FERMENTASI RAGI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum
Fisiologi Tumbuhan
Penulis
:
Ferry Dwi Restu Hendra
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
FERMENTASI RAGI
- . Tujuan
Menentukan zat apa yang
dihasilkan pada proses fermentasi ragi
- Landasan Teori
Pada awalnya produk
metabolisme jasad renik berasal dari reaksi kimia dalam lintasan metabolisme
jasad renik, dan dari situ mereka mendapat energi. Misalnya, lintasan glikolisa
etanol untuk menghasilkan minuman alkohol, karbondioksida untuk membuat roti
mengembang, dan asam laktat untuk pengawet makanan asam organik lain, seperti
asam-asam asetat, propionat, dan sitrat, barulah bisa diketahui sebagai hasil
metabolisme jasad renik menjelang abad ke-19. Dan pada awal ke-20 bahan-bahan
organik lain ditemukan sebagai hasil metabolisme energi mikroba.
Kebanyakan mikroba yang melakukan metabolisme secara anaerobik dapat menghasilkan etanol. Tetapi
banyak diantaranya yang tidak dapat menghasilkan banyak alkohol, karena
kebanyakan diantaranya tidak dapat toleran terhadap efek beracun alkohol pada
membran sel.
Namun beberapa mikroba dapat
menimbun alkohol dalam konsentrasi tinggi. Menurut
sejarah, mikroba yang banyak dipakai untuk ini adalah ragi, Saccharomyces
cerevisiae, yang dapat memproduksi etanol dengan konsentrasi sebesar 18%
dari cairan fermentasi. Ragi ini dapat berbiak, baik dalam gula sederhana
seperti glukosa, maupun dalam gula disakarida, yaitu sukrosa atau gula pasir.
Saccharomyces cerevisiae pada umumnya juga dikenal aman
sebagai bahan makanan tambahan yang dikonsumsi manusia, karena
itu ideal untuk memproduksi minuman yang mengandung
alkohol, dan untuk membuat adonan roti.
Adakalanya pembebasan energi terjadi tanpa peran oksigen
bebas. Salah satu contoh adalah fermentasi oleh ragi dalam proses pemecahan
karbohidrat.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa
contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam
fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol
lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi
asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada
jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa
(C6H12O6) yang merupakan
gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan
digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan : 118 kJ per
mol)
Dijabarkan
sebagai :
Gula
(glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
(ATP)
- Alat dan Bahan
1.
Alat :
a.
Sumbat gabus /
karet
b.
Pipa kaca berlubang
huruf U dan L
c.
Tabung erlemeyer
d.
Beaker glass
e.
Pengaduk
f.
Pipet
g.
Thermometer
2.
Bahan :
a.
Glukosa / sukrosa (10
gram)
b.
Aquadest (100 ml)
c.
Air kapur / Ca(OH)2
d.
Phenolpthealin
e.
Ragi (3 gram)
- Cara Kerja
1.
Merebus aquadest sebanyak 100 cc =
100 ml sampai suhu 50°C.
2.
Melarutkan 10 gram glukosa ke dalam 100 cc air, kemudian
memasukkan ragi sebanyak ± 3 gram setelah air sampai pada suhu 38°C.
3.
Memasukkan larutan di atas ke dalam tabung A dan pada tabung B
memasukkan larutan kapur dan beberapa tetes phenolptealin.
4.
Menyusun perangkat alat seperti pada contoh.
5.
Mengamati keadaan pada tabung A dan tabung B.
- Hasil Pengamatan
Gambar 1.1
Gambar 1.2
|
Gambar 1.3
|
Gambar
1.4
|
Gambar 1.5
Gambar 1.6
|
Gambar 1.7
- Pembahasan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa
contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam
fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol
lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi
asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada
jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa
(C6H12O6) yang merupakan
gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan
digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan : 118 kJ per
mol)
Dijabarkan
sebagai :
Gula
(glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
(ATP)
Dari hasil praktikum bahwa Setelah dilakukan percobaan pada kedua tabung tersebut terjadi
suatu reaksi dari ragi yang dicampur dengan glukosa. Pada tabung
A terjadi reaksi yang mengakibatkan terdapatnya gelembung-gelembung
busa yang semakin lama semakin mengembang dan memenuhiruang tabung A. Gelembung -
gelembung busa yang semakin mengembangkan tersebut
mengakibatkan larutan glukosa semakin berkurang. Pada tabung B terjadi gelembung-gelembung gas pada air kapur
yang semakin lama semakin cepat prosesnya, dan air kapur yang terdapat dalam
tabung B volumenya tetap juga terdapat perubahan warna yang awal mulanya
berwarna merah muda lama kelamaan menjadi bening dan keputihan.
Pada awal suhunya adalah 50°C, setela itu
temperatur di dimakan sehinga menurun menjadi 38°C. hal ini dilakukan karena mikro organisme tersebut tidak
dapat hidup dalam suhu 50 °C ke atas. Mikroorganisme mempunyai temperatur
maksimal, optimal, dan minimal untuk pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk
yeast berkisar antara 25-30 °C dan temperatur maksimal antara 35-47 °C.
Reaksi yang terjadi pada
larutan air kapur yang telah ditetesi phenolpthealin yang teramati diakhir percobaan
adalah larutan yang semula berwarna merah muda menjadi bening. Air kapur berfungsi untuk mengikat CO2. Larutan pada botol A berbau
asam seperti bau tapai yang disebabkan oleh C2H5OH. Hal ini
terjadi karena adanya reaksi Reaksi Ca(OH)
Ca(OH)2+CO2 → CaCO3+H2O
- Kesimpulan
Fermentasi adalah proses peragian atau proses penguraian
makanan oleh jamur dan bakteri yang berlangsung dalam keadaan anaerob (tidak
memerlukan oksigen dari udara bebas) dengan bantuan enzim. Selain itu
fermentasi juga berarti pemecahan senyawa organik oleh mikroba yang berlangsung
dalam suasana anaerob dengan menghasilkan energi.
Setelah terjadinya reaksi fermentasi pada tabung A terdapat bau yang
bila di cium baunya seperti bauu tapai, ini berasal dari tabung B yag melakukan
proses fermentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
(2011). Fermentasi. [online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi.
[15 januari 2013]
Melvina Valencia. [2002]. Fermantasi Ragi.
Online tersedia di :
[15
januari 2013]
Meirisda Delatina. [2011]. Fermentasi.
Online tersedia di:
[15 januari 2013]
0 komentar:
Posting Komentar