MENGHITUNG KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN
DENGAN METODA KUADRAT
A.
Tujuan
Menentukan indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman
vegetasi (rumput).
B.
Landasan Teori
Vegetasi
merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Analisis vegetasi adalah suatu cara
mempelajari susunan dan komposisi vegetasi secara bentuk (struktur)
vegetasi
dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk
pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk mempelajari komposisi
vegetasi perlu dilakukan pembuatan petak-petak pengamatan yang sifatnya
permanen atau sementara. Menurut Soerianegara (1974) petak-petak tersebut dapat
berupa petak tunggal, petak ganda ataupun berbentuk jalur atau dengan metode
tanpa petak.
Metode kuadran umunya
dilakukan bila vegetasi tingkat pohon saja yagng jadi bahan penelitiaan. Metode
ini mudah dan lebih cepat digunan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon
dan menksir volumenya.
Dalam mekanisme kehidupan
bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu
penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Analisa vegetasi adalah cara
mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagi
kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik
komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun keadaan
penutupan tajuknya perlu diukur. Selain itu dalam suatu ekologi hutan satuan
yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit.
Ada berbagai metode yang dapat
di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini. Diantaranya dengan menggunakan metode kuadran
atau sering disebut dengan kuarter. Metode ini sering sekali disebut juga
dengan plot less method karena tidak membutrhkan plot dengan ukuran tertentu,
area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang
hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga melakukan perhitungan
satu persatu akan membutuhkanwaktu yang sangat lama, biasanya metode ini
digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya.
C.
Alat Bahan
1.
Petak kuadrat
2.
Alat tulis
3.
Catatan
4.
Kamera
D.
Prosedur Percobaan
1.
Menentukkan daerah yang akan diuji
keanekaragaman vegetasinya.
2.
Meletakan petak kuadrat dengan
cara dilempar secara sembarang.
3.
Mencatat dan mengidentifikasi
jenis tumbuhan tiap kotak pada peta kuadart.
4.
Mengulangi kegiatan 2 dan 3 sampai
tiga kali.
5.
Menghitung indeks nilai penting,
indeks keanekaragaman.
E.
Hasil Pengamatan
1.
Gambar pengamatan
Species
|
Gambar
|
species
|
gambar
|
|
A
|
|
F
|
||
B
|
|
G
|
||
C
|
|
I
|
|
|
D
|
|
H
|
|
|
E
|
Kotak Kuadrat
Kotak 1
|
Kotak 2
|
Kotak 3
|
Kotak 4
|
Kotak 5
|
Kotak 6
|
Kotak 7
|
Kotak 8
|
Kotak 9
|
Kotak 10
|
Kotak 11
|
Kotak 12
|
Kotak 13
|
Kotak 14
|
Kotak 15
|
Kotak 16
|
Kotak 17
|
Kotak 18
|
Kotak 19
|
Kotak 20
|
Kotak 21
|
Kotak 22
|
Kotak 23
|
Kotak 24
|
Kotak 25
|
2.
Tabel
rekapitulasi hasil pengamatan dari 3 Plot
No
|
Species
|
Plot 1
|
Plot 2
|
Plot 3
|
Rata-rata
|
1
|
A
|
168
|
20
|
102
|
96.67
|
2
|
B
|
29
|
31
|
19
|
26.33
|
3
|
C
|
21
|
42
|
49
|
37.33
|
4
|
D
|
7
|
20
|
8
|
11.67
|
5
|
E
|
6
|
3
|
6
|
5
|
6
|
F
|
12
|
9
|
6
|
9
|
7
|
G
|
23
|
3
|
5
|
10.33
|
8
|
H
|
2
|
5
|
9
|
5.33
|
9
|
I
|
22
|
2
|
1
|
8.33
|
Jumlah
|
209.99
|
Menghitung parameter
vegetasi
1.
Kerapatan Species (D)
No
|
Jml individu/plot
|
hasil
|
Species a
|
99.67/1 m2
|
99.67/ m2
|
Species b
|
26.33/1 m2
|
26.33/ m2
|
Species c
|
37.33/ 1 m2
|
37.33/ m2
|
Species d
|
11.67/1 m2
|
11.67/ m2
|
Species e
|
5/1 m2
|
5/ m2
|
Species f
|
9/1 m2
|
9/ m2
|
Species g
|
10.33/1 m2
|
10.33/ m2
|
Species h
|
5.33/1 m2
|
5.33/ m2
|
Species i
|
8.33/1 m2
|
8.33/m2
|
2.
Kerapatan Relatif (DR)
Spesies A : 96.67/209.99
= 0.46 m2
Species B : 26.33/209.99 = 0.13 m2
Species C : 37.33/ 209.99 = 0.18 m2
Species D : 11.67/209.99 = 0.06 m2
Species E : 5/209.99 = 0,024 m2
Species F : 9/209.99 = 0,043 m2
Speseis G : 10.33/209.99 = 0,049 m2
Species H : 5.33/209.99 = 0,025 m2
Species I : 8.33/209.99 = 0,039m2
3.
Frekuensi Species (F)
Species A : 68/75 = 0,91
Species B : 28/75 = 0,37
Species C : 34/75 = 0,45
Species D : 18/75 = 0,24
Species E : 5/75 = 0,07
Species F : 10/75 = 0,13
Species G : 17/75 = 0,23
Species H : 10/75 = 0,13
Species I : 7/75 = 0,09
4.
Frekuensi Relatif (FR)
Species A :
0,91/2,62 = 0,35
Species B :
0,37/2,62 = 0,14
Species C :
0,45/2,62 = 0,17
Species D :
0,24/2,62 = 0,09
Species E :
0,07/2,62 = 0,03
Species F :
0,13/2,62 = 0,05
Species G :
0,23/2,62 = 0,09
Species H :
0,13/2,62 = 0,05
Species I :
0,09/2,62 = 0,03
Indeks Shanon-Weaver
HS = - ∑=
Pi ln Pi
HS = - ∑{(0,46
In 0,46)
+ (0,13
In 0,13)
+ (0,18
In 0,18)
+ (0,06
In 0,06)
+ (0,024
In 0,024)
+ (0,043
In 0,043)
+ (0,049
In 0,049)
+ (0,025
In 0,025)
+ (0,039
In 0,039)}
= - {(-0,357) + (-0,265) + (- 0,309) + (- 0,169) + (-0.089) + (- 0.135) +
(-0,148) + (-0,092) + (-0,127)}
=
- (- 1,691)
=
1,691
F.
Pembahasan
Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif
serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode
garis, metode tanpa plot dan metode kwarter.
Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat
berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya
bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas
minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan
terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi.
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis
struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesises yang
ada dalam komunitas dengan demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara
bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan
struktur komunitas.
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai
jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara
jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat
dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting.
Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena
keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil.
Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu
suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan
berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Untuk
variabel kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode
kuadrat adalah berdasarkan kelas kerapatan dan kelas kerimbunan. Sedangkan
frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam
sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang
dibuat (N), biasanya dalam persen (%).
Beberapa sifat yang terdapat
pada individu tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat – sifatnya
bila di analisa akan menolong dalam menentukan struktur komunitas. Sifat –
sifat individu ini dapat dibagi atas dua kelompok besar, dimana dalam
analisanya akan memberikan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan
(density), atau banyaknya (abudance). Dalam pengambilan contoh kuadrat,
terdapat empat sifat yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal
ini akan mempengaruhi data yang diperoleh dari sample. Keempat sifat itu
adalah :
1.
Ukuran petak.
2.
Bentuk petak.
3.
Jumlah petak.
4.
Cara meletakkan petak di lapangan.
Metode kuadrat menurut Weaver dan Clements (1938) kuadrat adalah daerah
persegi dengan berbagai ukuran. Ukuran tersebut bervariasi dari 1 dm2
sampai 100 m2. Bentuk petak sampel dapat persegi, persegi panjang
atau lingkaran.
Ada dua macam metode yang umum
digunakan :
1.
Point-quarter
Yaitu
metode yang penentuan titik-titik terlebih dahulu ditentukan disepanjanggaris
transek. Jarak satu titik dengan lainnya dapat ditentukan secara acak atau
sistematis. Masing-masing titik dianggap sebagai pusat dari arah kompas,
sehingga setiap titik didapat empat buah kuadran. Pada masing-masing
kuadran inilah dilakukan pendaftaran dan pengukuran luas penutupan satu pohon
yang terdekat dengan pusat titik kuadran. Selain itu diukur pula jarak antara
pohon terdekat dengan titik pusat kuadran.
2.
Wandering-quarter
Yaitu
suatu metode dengan cara membuat suatu garis transek dan menetapkan titik
sebagai titik awal pengukuran. Dengan menggunakan kompas ditentukan satu
kuadran (sudut 90°) yang berpusat pada titik awal tersebut dan membelah garis
transek dengan dua sudut sama besar. Kemudian dilakukan pendaftaran dan
pengukuran luas penutupan danjarak satu pohon terdekat dengan titik pusat
kuadran (Soegianto, 1994). Penarikan contoh sampling dengan metode-metode
diatas umumnya digunakan pada penelitian-penelitian yang bersifat kuantitatif.
Analisis vegetasi hutan
Lindung Aek nauli dalam kegiatan P3H dilakukan dengan metoda kombinasi antara
metoda jalur dan metoda garis berpetak dengan panjang jalur minimum adalah
12.500 m yang bisa terdiri dari beberapa jalur, tergantung kondisi di lapangan.
Di dalam metoda ini risalah pohon dilakukan dengan metoda jalur dan permudaan
dengan metoda garis berpetak (Onrizal & Kusmana, 2005).
Selanjutnya ukuran sub-petak
untuk setiap tingkat permudaan adalah sebagai berikut:
(a)
Semai dan tumbuhan bawah : 2 x 2 m.
(b)
Pancang : 5 x 5 m.
(c)
Pohon : 10 x 10 m.
Menurut Weaver dan Clements
(1938) kuadrat adalah daerah persegi dengan berbagai ukuran. Ukuran tersebut bervariasi
dari 1 dm2 sampai 100 m2. Bentuk petak sampel dapat persegi, persegi panjang
atau lingkaran.
Metode kuadrat juga ada
beberapa jenis:
1.
Liat quadrat
Spesies di luar petak sampel dicatat.
2.
Count/list count
quadrat
Metode ini dikerjakan dengan menghitung
jumlah spesies yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam
petak. Jadi merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
3.
Cover quadrat
(basal area kuadrat)
Penutupan relatif dicatat, jadi persentase
tanah yag tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa
area (penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total
basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan
penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman. Cara umum untuk mengetahui
basal area pohon dapat dengan mengukur diameter pohon pada tinggi 1,375 meter
(setinggi dada).
4.
Chart quadrat
Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut
Pantograf. Metode ini ter-utama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi
vegetasi dan menentukan letak tiap- tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu
rapat. Alat yang digunakan pantograf dan planimeter. Pantograf diperlengkapi
dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam pantograf
yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti
dengan jarumnya (Wahyu,2009).
Keanekaragaman
tumbuhan adalah keanekaragaman makhluk
hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu
daerah. Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati,
yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya
terhadap morfologi organisme. “ Tidak ada dua individu yang sama
persis”. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi organism dari spesies yang sama
atau keanekaragaman spesies. Lingkungan atau faktor eksterna; seperti makanan,
suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor
menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip
suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil
interaksi antara genotip dengan lingkungannya. Baik hewan maupun tumbuhan juga
mempunyai variasi yang tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan
ciri khan lainnya.
Keanekaragaman tumbuhan yang berada di dekat fakultas
Pertanian dominasi tumbuhan rerumputan. Pada plot 1 ditemukan species A
berjumlah 168,
species B berjumlah 29, species C 21, species D 7, species E 6, species F 12, species G 23, spesies H 2, spesies I 22. Pada plot 2 ditemukan species A 200, species B 31, species C 42, species D 20, species E 3, species F 9, species G 3, species H 5, species I 2. Sedangkan pada plot 3 ditemukan
species A 102,
species B 14,
species C 4,
species D 8,
species E 6,
species F 6 ,species G 5, spesies H 9, spesies I 1.
Maka dapat dirata-ratakan dengan jumlah hasil dari
penjumlahan plot1, plot 2, dan plot 3 berjumlah 244.
Berdasarkan data yang di peroleh
dari ketiga plot tersebut vegetasi rumput pada spesies A terdapat paling banyak
di antara vegetasi yang lainnya, sedangkan vegetasi spesies I menunjukan data
yang paling sedikit. Ini menujukan data yang plin banyak pada luas habitat
sebenarnya terdapat sangat banyak di habitat aslinya.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di dekat
fakultas pertanin terdapat beberapa jenis spesises rerumputan. Keanekaragaman tumbuhan
yang ada disana cukup baik sehingga dikatakan stabil karena HS = 1,691
menunjukan lebih besar dari 1 dan kurang dari 3,322. Hali ini telah di hitung
berdasarkan data yang didapat dengan mengunakan rumus indeks shanon-weaver
dengan nilai 1,691 yang menunjukan bahwa keanekaragaman tumbuhannya sedang atau
cukup baik.
DAPTAR PUSTAKA
Ali Iqbal. 2008. “Anveg Metoda Kuadrat”. [Online]. Tersedia http://iqbalali.com/2008/02/27/anveg-metode-kuadrat/.
[25 Mei 2013]
Maulana Farhan Hardi. 2011. “Analisis Vegetasi Metode
Kuadrat”. [Online]. Tersedia : http://farhan-knowledge619.blogspot.com/2012/04/analisis-vegetasi-metode-kuadrat.html.
[25 Mei 2013].
1 komentar:
Bagaimana cara pengukuran keanekaragaman hayati yang mudah dan gampang dikerjakan
Posting Komentar