LAPORAN PRAKTIKUM
Kromatografi
pada ekstrak wera putih
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Praktikum Mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan
Penulis :
Ferry Dwi Restu Hendra
Ferry Dwi Restu Hendra
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
KROMATOGRAFI KERTAS EKSTRAK DAUN WERA PUTIH
A.
TUJUAN
Memisahkan zat-zat
warna pada daun suatu tumbuhan
B.
LANDASAN TEORI
Kromatografi
berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna dan ‘Graphos’ yang
berarti menulis. Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sederhana.
Kromatografi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan komponen dalam
sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan diantara dua fasa yaitu fasa
diam dan fasa gerak. Fasa diam berupa padatan atau cair yang dilapiskan pada
padatan atau gel. Pada pemisahan ini senyawa-senyawa yang akan dipisahkan
ditempatkan dalam sistem yang bergerak mengalir melalui suatu sistem yang diam,
dan selama pengaliran fasa gerak
akan terjadi pelarutan, adsorpsi dan penguapan.
Pada prinsipnya
semua cara pemisahan kromatografi mengalami proses yang sama yaitu adanya
distribusi komponen-komponen dalam fasa diam dan fasa gerak dengan memanfaatkan
perbedaan-perbedaan sifat-sifat fisik komponen yang akan dipisahkan (Mulja,
1995). Perbedaaan sifat tersebut di antaranya :
• Kelarutan yang berbeda terhadap suatu
pelarut
• Sifat untuk bertaut (adsorpsi) yang berbeda satu sama lain dengan suatu serbuk bahan padat
• Sifat untuk bertaut (adsorpsi) yang berbeda satu sama lain dengan suatu serbuk bahan padat
• Sifat dapat menguap pada temperatur yang
berbeda satu sama lain
Berdasarkan asas
terjadinya proses pemisahan maka kromatografi dibedakan menjadi 4, yaitu :
1.
Kromatografi dengan asas adsorpsi
Kromatografi
jenis ini menggunakan fasa diam padat dan fasa gerak cair atau gas. Pemisahan
komponen-komponennya akan sangat bergantung pada perbedaan polaritas molekul-molekul yang
akan dipisahkan.
2.
Kromatografi dengan asas partisi
Kromatografi
jenis ini memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair. Pemisahan
komponen-komponen akan sangat tergantung pada perbedaan Kd (Koefisien
distribusi) molekul-molekul yang dipisahkan.
3. Kromatografi dengan asas filtrasi
3. Kromatografi dengan asas filtrasi
Kromatografi
jenis ini memakai fasa padat yang mempunyai sifat filtrasi terhadap komponen
yang mempunyai massa molekul relatif (Mr) yang tinggi dan fasa padat tersebut
dimiliki oleh gel atau sejenisnya sedangkan fasa geraknya adalah cairan.
Kromatografi dengan dasar filtrasi ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk
(struktur dan ukuran molekul).
4.
Kromatografi dengan asas suhu kritik.
Pada dasarnya merupakan pengembangan dari kromatografi gas, sebagai fasa
mobil dipakai CO2 dalam keadaan superkritik.
Secara teori,
pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh jika fase diam mempunyai
luas permukaan sebesar-besarnya sehingga terjadi keseimbangan yang baik antara
fase gerak dan fase diam. Persyaratan kedua agar pemisahan baik adalah fase
gerak bergerak dengan cepat sehingga difusi yang terjadi sekecil-kecilnya.
Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, maka penjerap atau fase diam
harus berupa serbuk halus. Sedangkan untuk memaksa fase gerak bergerak cepat
melalui fase diam yang berupa serbuk halus, harus digunakan tekanan tinggi.
Persyaratan tersebut menghasilkan teknik high pressure liquid chromatography,
yang selanjutnya lebih dikenal sebagai high performance liquid chromatography
(HPLC) atau kromatografi cair kinerja tinggi (Gritter et al., 1991).
Kromatografi
kertas
Mekanisme
pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada
kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring,
yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang
kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam
pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Bisa
menggunakan: air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat
digunakan.
Kromatografi
kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar.
Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam
air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino
adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal
abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi
mereka.
Kimiawan Inggris
Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang
menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat
campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena
kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang
teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai
ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal
sepanjang jarak tertentu. Dari nilai Rf, masing-masing asam amino
diidentifikasi.
Jenis
Kromatografi Kertas
1. Kromatografi kertas satu arah
Dalam
kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase
gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Sampel tinta diteteskan
pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna
larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di
teteskan pada garis yang sama.
Kertas
digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut
yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah
garis pada bercak diatasnya. Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara
bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan
bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah wadah.
Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas
kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan
uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada
kertas.
2. Kromatografi kertas dua
arah
Kromatografi
kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan substansi
yang memiliki nilai Rf yang sangat serupa. Waktu ini kromatogram dibuat dari
bercak tunggal dari campuran yang ditempatkan ke depan dari garis dasar.
Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan sesudah sampai pelarut
mendekati bagian atas kertas.
Sangat menarik
untuk mencoba menjelaskan kromatografi kertas dalam kerangka bahwa
senyawa-senyawa berbeda diserap pada tingkatan yang berbeda pada permukaan
kertas. Dengan kata lain, akan baik menggunakan beberapa penjelasan untuk
kromatografi lapis tipis dan kertas. Kompleksitas timbul karena serat-serat
selulosa beratraksi dengan uap air dari atmosfer sebagaimana halnya air yang
timbul pada saat pembuatan kertas. Kertas sebagai serat-serat selulosa dengan
lapisan yang sangat tipis dari molekul-molekul air yang berikatan pada
permukaan.Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting selama
pengerjaan kromatografi kertas.
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Suntikan
2.
Tabung reaksi
3.
Kertas Saring / hisap
4.
Ekstrak wera Putih
5.
Larutan Aseton & ether
D.
CARA KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Mengambil ekstrak wera putih
dengan menggunakan suntikan
3.
Meneteskan wera putih pada kertas
saring yang sudah disediakan
4.
Melakukan hal tersebut selama
beberapa kali (dua jam) sampai tetesan ekstrak wera putih tersebut menjadi tebal (warnanya menjadi hijau dan
terlihat bulat)
5.
Setelah itu, memasukkan wera putih
pada kertas saring kedalam larutan aseton & eter
6.
Mengamati perubahan warna yang
terajdi
E.
HASIL PENGAMATAN
Keterangan gambar:
Kertas hisap yang
telah ditetesi ekstrak daun wera
Keterangan gambar
Kertas hisap yang baru dimasukan kedalam larutan aseton dan ether
Keterangan gambar
Setelah dicelupkan kedalam larutan aseton dan ether
F.
PEMBAHSAN
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai pemisahan zat-zat warna
pada daun tumbuhan wera putih (menggunakan daun yang sangat tua karena banyak
mengandung klorofil) secara kromatografi. Kromatografi digunakan untuk
memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Adapun
kromatografi yang digunakan adalah kromatografi kertas karena menggunakan
kertas saring Whatman No.9. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam
(berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan
atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen
dari campuran bersama-sama. Mekanisme
pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada
kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring,
yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang
kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam
pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Bisa
menggunakan: air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat
digunakan. Dimana jenis kromatografi yang digunakan adalah Kromatografi kertas satu arah.
Dimana fase diam
adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai.
Untuk
melarutkan klorofil digunakan petroleum ether karena klorofil tidak larut dalam
air. Setelah ekstrak didapatkan, estrak diteteskan pada kertas kromatografi
dengan menggunakan pipet mikrometer setetes demi setetes hingga berwarna hijau
pekat. Namun sebelum itu, ujung kertas dibuat bentuk segitiga dan pada bagian
tengahnya diberi tanda titik kecil sebagai bagian dalam penetesan ekstrak. Tunggu ekstrak daun tersebut kering. Setelah
itu, kertas dimasukkan ke dalam tabung reaksi yag telah di didi larutan ether dan tabung ditutup agar tidak ada udara yang masuk. Alasan untuk
menutup tabung adalah untuk meyakinkan bahwa udara dalam tabung terjenuhkan
dengan uap pelarut. Penjenuhan udara dalam tabung dengan uap menghentikan
penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas. Setelah kertas yang beisis ekstrak di masukan,
pelarut akan naik melalui kertas isap tersebut. Setelah pergerakan air
menyentuh warna dari ekstrak tadi, maka akan terbentuk spektrum warna yang di
akibatkan aadanya ether yang menyentuh ekstrak daun tadi. Sehingga terlihatlah
pigme warna. Fungsi dari setiap pigmen adalah sebagai sistem antena yang menyerap dan mengantarakan
energi tereksitasi (aktif). Adapun pigmem warna yang dimaksud adalah
1.
Klorofil a berperan secara
langsung dalam reaksi terang fotosintesis, yang mengubah energi matahari
menjadi energi kimiawi. Dengan
rumus kimia Klorofil a {C55H72O5N4Mg}
2.
Klorofil b merupakan pigmen lain
dalam membrane tilakoid yang dapat menterap cahaya dan mentransfer energinya ke
klorofil a, yang kemudian mengawali reaksi terang. Adapun rumus kimianya : Klorofil
b {C55H70O6N4Mg}.
3.
Xantofil adalalah suatu pigmen
yang membantu dalam penerimaan sinar. Adapun rumus imianaya adalah : Xantofil
{C40H54(OH)2}.
Aseton dan ether yang digunakan dalam praktikum ini adalah pelarut klorofil, karena
kloroil tidak dapat larut dalm air.
G.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, zat-zat warna yang didapatkan
dalam tumbuhan daun wera putih adalah Klorofil a (hijau tua), Klorofil b (hijau
muda), Xantofil (kuning). Untuk
melarutkan khlorofil digunakan ether sebaagai pelarut, hal ini di karenakan
khlorofil tidak dapat larut dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Dnabio.
(2011). Kromatografi.[online].
Tersedia : http://dnabio71kromatografi.blogspot.com/. [15 januari 2013]
Fairuz.
(2012). Kromnatografi kertas.
[online]. Tersedia : http://fairuz-juwel.blogspot.com/2012/06/kromatografi-kertas.html.
[15 januari 2013].
0 komentar:
Posting Komentar