PEWARNAAN TAHAN ASAM
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktikum Mikrobiologi
FerryDwi Resru Hendra
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
PEWARNAAN TAHAN ASAM
A.
Tujuan
1. Mempelajari
dan mengenal cara pewarnaan tahan asam.
2. Melihat
bentuk bakteri tahan asam dan tidak tahan asam.
B.
Landasan
teori
Bakteri
tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin
basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci
dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram
dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah
itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras
(biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan
beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan
berwarna sesuai warna kontras.
Mycrobakteria
adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun
tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna
(deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam.
Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel
merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm.
Pada
perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen. Mycobakteria tidak dapat
diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif.
C.
Alat
dan Bahan
Alat :
1. Mikroskop
2. Lampu
spirtus
3. Kaca
objek
4. Kaca
sediaan
5. Kertas
hisap
6. Jarum
inokulasi/ose
Bahan
:
1. Biakan
murni dari B. Substilis dan E. Coli
2. Zat
warna :
a. Safranin
b. Metilen
blue
3. H2SO4
25%
D.
Cara
Kerja
1. Menyiapkan
2 buah kaca objek yang bersih.
2. Membuat
film.
3. Fiksasi.
4. Memberikan
zat warna utama safranin.
5. Fikasasi.
6. Mendinginkan,
kemudian cuci dengan air mengalir.
7. Mencuci
dengan H2S04 sampai larutan pencucinya tidak berwarna
lagi dan biarkan sampai kering.
8. Setelah
agak kering meneteskan metilen blue 1-2 menit.
9. Membuang
kelebihan zat warna.
10. Membilas
dengan air mengalir dan keringkan.
11. Mengamati
di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 X 100. Bakteri “acid fast” berwarna merah dan “
non acid fast” berwarna biru.
E.
Hasil
Pengamatan
1. Hasil
pengamatan bakteri E.Coli
Pembesaran 10x
Pembesaran
40x
2. Hasil
pengamatan bakteri B. Substilis
Pembesaran 10x
Pembesaran
40x
F.
Pembahasan
Adakalanya,
setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci
dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Akan tetapi ada juga preparat
yang tahan asam encer, misalnya bakteri-bakteri TBC dan basil-basil berspora.
Maka dapat dikatakan bahwa itu adalah bakteri tahan asam. Ini merupakan cirri
khas bagi suatu spesies.
Untuk
menetukan sifat bakteri yang termasuk bakteri tahan asam dan bakteri tidak
tahan asam harus diwarnai dengan pewarnaan khusus. Pada umumnya, bakteri tahan
asam merupakan bakteri yang lapisan paling luar selnya terdiri dari lapisan
lilin, sehingga menyebabkan zat warna sukar masuk ke dalam sel bakteri.
Untuk
mewarnainya maka lapisan lilin pada sel itu harus dihilangkan, yaitu dengan cara
pemanasan yang dimaksudkan supaya lilinnya meleleh, sehingga sel tersebut bias
dengan mudah menerima zat warna. Selain sukar menerima zat warna, bakteri than
asam juga sukar menyerap bahan penghilang zat warna (pencuci), sehingga
walaupun dicuci dengan larutan asam encer, sel bakteri ini akan tetap mengikat
zat warna yang telah masuk. Sedangkan hasil bakteri yang telah didapat menyerap
biru saja, ini berarti bakteri merupakan bakteri tidak tahan asam.
Bakteri
tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin
(fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air)
meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Bakteri
tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai
karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang
terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai
60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium
tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis,
dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang
dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga
digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium
tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Pewarnaan
Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan
Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan
asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu
dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna
merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat
(alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat,
sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Uji bakteri
tahan asam (BTA) pada praktikum kali ini menggunakan prosedur pewarnaan Ziehl
Neelson yaitu dengan memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan
methylen blue. Bakteri
genus mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya
mengandung banyak zat lipoid (lemak) sehingga bersifat permiable dengan
pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadapa
pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk
membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan tahan asam
menggunakan larutan ziehl-Neelsen A (cat karbol fuchsin), Ziehl-Neelsen B
(alkohol asam :HCL 3% dalam metanol 95%) dan ziehl –neelsen C (cat biru
metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri tahan asam akan berwarna merah
dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.
G.
Kesimpulan
Adakalanya,
setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci
dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Akan tetapi ada juga preparat
yang tahan asam encer, misalnya bakteri-bakteri TBC dan basil-basil berspora.
Maka dapat dikatakan bahwa itu adalah bakteri tahan asam. Ini merupakan cirri
khas bagi suatu spesies.
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan
tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri
lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat
mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan
alkohol asam. Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri
yang tidak tahan asam karena larutan pemucat akan melakukan fuksin karbol
dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna.
DAFTAR
PUSTAKA
Jutono,
dkk. (1980). Pedoman Praktikum
Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Departemen
Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM. [25 Oktober 2012]
Lay,
B. W. (1994). Analisis Mikroba di
Laboratorium. Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada. [25 Oktober 2012]
anonim. (2012). pewarnaan bakteri tahan asam. [online]. tersedia : http://analisbantul.blogspot.com/2012/09/pewarnaan-bta-bakteri-tahan-asam.html. [ 15 januari 2013].
0 komentar:
Posting Komentar