Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Ekologi
Hewan
KELOMPOK 8
KELAS 3B
Risa
cucu cintawati 102154051
Usep supriadi
102154052
Ferry dwi restu hendra 102154060
Tri karina
febriani 102154069
Irma rismayanti 102154084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
KERAPATAN POPULASI
A. Tujuan
Menghitung
kerapatan populasi tanah.
B. Teori Dasar
Populasi didefinisikan sebagai kelompok kolektif
organisme-organisme dari spesies yang sama (atau kelompok-kelompok lain dimana
individu-individu dapat bertukar informasi genetik) yang menduduki ruang atau
tempat tertentu. Untuk mengetahui struktur populasi, antara lain diperlukan
informasi mengenai kerapatan populasi.
Kerapatan populasi
adalah besarnya populasi dalam satuan ruang. Umumnya dinyatakan dalam jumlah
individu atau biomasa populasi perasatuan areal atau volume, misalnya 100 pohon
per hektar, 5 juta diatome per kubik air atau 2 kg ikan per meter persegi
permukaan air. Biomasa dapat dinyatakan dalam dinyatakan dalam biomasa basah
atau kering. Kerapatan dapat pula dinyatakan sebagai jumlah individu per waktu,
misalnya jumlah burung yang terlihat per jam.
Pengaruh populasi
terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya bergantung pada jenis apa dari
organisme yang terlibat, akan tetapi juga tergantung kepada jumlahnya dengan
perkataan lain kerapatan populasinya.
Menghitung populasi
dalam satu komunitas terdapat beberapa metoda, antara lain metoda menghitung
langsung, kyadrat dan pit fall trap ,
tergantung pada jenis hewan dan komunitasnya. Pada praktikum kali ini akan
dicoba menghitung jumlah hewan tanah, air dan hewan yang terbang.
1 .Alat :
Corong
Barlese-Tullgren dilengkapi dengan lampu
2.
Bahan-bahan
:
a.
Air
100 ml
b.
Alkohol
76% 20-40 ml
D.
Cara
Kerja
1.
Memilih
komunitas yang akan diamati
2.
Mengambil
tanah atau serasa secukupnya. Mencatat kondisi lingkungan
3.
Menimbang
4.
Meletakkan
sampel dalam corong, usahakan waktu dari lapangan ke laboratorium untuk
disimpan dalam corong tidak lebih dari 3 jam
5.
Sumber
panas (lampu) dapat memaksa hewan dan turun kedalam botol koleksi
6.
Proses
ekstraksi dilakukan selama 5 hari (rabu-senin)
7.
Mengdentifikasi,
metoda yang digunakan untuk mengekstraksi Arthropoda tanah, seperti Acarina,
Colembolla, Isopoda dan Coleoptera.
E.
Hasil Pengamatan
Tabel
1 : jumlah hewan tanah di perum batara blok N no 5, dengan cara ekstrasi tanah Barlese-Tullgren
No
|
Nama Takson
|
Jumlah
|
1
|
Tidak ada
|
-
|
2
|
Tidak ada
|
-
|
3
|
Tidak ada
|
-
|
4
|
Tidak ada
|
-
|
5
|
Tidak ada
|
-
|
6
|
Tidak ada
|
-
|
Tabel
2 : kerapatan hewan tanah, di perum batara blok N no 5, dengan
cara ekstrasi tanah
No
|
Nama Takson
|
Kerapatan
|
1
|
Tidak ada
|
-
|
2
|
Tidak ada
|
-
|
3
|
Tidak ada
|
-
|
4
|
Tidak ada
|
-
|
5
|
Tidak ada
|
-
|
6
|
Tidak ada
|
-
|
F. Pembahasan
Populasi adalah kumpulan individu
dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa
individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi,
namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau
pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu
yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan
perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan
sebagai satu kelompok yang disebut populasi
Dalam penyebarannya
individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan
kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan
kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca
yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk
melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara
terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa
terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional
Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Jika isolasi
geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan
pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain
bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi
di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi
yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.
Ciri-Ciri Dasar Populasi
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :
ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu
pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya
sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan
lainnya.
1.ciri- ciri biologi
Seperti
halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
a. Mempunyai struktur dan organisasi
tertentu, yang si fatnya ada yang
konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan
(lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati)
c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan
memberikan respons terhadap perubahan lingkungan
d. Mempunyai hereditas
e. Terintegrasi oleh faktor- faktor
hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam
hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi.
Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan
keturunanuntuk waktu yang lama.
2. ciri- ciri statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri
kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil
perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran
besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti
natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran (agihan, struktur) umur
c. Komposisi genetik (“gene pool” =
ganangan gen)
d. Dispersi(sebaran individu intra populasi
Kerapatan
populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang
(area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu
dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium
lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300
individu keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar
luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu daun) per daun.
Pengaruh
populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada
jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau
kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar dari
kerapatan ekologi( kerapatanspesifik.
Kerapatan
kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan
kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar- benar
(sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik (kutu daun)
per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per daun,
Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu
hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak(absolut) dan kerapatan
nisbi( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per
satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi hal itu tidak diperoleh,
melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau
sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).
Pengukuran kerapatan populasi
kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan sample (sampling).
a.
Kerapatan mutlak
Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:
1) Pencacahan Total (perhitungan
menyeluruh)
metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk
mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi. Metode
ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya
menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan
untuk menentukan populasi hewan yang berjalan lambat, misalnya
jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain
2) Metode Sampling (cuplikan)
pada
metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu
proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk
membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi. Pemakaian metode ini
bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena
itu bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik .beberapa metode
pencuplikan yang digunakan antara lain:
Parameter Utama Populasi
1.
Natalitas
Merupakan
kemampuan populasi untuk bertambah atau untukmeningkatkan jumlahnya, melalui
produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui
aktifitas perkembangan.
Laju
natalitas: jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.
Ada
dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
a. fertilitas
tingkat
kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi
rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah
anak yang dilahirkan.
b. fekunditas
tingkat
kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.
Dalam ekologi dikenal dua macam
natalitas yaitu: 1.natalitas maksimum= n. mutlak (absolut)=n. 2. natalitas
ekologi= pertambahan populasi dibawah kondisi lingkungan yang spesifik atau
sesungguhnya.
2.
Mortalitas
Menunjukkan
kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
a.
mortalitas
ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya
individu
dibawah kondisi lingkungan tertentu.
b.
mortalitas
minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan yang ideal,
optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
3.
Emigrasi,
imigrasi dan migrasi.
Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
Emigrasi : perpindahan keluar dari area
suatu populasi.
Imigrasi : perpindahan
masuk ke dalam suatu area populasi dan mengakibatkan meningkatkan
kerapatan
Migrasi : menyangkut
perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.
G. Tugas
Soal
1.
Ada
berapa kerapatan hewan tanah?
2.
Bagaimana
kondisi lingkungan?
3.
Apa
hubungan antara kondisi lingkungan dan kerapatan hewan tanah?
Jawaban
1.
Tidak
ditemukan hewan tanah
2.
Kondisi
lingkungannya kering dan tekstur tanahnya keras
3. Lingkungan biotik maupun abiotik dan kondisi lingkungan
yang baik akan menunjang kelangsungan hidup suatu makhluk hidup dalam mendiami
suatu habitat tertentu. Semakin baik kondisi lingkungan semakin banyak
kerapatan populasi yang ada di habitat tersebut. Kondisi tersebut akan
mendukung terciptanya rantai makanan dan jaring-jaring makan yang baik di
habitat tersebut.
fauna tanah
dalam melakukan aktivitas hidupnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor
lingkungan, baik faktor abiotik maupun biotik dimana dia berada (hidup),
seperti kondisi-kondisi fisik, kimia, biotis,dan ketersediaan makanannya, serta
cara pengelolaan tanah yang secara umum dapat mempengaruhi populasi fauna
tanah, baik kahadiran, penyebaran, kelimpahanmaupun keanekaragaman spesiesnya.
H. Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan yang kami lakukan pada percobaan corong
barlese-tullgren tidak ditemukan adanya hewan yang masuk kedalam botol yang berisi campuran
alkohol dan air. Kami menganalisis bahwa hal ini terjadi akibat kondisi tanah
dan lingkungan yang kering sehingga tidak mendukung percobaan kami mengenai
kerapatan populasi pada wilayah yang kami lakukan.
Akibatnya kondisi lingkungan yang kering tersebut tidak baik bagi kelangsungan
hidup makhluk hidup. Semakin baik
kondisi lingkungan semakin banyak kerapatan populasi yang ada di habitat
tersebut. Kondisi yang baik tersebut akan mendukung terciptanya rantai makanan dan
jaring-jaring makan yang baik di habitat tersebut, oleh karena
itu kelangsungan hidup makhluk hidup dapat terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.dinamika populasi.tersedia : http://praycorp.blogspot.com/2011/03/dinamika-populasi.html
Anonim.populasi.tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Populasi
Kholisabdullah.2011.populasi.tersedia : http://kholisabdullah.wordpress.com/2011/10/09/populasi/
Anonim.ekologi laporan makro fauna tanah.
Terseddia di : http://www.scribd.com/doc/88386382/Ekologi-Laporan-Makrofauna-Tanah
0 komentar:
Posting Komentar