.      Kaca objek
2.      Tusuk gigi
3.      Jarum ose
Bahan :
1.      Kotoran gigi
2.      Tinta cina atau nigrosin
D.    Cara Kerja
1.      Mengambil kotoran gigi dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diratakan diatas kaca sediaan dengan jarum ose.
2.      Meneteskan pada kaca sediaan 2 tetes tinta cina atau nigrosin dan diratakan dengan dengan bagian tepi dari kaca sediaan  yang lain.
3.      Setelah rata langsung diamati dibawah mikroskop
4.      Jangan sampai lensa obyektif menyentuh sediaan basah tersebut
5.      Amati bentuk mikroba pada perbesaran 10x dan 40x
E.     Hasil Pengamatan
Dengan menggunakan tehnik pewarnaan negatif, dimana hanya lingkungannya yang diwarnai, terdapat bakteri pada kotoran tesebut berbentuk coccus.


http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/search/label/Kumpulan%20Makalah%20Biologi



     Pada saat mertakan tinta di objek glas menggunakan tepi pada objek glass tersebut. Rata atau tidaknaybakteri itu tergantung pada  keampuan mahasiswa dalam meratakannya, juga mengenai cepat lambatnya ditemukan bakteri tergantung skill mahasiswa dalam penggunaan mikroskop.

F.     Pembahasan
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan
            Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam.
            Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
·         Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
·         Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
·         Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
·         Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui.
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui.
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif.
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat.
   Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada struktur sel. Kadangkala zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel dapat berubah bergantung pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan. Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta cina atau nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca objek. Zat warna tidak akan mewarnai bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam.
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas.
Bila kita mengacu pada pewarnaan gram maka ciri bakteri berdasakan pada pewarnaan gram dapat di simpulkan sebagai berikut :
Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif (Lay,1994)
Cirri-ciri gram negative:
-        Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer
-        Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam laktat.
-        Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
-        Tidak resisten terhadap gangguan fisik
Ciri-ciri bakteri gram positif:
-        Struktur dindingnya tebal
-        Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal
-        Bersifat lebih rentan terhadap senyawa penisilin
-        Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal
-        Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit
-        Lebih resisten terhadap gangguan fisik.













G.    Kesimpulan
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Hal ini dilakukan agar bakteri yang terlihat kontras dapat kita lihat dengan jelas pada mikrskop, kita juga dapat melihat bentuk dari mikroba tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kelompok kami lakukan. Bahwa pada kotoran gigi yang digunakan sampel tersebut terdapat bakteri. Setelah kotoran gigi tersebut di beriakan pewarna tinta pada objek glass, maka kami menemukan bakteri berbentuk coccus yang berjumlah sangant banyak.
















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pewarnaan negatif pewarnaan burry. [online]. Tersedia : http://labmikrobiologi.blogspot.com/2012/02/pewarnaan-negatif-pewarnaan-burry.html

Itatrie.2012. laporan miukrobiologi pewarnaan.  [online]. Tersedia : http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pewarnaan.html.
[12 Desember 2012].

Jhosepyra. 2012. Pengecatan spora . [online]. Tersedia :  http://jhosepyra.blogspot.com/2012/06/pengecatan-spora-1.html.
[ 12 Desember 2012]

Rita . 2010. Laporan praktikum bakteriologi. [online]. tersedia :
http://ritapoltekkes.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-bakteriologi.html. [12 Desember 2012]